perubahan

Arsenio kembali ke bawah menemui orang tuanya yang saat ini tengah duduk di ruang tengah. Arsen cukup tertegun, bukan hanya

kamarnya yang serba pink bukan hanya kamar tapi baju juga serba pink.

'astaga bagaimana bisa Arsen yang asli bisa memakai barang serba pink seperti ini.' gumam Arsenio tidak habis fikir.

"Ma, Pa Arsen mau ganti kamar. Masak Arsen cowok tapi kamar Arsen serba pink sih. Pokonya Arsen mau ganti yang maskulin. Arsen gak mau tidur di kamar itu sebelum kamarnya di renovasi." Kata Arsenio dengan

menggebu-gebu.

"Dan satu lagi buang semua baju dan barang Arsen yang serba pink, atau di kasihkan orang kek gimana terserah. Pokoknya hilangkan semua warna pink dari mata Arsen. Mata Arsen sakit melihat itu semua." Lanjut

Arsenio masih dengan nada yang sama.

Mama Yasmine dan papa Samuel menatap sang putra dengan bingung, tapi di satu sisi mereka bahagia apabila sang putra benar-benar berubah dan menjadi lebih baik lagi.

"Tentu boy, pasti kamar kamu akan segera di renovasi papa pastikan besok selesai." Kata papa Samuel.

"Thanks pa, kalau begitu untuk sementara arsen tidur di mana?" Tanya Arsenio.

"Kamu tidur di kamar tamu dulu gak papa kan sayang?" Tanya mama Yasmin.

"It's oke ma no problem." Jawab Arsenio.

"Ayo biar kak asheyra yang mengantarmu." Kata Asheyra

"Iya kak." Arsenio pun mengekori Asheyra dari belakang.

Asheyra membuka kamar tamu dan Arsen melihatnya, ini lebih baik dari pada kamar serba pink seperti tadi.

"Istirahat gih," kata Asheyra.

Arsenio mengangguk dan memasuki kamarnya. Dengan cepat Arsenio

melemparkan badannya pada kasur

empuk king size di depan matanya

yang sangat menggoda itu.

Tidak lama mata Arsenio terpejam

setelah beberapa saat melamun apa

yang harus ia lakukan mulai saat ini.

Arsen berjanji akan merubah sifat

Arsenio yang selama ini agak banci

menjadi cowok sejati.

Badannya yang lemah ini akan di

latih terlebih dahulu, dan untungnya

ke ahliannya tidak berkurang

sedikitpun hanya badannya cepat

merasa lelah saja, kalau sudah siap

Arsen akan menemui geng nya dulu

yaitu black Eagle dan kembali ke

gengnya.

Malam pun telah tiba, saat ini

keluarga William telah berada di meja makan bersiap untuk menyantap makanan.

Sesungguhnya Arsenio cukup terharu karena setelah sekian lama ia Bisa merasakan makan dengan keluarga lengkap seperti ini.Setelah selesai makan malam

Arsenio meminta sesuatu pada Sang

papa.

"Pa, Arsen boleh minta sesuatu

tidak?" Tanya Arsenio.

"Tentu boy, katakan." Tanya

papa Samuel.

"Arsem mau motor baru merk

kawsakxxxxxxx." Kata Arsen serius.

"Dan satu lagi besok Arsen mau

beli baju yang normal bukan baju kek

cewek kayak dulu."

Papa sam tersenyum dengan

bahagia. "Memang Arsen bisa

mengendarai motornya Hem? Kalau

soal baju besok Arsen akan di antar kak

Asheyra atau mama untuk belanja ya."

Kata papa Samuel dengan lembut. Siapa

orang tua yang tidak bahagia, apabila

anaknya yang selama ini menutup diri

dan berkelakuan seperti perempuan

kalau di rumah mau berubah. Apalagi

berubah menjadi yang lebih baik.

"Arsen Pengan berubah pa, nanti

kan bisa Arsen minta bantuan pengawal

untuk mengajari Arsen bolehkah pa?"

Tanya Arsenio dengan penuh harap.

"Tentu boleh boy, papa pastikan

motor yang kamu mau besok sudah

ada di garasi rumah kita." Kata papa

Samuel.

"Pa." mama Yasmine agak keberatan

meskipun tidak di pungkiri kalau

beliau juga bahagia melihat

perubahan putranya ini.

"Kita harus mendukung putra

kita ma, apalagi mau berubah yang

lebih baik." Kata papa Samuel yang

mengetahui kecemasan sang istri.

"Yes, thanks pa ma." Kata Arsenio

dengan girang.

Semua keluarga yang melihat

Arsenio tersenyum senang juga ikut

bahagia.

"Oh iya satu lagi lusa kamu

sudah bisa sekolah, dan kakak kamu

akan satu sekolah dengan mu boy.

Biar ada yang menjaga kamu di sana."

Kata papa Samuel

"Loh kok gitu pa? Arsen bisa kok

jaga diri dan lagi masa Arsen cowok

harus di jaga sama kak as yang

notabene nya cewek sih." Gerutu

Arsenio

"Kamu yang mau pindah ke

sekolah kak Asheyra, apa kak As

yang pindah ke sekolah kamu.

Silahkan di pilih boy." Tegas papa Samuel.

"Oke fine Arsen kalah, terserah

papa." Final Arsenio

"Good boy." Kata papa Samuel

tersenyum puas.

.

.

.

Keesokan harinya seperti janji

kedua orang tua Arsenio. Hari ini Arsenio pergi ke mall bersama sang kakak.

Tiba di mall xxx mal terbesar di

ibu kota. Arsenio berjalan dengan sang

kakak langsung menuju toko baju

khusus untuk pria.

Arsenio langsung memilih berbagai

t-shirt dan hem berwarna gelap ( coklat, abu-abu, hitam )dan netral,

lima Hoodie berwarna gelap. Berbagai

sepatu baik sekolah atau untuk

bepergian. Dan berbagai celana Levis

baik yang sobek-sobek atu tidak

dengan warna gelap. Sedangkan Asheyra hanya mengikuti sang adik dari belakang.

Asheyra cukup puas dengan pakaian

yang dipilih oleh adiknya itu.

"Berapa totalnya kak?" Tanya

Asheyra setelah sampai di kasir.

"Sekian nona muda." Jawab sang kasir

"Nanti tolong di packing kirim ke

mansion William yang berada di

jalan xxxxx ya kak." Kata Asheyra

dengan menyerahkan kartu black card

miliknya.

"Baik nona muda." Kata pelayan

kasir itu.

Setelah selesai berurusan dengan

kasir, Asheyra mendekati adiknya yang

sedang melihat baju-baju yang lain.

"Sudah selesai?" Tanya Arsenio.

"Sudah mau kemana lagi?" Tanya

Asheyra.

"Ayo kak ke baber shop, Arsen

mau potong rambut." Kata Arsenio

dengan semangat.

"Hem," kata Asheyra yang hanya

mengekor, mengikuti sang adik

kemanapun mau pergi.

Setalah dari baber shop Arsenio

puas dengan potongan rambutnya.

Sama seperti model rambutnya dulu.

Sebenarnya wajah Arsenio ini sangat

tampan andai dia bisa merawatnya.

"Widih, ternyata Adek kakak

ganteng juga ya kalau potong rambut."

Kata Asheyra yang terpesona dengan

penampilan baru adiknya.

"Iya dong." Jawab Arsen.

"Begitu kek dari dulu, di potong

rambutnya terus dandan sedikit biar

kayak cowok maskulin seperti ini."

Kata Asheyra.

"Memangnya dulu penampilan

aku gimana kak?" Tanya Arsenio

penasaran, karena jujur saja ingatan

Arsenio belum sepenuhnya Kembali di

otaknya.

"Kamu dulu kalau sekolah selalu

berpenampilan culun dek, terus tidak

pernah mau diantar pakek mobil,

terus selalu mengoleksi baju serba

pink dan kadang berkelakuan banci

walaupun kamu melakukannya hanya

di rumah saja. Kakak juga heran

kenapa kamu tiba-tiba berubah saat

kamu kelas satu SMP." Kata Asheyra

panjang lebar.

'mulai berubah semenjak SMP

kelas satu? Berarti sebelum nya ni

anak normal dong. Pasti ada sesuatu

yang di tutupi anak ini pada

keluarganya.' gumam Arsenio dalam

hati.

"Kemana lagi?" Tanya Asheyra.

"Makan kak lapar." Kata Arsenio.

"Oke." Kata Asheyra setelah

menarik tangan sang adik ke Restoran

yang berada di lantai atas mall.

.

.

Tiba di rumah Arsen bertambah

senang saat motor yang di janjikan

sang papa sudah berada di garasi

rumahnya.

Arsenio melihat body motornya

hampir mirip dengan punyanya dulu

tinggal sedikit di modifikasi saja.

"Ayo dek masuk, istirahat." Kata

Asheyra saat melihat sang adik yang

asyik memutari motor barunya.

"Kakak saja yang istirahat Arsen

mau coba motor baru." Kata Arsenio.

"Memang kamu bisa?" Tanya

asheyra.

"Bisalah, kan nanti bisa minta

tolong sama pengwal rumah kita

untuk di ajari." Kata Arsenio.

'Ya sudah hati-hati kalau begitu."

Kata asheyra.

Arsenio menjawab dengan anggukan semangat. Arsenio meminta salah satu

pengawal untuk mengajari nya.

Sebenarnya bisa saja Arsenio langsung

mengendarai motor itu, tapi apa kata

semua orang bila Arsenio tiba-tiba bisa

mengendarai sepeda motor.

Setelah pura-pura belajar dengan

pengawal selama seharian, Arsen

kembali ke kamarnya setelah

berterimakasih kepada orang tuanya.

Keesokan hari Arsenio sudah siap

dengan seragamnya, begitu pula

Asheyra yang juga memakai seragam

yang sama dengan yang Arsenio

gunakan.

Dan saat ini mereka sudah duduk

di meja makan dan sudah memulai

sarapan paginya.

"Ma, Pa Arsen berangkat sekolah

menggunakan motor ya." Tanya Arsenio

dengan semangat.

"Memang sudah benar-benar

bisa?" Tanya mama Yasmine ragu.

"Bisa dong, boleh ya?" Tanya

Arsenio dengan senyum mengembang.

"Boleh, asal hati-hati dan jangan

ugal-ugalan faham." Jawab papa Samuel.

"Yes, thanks pa. Arsen pasti akan

hati-hati." Kata Arsenio dengan

semangat, setelah itu menyalami

kedua orang tuanya dan segera berlari

menuju garasi tempat motor nya

berada.

"gue akan membuat semua orang

tercengang dengan penampilan baru

lu Ar." Gumam Arsenio dalam hati.

Arsenio mulai menyalakan mesin

motornya dan jangan lupa helm full

face nya yang menutup dan melindungi kepala nya. Arsen pergi ke sekolah SMA

Garuda menggunakan motornya,

sedangkan Asheyra mengendarai

mobilnya sendiri mereka berjalan

dengan beriringan.

Tiga puluh menit perjalanan

akhirnya mereka sampai di pintu

gerbang sekolah. Mobil milik Asheyra dan motor Arsenio berjalan beriringan dan

berhenti juga bersebelahan.

'widih siapa itu yang datang?'

'pasti murid baru.'

'cewek apa cowok ya?'

'gue pengennya sih cowok.'

'tapi gue pengennya cewek.'

'terserahlah cewek apa cowok

'yang pasti mereka berdua orang kaya.'

'benar lihatlah mobil nya itu harganya mencapai ratusan juta hampir 1 M.'

'motor itu juga, merk kawsakxxxxxxx dengan harga 800 Jeti woy.'

Bagaikan gerak slow motion ketika Arsenio melepas helmnya dan menyugar rambutnya ke belakang. Hanya dengan melakukan hal sepele seperti itu saja membuat para gadis

terpekik kegirangan.

'gila tampan banget.'

'ini sih ketampanannya hampir

mirip geng David yang menjadi most

wanted selama 2 tahun di sekolah.'

'benar itu gue setuju.'

'tapi kalian merasa enggak sih

wajah tu cowok lek familiar gitu.'

'eh iya, kalau dilihat-lihat memang familiar sih.'

'eh bukannya itu si Arsenio ya?

Cowok culun yang biasanya menjadi

bahan buly geng David dkk.'

'iya benar, yang tidak masuk

sekolah beberapa Minggu kan karena

kecelakaan? Yang kabarnya tuh anak

mengalami amnesia?'

'wah iya.... Apakah amnesia bisa

membuat orang berubah seperti itu?'

'hmmm mungkin.'

'Terpesona kan kalian sama gue.'

gumam Arsenio dengan sombong.

Melihat sang kakak yang tidak

kunjung turun akhirnya Arsenio

mengetuk kaca mobil kakak nya.

"Woy kak turun, ngapain tidak

turun? Tidur ya?" Tanya Arsenio

dengan menggedor kaca mobil sang

kakak agak kencang.

"Astaga ni anak ganggu saja. Gak

tau apa gue lagi nervous karena semua

orang lihat ke sini." Geram asheyra.

Terpopuler

Comments

Tít láo

Tít láo

Hebat deh penulisnya!

2023-08-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!