Rencana Hans Valentino

"PAPA!!"

Jesslyn berteriak sekencang-kencangnya saat menemukan sang ayah tergeletak dilantai dalam keadaan tak sadarkan diri. Jesslyn tidak tahu apa yang terjadi, karena seingatnya ayahnya tadi baik-baik saja dan terlihat sehat. Tetapi entah apa yang terjadi tiba-tiba jadi seperti ini.

Tidak ingin terjadi apa-apa pada Ayahnya. Jesslyn berteriak meminta pertolongan. "Nona, apa yang terjadi pada, Tuan?" tanya sang kepala pelayan saat melihat Hans Valentino terkulai tidak sadarkan diri.

"Aku sendiri tidak tahu, Paman. Saat menemukannya Papa sudah seperti ini," jawab Jesslyn.

"Nona, kita harus segera membawanya ke rumah sakit sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan." Ucap pria paruh baya itu dan dibalas anggukan oleh Jesslyn. Mereka pun segara membawa Tuan Valentino ke rumah sakit sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

.

.

Jesslyn terus mondar-mandir di depan pintu UGD. Sudah hampir tiga puluh menit, namun belum ada juga kabar tentang keadaan ayahnya. Dokter maupun perawat yang menanganinya belum ada satupun yang keluar dari UGD. Dan hal itu membuat Jesslyn semakin cemas dan takut.

Derap langkah kaki seseorang yang datang sedikit mengalihkan perhatiannya. Jesslyn menoleh dan mendapati seorang pria tua menghampirinya. Dan Jesslyn tahu siapa orang itu. Dia adalah Kakek Qin, pemilik dari Qin Empire dan sahabat baik mendiang kakeknya.

"Nak, bagaimana keadaan ayahmu?" tanya Kakek Qin setibanya dia di depan Jesslyn.

Gadis itu menggeleng. Tak ada satu kalimat pun yang keluar dari bibirnya. Dia menjawab pertanyaan Kakek Qin dengan isyarat, Jesslyn terus diam. Kakek Qin menghela napas. "Kita sama-sama berdoa supaya ayahmu baik-baik saja," ucap Kakek Qin. Pria tua itu berusaha untuk menenangkan Jesslyn.

Jesslyn baru saja kehilangan ibunya, dan sekarang ayahnya masuk rumah sakit. Kakek Qin tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hatinya saat ini. Dan yang bisa dia lakukan hanyalah menguatkannya.

Jesslyn mengigit bibir bawahnya dengan kuat untuk meredam isak nya. "Tapi bagaimana jika Papa meninggalkanku juga?" ucapnya dengan lirih. Suaranya sangat pelan dan nyaris tidak terdengar.

Bulir air mata terus mengalir dari pelupuk matanya. Jesslyn tidak kuasa lagi menahan semuanya. Itu terlalu menyesakkan. Hanya ayahnya yang dia miliki, tapi sekarang dia malah terbaring di rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Jesslyn sangat-sangat takut dia akan meninggalkannya juga seperti ibunya.

"Nak, itu tidak akan terjadi. Kau harus percaya jika ayahmu baik-baik saja, dia adalah pria yang kuat. Tidak mungkin Hans meninggalkanmu sendirian." Ujar Kakek Qin meyakinkan.

Sementara itu....

Masih di tempat yang sama namun di lokasi berbeda. Seorang pria yang memakai pakaian pasien, seorang dokter dan beberapa perawat sedang berdiskusi di ruang UGD. Pria yang memakai pakaian pasien itu pun terlihat baik-baik saja dan tidak terlihat sama sekali jika dia sedang sakit.

"Jadi begitu, apa kalian semua sudah paham?" ucap pria yang memakai pakaian pasien sambil menatap orang-orang di ruangan itu satu persatu.

"Tapi, Hans. Apa rencanamu ini tidak berlebihan? Bagaimana bila Jesslyn sampai tahu jika ternyata kau hanya berpura-pura saja, pasti dia akan sangat-sangat kecewa." Tandas pria berkacamata yang lengkap dengan jas putihnya 'Dokter Park'

Hans Valentino menghela napas. "Mau bagaimana lagi, aku tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan cara ini supaya Jesslyn mau menerim perjodohan itu lalu menikah dengan cucu dari sahabat kakeknya. Itu adalah permintaan terakhir kakeknya sebelum meninggal, jadi aku harus mengabulkannya." Ujar Tuan Valentino panjang lebar.

Ini masih belum selesai. Masih ada satu rencana lagi yang belum terlaksana. Untuk memuluskan rencananya kali ini Hans Valentino akan melibatkan orang kantor. Dia ingin rencananya berjalan dengan lancar dan sempurna tanpa ada sedikitpun celah.

"Sebaiknya sekarang kau berbaring lagi. Aku akan keluar untuk menemui putrimu." Ucap dokter berkacamata itu. Dia menghela napas dan menggelengkan kepala. Sungguh dia tidak mengerti dengan jalan pikiran teman lamanya tersebut.

Kakek Qin terus mondar-mandir di depan ruang UGD. Sudah hampir 1 jam dan dokter yang menangani Hans Valentino belum juga menunjukkan batang hidungnya. Sesekali dia melihat kearah Jesslyn yang sedang duduk diam di kursi ruang tunggu.

"Nona, apa yang terjadi pada Presdir?" seorang pria tiba-tiba datang dan menghampiri Jesslyn. Raut wajahnya menunjukkan kecemasan, dia adalah asisten pribadi Hans Valentino.

Gadis itu menggeleng. "Aku sendiri tidak tahu, karena saat aku tiba di kamarnya Papa sudah tidak sadarkan diri." Tutur Jesslyn menjelaskan.

"Atau mungkin Presdir mengalami serangan jantung karena terkejut? Sebenarnya saya tadi menghubungi presdir dan memberitahunya jika perusahaan sedang mengalami masalah besar. Proyek dengan Qiao Group mengalami kegagalan, akibatnya perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar hingga terancam gulung tikar." Ujar pria dalam balutan jas rapi itu menuturkan.

Pupil mata Jesslyn membulat sempurna. "Apa kau bilang? Perusahaan terancam bangkrut?" kaget Jesslyn , pria itu mengangguk membenarkan.

Tubuh Jesslyn lemas seketika. Masalah datang bertubi-tubi dalam hidupnya. Pertama, Tuhan merenggut sang Ibu dari sisinya. Kemudian ayahnya jatuh sakit dan sekarang perusahaan mengalami masalah.

Jesslyn tidak tahu kesalahan apa yang telah ia lakukan di masa lalu, sampai-sampai Tuhan harus memberikannya cobaan seberat ini. Kakek Qin menghampiri Jesslyn lalu memeluknya.

"Kuatkan hatimu, Nak. Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatnya. Kakek, yakin Kau pasti bisa melalui semua cobaan ini." Tutur Kakek Qin menenangkan.

Apakah Kakek Qin juga terlibat dengan rencana Tuan Valentino? Maka jawabannya adalah iya, karena itu adalah rencana mereka berdua supaya Jesslyn bersedia menerima pinangannya dan menikah dengan Lucas.

Kakek Qin berperan sebagai orang yang menenangkan dan memberikan semangat pada gadis itu. Benar-benar rencana yang sangat matang dan terencana dengan sempurna.

"Berdoa saja, semua pasti baik-baik saja." Ucap Kakek Qin sambil terus mengusap rambut panjang Jesslyn naik-turun.

Tak lama, suara pintu UGD terbuka dan membuat Jesslyn segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari dalam ruangan itu.

"Paman, bagaimana keadaan, Papa? Dia baik-baik saja bukan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi.

"Dia ingin bertemu denganmu. Jadi sebaiknya segara temui dia, keadaan ayahmu benar-benar tidak baik. Apapun keinginannya selama kau bisa mengabulkannya, sebaiknya turuti saja daripada kau menyesal di kemudian hari." Ujar pria berjas putih tersebut.

"Maksud Paman apa?" tanya Jesslyn dengan bingung.

"Masuklah dan temui ayahmu. Paman , lanjut kerja dulu." Dokter itu menepuk bahu Jesslyn dan pergi begitu saja.

Dia berharap semua rencana yang telah di rancang dengan matang oleh Hans Valentino berjalan dengan lancar. Demi masa depan putrinya dan juga mengabulkan keinginan ayahnya, Hans Valentino sampai berbuat sejauh itu.

xxx

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!