"Nona, kau tidak apa-apa? Apa kau terluka" seorang lelaki menatap Jesslyn dengan cemas, dia bertanya untuk memastikan keadaannya.
Jesslyn tersenyum ramah pada lelaki tersebut. "Aku tidak apa-apa dan baik-baik saja. Kalau begitu saya permisi dulu." Jesslyn membungkuk tipis dan berlalu dari hadapan orang itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lucas.
Kemudian Lucas berbalik badan, lensa matanya yang berwarna kecoklatan menatap punggung gadis itu yang makin menjauh dengan tatapan yang sulit di jelaskan.
Baru kali ini dia bertemu dengan gadis yang mampu membuat darah dalam tubuhnya berdesir. Dan ini kedua kalinya Lucas melihatnya, karena sebelumnya dia pernah melihat gadis itu ketika di lampu merah. Dia adalah gadis yang duduk di dalam mobil sedan hitam hari itu.
"Sunny, maaf aku terlambat." Ucap Jesslyn penuh sesal.
Sunny menggeleng. "Tidak apa-apa. lagi pula aku juga baru sampai. Oya, kau mau pesan apa? Pesan saja yang kau mau, biar aku yang mentraktir mu." Ucap Sunny sambil tersenyum lebar. "Pesan saja semua makanan yang kamu inginkan, dengan senang hati sahabat terbaikmu ini pasti akan mentraktir mu." lanjut Sunny menambahkan.
"Boleh. Kebetulan aku memang memesan semua jenis makanan enak dan mahal di sini." Timpal Jesslyn dengan nada bercanda.
Tidak mungkin Jesslyn meminta Sunny untuk mentraktirnya karena dia sudah mendengar jika kondisi finansial keluarga sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja. Keluarganya baru ditipu ratusan juta dolar hingga membuat perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar, bahkan Jesslyn mendengar jika perusahaan milik keluarga Sunny terancam gulung tikar.
Tiba-tiba mereka berdua saling diam, suasana menjadi hening. Sunny dan Jesslyn sama-sama diam dan tidak saling berbicara selama beberapa saat, mereka hanya saling memandang dengan tatapan yang tidak ter-artikan. Tetapi kesedihan terlihat dari mata masing-masing.
"Jess, aku turut berdua untuk kepergian ibumu. maaf, karena hari itu tidak bisa hadir di pemakamannya." Sunny meraih tangan Jesslyn dan menggenggamnya.
Jesslyn menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, aku bisa memahami keadaanmu. Aku juga ikut prihatin dengan apa yang menimpa keluargamu. Kau harus kuat, pasti ada jalan untuk mengatasi masalah yang terjadi." Ujar Jesslyn. Dia meletakkan tangan kirinya di atas tangan Sunny yang menggenggam tangannya.
Sunny tersenyum tipis. "terima kasih Mao-Mao." Ucapnya memanggil Jesslyn dengan panggilan kesayangannya.
"Sama-sama," Jesslyn tersenyum.
Tanpa mereka sadari. Ada sepasang mata dan telinga yang terus memperhatikan dan mendengar semua yang mereka bicarakan sedari tadi. Bukan Sunny, lebih tepatnya Jesslyn yang sedari tadi menjadi pusat perhatiannya. Orang itu terlihat menghubungi seseorang.
"Aku sudah menemukannya, dan aku hanya akan menikah dengan pilihanku saja!!" ucap orang itu kepada seseorang yang dihubunginya.
Dan tanpa menunggu jawaban dari orang yang dihubunginya, lelaki itu kemudian memutuskan sambungan telfonnya. Dia bangkit dari kursinya dan pergi begitu saja. Akhirnya ada juga perempuan yang mampu membuatnya tertarik, dan dia itu berbeda dengan kebanyakan perempuan yang dia temui di luaran sana.
xxx
Di sebuah ruangan yang tidak bisa dikatakan biasa-biasa saja. Terlihat dua pria berbeda usia, yang satu akhir empat puluh tahunan dan satu lagi sekitar tujuh puluh tahunan terlibat dalam obrolan yang sangat serius. Mereka berdua adalah Tuan Valentino dan Kakek Qin, dan kedatangan pria tua itu untuk melamar putri Hans Valentino yang pastinya adalah Jesslyn.
"Saya tidak bisa memberikan keputusan apa-apa, karena yang menjalaninya adalah Jesslyn bukan saya. Anda bisa menanyakannya sendiri padanya saat dia pulang nanti," ucap Hans Valentino.
"Tidak masalah, aku juga tidak akan memaksa jika dia menolaknya. Dan sebagai orang tua kita hanya bisa mendukung keputusan anak-anak," jawab Kakek Qin.
Kakek Qin sangat-sangat berharap semoga Jesslyn mau menerima pinangannya. Dia adalah kandidat terakhir, dan bibit paling unggul di antara semua bibit yang hendak dia jodohkan dengan Lucas. Karena jika Lucas dan Jesslyn bersama, Kakek Qin tidak bisa membayangkan bagaimana keturunan mereka nantinya.
xxx
Jesslyn duduk di halte bus, menunggu kedatangan kendaraan umum tersebut sambil menikmati semilir angin, wajahnya menengadah menatap langit siang yang gelap.
Cahaya matahari menyeruak melewati celah mendung yang menutupi sebagian langit, mencoba menerobos kapas tebal yang menghalangi jalannya ke bumi. Langit tengah muram meskipun belum ada tanda air akan segera tumpah dari sana. Jesslyn memperhatikan beberapa orang yang berlalu lalang di depannya.
Tiba-tiba segerombolan pria berpenampilan serampangan berjalan kearahnya, membuat Jesslyn menjadi sedikit panik dan takut. Apalagi di halte tidak ada orang lain selain dirinya. Bagaimana jika mereka berbuat yang tidak-tidak padanya? Bagaimana jika mereka akan menyakitinya? Jesslyn benar-benar takut.
Jangankan mengalaminya, membayangkannya saja sudah membuatnya ketakutan setengah mati. Jesslyn meremas dress yang membalut tubuhnya ketika para preman itu berhenti tiba-tiba berhenti dan mengapitnya. Dua diantaranya memblokir jalan supaya dia tidak bisa pergi ke mana-mana.
Dan di saat Jesslyn mulai frustrasi, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menariknya dan membawanya menjauh dari mereka semua. Ketika preman-preman itu hendak menahannya, sebuah moncong senjata mengarah pada mereka dan membuat ketujuh preman itu ketakutan dibuatnya.
"Jangan coba-coba mendekat atau aku tidak akan segan-segan menghabisi kalian semua!!" ucap orang itu memberi ancaman. Dia menarik lengan Jesslyn dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.
"Terima kasih untuk pertolongannya, kalau tidak ada Tuan entah bagaimana nasibku tadi." Ucap Jesslyn, dia mengucapkan terima kasih pada pria penolongnya.
"Lain kali lebih hati-hati lagi, tidak aman bagi perempuan bepergian sendirian apalagi memakai kendaraan umum." Ucap laki-laki itu memperingatkan.
Jesslyn mengangguk. "Ya, aku mengerti."
"Di mana rumahmu? Aku akan mengantarmu, tunjukkan jalannya." Ucap orang itu lalu menghidupkan kembali mesin mobilnya. Dalam hitungan detik, mobil sport mewah itu melaju kencang pada jalanan kota yang lumayan legang.
Sesekali laki-laki itu menatap gadis yang duduk disebelahnya, menatapnya selama beberapa detik dan kembali fokus pada jalanan di depan sana. Tidak ada obrolan diantara mereka berdua, hanya keheningan.
Sadar diperhatikan, Jesslyn pun menoleh membuat pandangan mereka bertemu. "Kenapa kau terus menatapku? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Jesslyn sambil memegang kedua pipinya. Dia takut jika ada yang tidak beres di wajahnya.
Laki-laki itu menggeleng. "Tidak ada," dan menjawab singkat.
"Oh. Oya, kita belum berkenalan. Aku Jesslyn, jika boleh tau nama Tuan siapa?" tanya Jesslyn. Gadis itu mengulurkan tangannya.
laki-laki itu tidak langsung menerima uluran tangan Jesslyn dan hanya menatapnya dengan pandangan datar. Dan kode mata Jesslyn, akhirnya dia pun menerima uluran tangan tersebut.
"Namaku, Lucas."
xxx
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments