"Eeuuggh" terdengar suara lenguhan dari seorang pemuda dan dengan perlahan mata sang pemuda mengerjap pelan dan perlahan
membuka matanya.
"Sayang kamu sudah sadar nak, Asheyra cepat panggil dokter adikmu sudah sadar." Pekik wanita paruh baya itu kepada sang putri.
"Baik Ma," kata gadis yang usianya hanya satu tahun diatas pemuda tadi.
"ternyata aku masih hidup, kenapa tidak mati saja sih Tuhan. Tapi siapa Ibu ini, kenapa dia menangis di sampingku." gumam sang pemuda yang tak lain adalah Arsenio, telinga Arsenio masih berdenging dari saat sadar tadi, sehingga Arsenio tidak terlalu mendengar suara wanita paruh
baya yang menangisinya tadi.
Beberapa saat seorang dokter dan
beberapa perawat datang dan
memeriksa keadaan Arsenio.
"Apa kamu ingat siapa namamu
nak?" Tanya sang Dokter paruh baya.
"Arsenio" jawab Arsenio singkat.
"Apakah kamu tahu siapa
mereka?" Tanya sang Dokter.
"Mereka siapa?" Tanya Arsenio
penasaran.
"Apa kamu tidak mengenal
mereka?" lanjut sang dokter. Arsenio masih menggelengkan kepalanya.
Sedangkan dua wanita beda usia
tadi langsung menangis mendengar
bahwa putra dan adik kesayangan
mereka sama sekali tidak
mengingatnya.
"Kenapa dengan putra saya
Dokter?" Tanya sang Ibu sendu, saat
ini sang Ibu sedang berada di ruang
kerja dokter putranya.
"Kemungkinan putra Ibu
mengidap amnesia retrogade, yaitu
sejenis amnesia yang mempengaruhi
ingatan masa kini, masa lalu seperti
ingatan masa kecil juga ikut
terdampak. Orang pengidap amnesia
ini dapat kehilangan seluruh
ingatannya atau hanya sebagian.
Tergantung dengan kerusakan otak."
Jawab sang dokter.
"Apa ingatan putra saya bisa
kembali dok?" Tanya sang Ibu dengan
cemas.
"Tergantung dengan kerusakan
otak putra anda nyonya, kami harus
memeriksanya lebih lanjut untuk
dapat mengetahuinya." Jawab sang
Dokter.
"Terimakasih dokter." Sang Ibu
akhirnya keluar dari ruangan dokter
dan kembali di mana ruangan
putranya dirawat.
Sedangkan di kamar rawat Arsenio
melihat gadis di depannya dengan
penasaran.
Asheyra masih diam tidak
mengeluarkan suaranya, tangannya
meraih sebuah bubur yang barusan
diantar oleh suster dan menyuapi
sang adik.
Sedangkan Arsenio tidak kuasa
untuk menolak, jujur saja perutnya
memang merasa sangat lapar. Ada
perasaan hangat yang mengalir pada
diri Arsenio saat ini, kerana sudah lama
sekali tidak ada yang memperhatikannya apalagi saat sakit. Setelah bubur nya habis akhirnya Asheyra buka suara.
"Kamu tidak mengenali kakak
Ar?" tanya Asheyra.
"Anda siapa?" tanya balik Arsenio.
'cewek ini cantik juga, pasti di
sekolahnya menjadi primadona.'
gumam Arsen dalam hati.
"Kenapa bicara mu formal sih Ar,
aku ini Kak asheyra Kakak kamu." Kata
Asheyra.
"Tapi saya tidak mempunyai
Kakak. Dan saya tidak mengenal anda."
Jawab Arsenio lagi dengan bingung.
Asheyra kemudian mengeluarkan
hp nya dan memperlihatkan foto selfi
mereka berdua.Axelio melihat foto itu bingung,
"ini anda kan? Lalu dia siapa? Dan
kenapa anda perlihatkan kepada saya?"
Tanya Arsenio lagi lebih bingung.
'ini cewek siapa sih? Gak jelas.'
kesal Arsenio.
"Ini foto kita Ar, apa jangan-jangan kamu lupa wajah kamu sendiri?" Tanya Asheyra lagi.
"Ha?"
Kemudian Asheyra memperlihatkan
kamera depan dan di serahkan kepada
Arsenio.
Arsenio pun menerimanya dan
menatap hp itu dengan kening
mengkerut.
"Apa ini benar-benar saya? Tapi
ini bukan wajah saya, apakah kalian
menculik saya dan mengoperasi wajah
saya menjadi keluarga kalian
benarkan?" Tanya Arsenio curiga.
"Astaga selain amnesia kamu
juga bodoh ya dek, mana ada keluarga
William melakukan hal konyol seperti itu." Lanjut Asheyra dengangemas pada sang adik.
"Ha? Keluarga William?
Keluarga terkaya nomer satu se Asia
itu kan?" Tanya Arsenio lagi.
"Kamu tahu kalau kelurga kita
kelurga terkaya nomer satu se Asia
tapi kenapa kamu malah tidak ingat
dengan keluarga mu sendiri Arsen."
Geram Asheyra dengan gemas.
Axelio pun terdiam
' apa gue masuk ke tubuh nih bocah ya? Berarti gue bener-bener mati dong dan nyawa gue nyasar kesini. Sial, salah tubuh
bocah ini tidak mengasih satupun
ingatannya ke gue lagi. He Arsen beri
gue ingatan lu.' gumam Arsenio dalam
hati.
"Namaku siapa Kak?" TanyaAxelio lagi.
"Arsenio Abian William." Kata
Asheyra.
Arsenio diam, dia tidak
mengatakan kalau dia adalah Arsenio
Buana. Mungkin kalau jujur
bisa di masukkan rumah sakit jiwa
dirinya hiii,' gumam Arsenio bergidik
ngeri.
"Lalu keluarga kita ada siapa saja
kak? Umur aku berapa tahun?"
"Umur kamu baru tujuh belas
tahun Arsen, kamu kelas sebelas
sekolah di SMA Garuda. Dan keluarga
kita ada empat orang.
Mama kita bernama Yasmine
Abraham, Ayah kita bernama Samuel
Abian Abraham dan nama Kakak
Asheyra Putri William." Jelas Asheyra.
Axelio tersenyum dan mengangguk.
setidaknya saat ini gue hidup
dalam keluarga yang lengkap
meskipun bukan keluarga kandung
gue.' gumam Arsenio dalam hati.
"Lalu kenapa aku bisa ada di
rumah sakit kak?" Tanya Arsenio.
"Kamu kecelakaan dek, kamu di
tabrak oleh Arsenio buana
dan sayang nya cowok malang itu
meninggal di tempat." Kata Asheyra.
Deg
'jadi cowok yang gue tabrak
waktu itu anak ini, gue jadi merasa
bersalah. Karena akibat kecerobohan
gue nyawa anak ini melayang. Baiklah
untuk menebus kesalaahan gue maka
gue akan menjadi anak baik di
keluarga ini dan akan gue pastikan
keluarga kita bahagia. Thanks ya Arsen
telah memberikan tubuh lu pada gue
dan gue akan menjaganya dengan baik.
Dan semoga lu tenang di sisi-Nya'
gumam Arsenio dalam hati.
"Kamu koma sudah satu Minggu
Dek, jantung kamu sempat berhenti
dua hari yang lalu tapi syukurlah
kamu bisa di selamat kan." Lanjut
Asheyra lagi.
Tidak lama pintu terbuka, dan
muncullah dua sosok paruh baya yang
terlihat masih sangat cantik dan
tampan yang tak lain adalah kebdua
orang tua tubuh yang di tempati oleh
Arsenio.
Melihat orang tuanya datang
Anggi menyingkir dari samping
ranjang pasien Arsenio dan beralih ke
sofa ruang VVIP tersebut.
Mama Yasmine dan papa Samuel
mendekati ranjang Arsenio.
"Ini Mama sayang, mamanya
Arsen dan ini papa Arsen." Kata mama
Yasmine dengan lembut dan tersenyum
tipis meskipun mata mama Yasmine tidak
bisa menghilangkan tatapan kesedihan nya.
"Tadi kak As sudah memberi
tahu Arsen Ma, maaf Arsen tidak bisa
mengingat kalian." Kata Arsenio pelan.
Papa sam tersenyum dengan lembut dan mengusap kepala sang putra sayang.
"Tidak apa-apa boy, yang penting
sekarang kamu sudah sadar itu sudah
cukup buat kami." Lanjut papa sam.
"Terimakasih," lirih Arsenio.
"Bolehkah Arsen tidur, Arsen
ngantuk." Kata Arsenio pelan, entah
kenapa matanya sangat berat saat ini.
"Tidurlah nak kami akan
menjagamu." Timpal Mama Yasmine
dengan tangan yang masih mengusap
lembut kepala Arsenio.
.
.
.
Dua Minggu pun berlalu saat ini
Arsenio sudah bisa pulang dari rumah sakit. Dokter cukup bersyukur,
meskipun Arsenio lupa ingatan tapi
tidak semuanya hanya ingatan tentang dirinya dan keluarga nya hilang tapi tidak dengan hal lain. Dan itu cukup membuat dokter dan keluarga William bersyukur, setidaknya Arsenio sudah melupakan peristiwa lima tahun yang lalu dan memulai hidupnya yang baru tanpa masa-masa kelam waktu itu.
Saat ini Arsenio sudah sampai di
mansion keluarga William, mansion
ini sedikit lebih besar dari mansion ke
dua keluarga kandung Arsenio sebelum meninggal dulu.
"Nah asheyra, antarkan adikmu ke
kamarnya." Perintah sang Mama.
"Baiklah Ma, ayo dek." Ajak Asheyra.
Arsenio pun mengikuti sang kakak
dari belakang.
"Dan ini kamar kamu dek." Kata
sang kakak.
"Ini kamarku kak? Kenapa
seperti ini? Semuanya serba pink aku
tidak mau." Arsenio menggelengkan
kepalanya brutal ketika melihat
kondisi kamarnya.
"Tapi yang mendesain kamar ini
kamu sendiri dek." Kata Asheyra
bingung.
"Pokoknya Arsen tidak mau, masak cowok keren dan cool kayak Arsen tapi kamar dan barang-barang serba pink sih. Pokoknya Arsen mau kamar dan barang yang baru, Arsen akan bilang sama papa dan mama
pokoknya mau kamar baru yang
maskulin." Kata Arsen meninggalkan
sang Kakak yang masih mencerna
semua ucapan sang adik.
"Ternyata sifat adikku berubah
setelah amnesia, tapi aku suka dengan
sifatnya yang sekarang. Dia tengil dan
cukup narsis ternyata hehehe." Kekeh
Asheyra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
im_soHaPpy
Keren! 😍
2023-08-16
0
Alphonse Elric
Aku terhipnotis dengan alur ceritanya, jangan berhenti menulis ya, thor!
2023-08-16
0