Kerumunan orang mulai datang memadati tempat saya terjatuh. Sedangkan saya, yang terlintas di benak adalah cepat-cepat mencari tas yang entah kemana terlempar jatuhnya. Di saat saya telah menemukan slempang coklat berbentuk anyaman teronggok, kepala saya pusing dan perut ini seperti bergolak.
"Kamu nggak apa-apa?" ini saya yang bertanya, pada seorang yang hampir tertabrak motor karena kehilangan kendali. Orang itu memegangi kepalanya. Mungkin saja terbentur sesuatu yang menyebabkan dia limbung seperti ini.
"Gapapa, terimakasih." Ujarnya.
Keadaan saya juga tak luput dari perhatian orang-orang. Akhirnya, saya memutuskan untuk pergi dari sana. Membiarkan kerumunan orang-orang dengan segala riuhnya memeriksa kecelakaan yang baru saja terjadi. Pesepeda motor dengan seseorang yang hampir bertubrukan kalau saja saya tidak refleks mendorong.
Selepas saya mengatakan bahwa keadaan saya baik-baik saja, langkah kaki ini benar-benar pergi untuk-- melanjutkan misi utama. Memoles yang telah pudar demi menjaga tampilan di hadapan laki-laki kesayangan. Benar-benar tidak sangka, ketika hati menyayangi seseorang hanya tentang dia yang selalu di usahakan.
Dan,
"Sayang"
Mata saya terpaku pada laki-laki tegap bersorot mata teduh.
"Aa"
Tanpa berkata-kata lagi, dia memeluk saya. Terasa hangat dan menenangkan. Kemudian Aa bertanya, "Kamu mau cari ini?" tangan Aa memegang lipgloss saya yang hilang.
"Itu, kok bisa ada di Aa?"
Aa hanya tersenyum.
"Sini, Aa mau periksa keadaanmu dulu. Tadi kamu habis jatuh nolongin orang." Di bolak-balik ke samping, ke depan ke belakang rasanya itu senang sekali karena saya merasa di perhatikan sedemikian rupa. Sampai akhirnya kami tergelak dengan nyanyian perut-perut yang lapar.
Disinilah saya,
Senyam-senyum di dalam kamar mengingat hari itu yang kami lalui. Kejadian apapun rasanya tidak melunturkan kebersamaan yang manis. Selalu ada tawa jika bersama dengan dia. Selalu ada rasa dimana saya tidak ingin waktu berlalu dengan cepat.
Sampai ingatan saya tertuju pada waktu tiba di rumah. Aa bahkan terlihat enggan untuk beranjak dari kursi depan. Kalau Aa sedang begitu, membuat saya tidak ingin membiarkannya pulang.
"My tau nggak, Aa udah bayar penuh dekor tenda sama pelaminan. Udah nyicil-nyicil seserahan juga bareng Mamah." Praktis saya terkaget-kaget.
"Serius?"
"Iya sayang. Biar kamu tahu aja. Kalau sewaktu-waktu ada yang terjadi pada Aa, setidaknya ada yang sedang Aa usahakan buat kamu. Tidur gih, udah malam. Aa juga mau pulang. Pasti kamu lelah banget abis ngajak Aa keliling Kuningan."
Senyam-senyum yang hinggap, kini berubah menjadi kegusaran. Saya jadi kepikiran, apakah ucapan Aa malam itu adalah sebuah pertanda? Saya menggelengkan kepala cepat, mengusir pikiran tidak baik yang terlintas di benak. Aa nggak pa-pa, hubungan ini baik-baik saja. Tapi kenapa? sampai sejauh ini Aa menghindari saya dengan segala cara.
Setiap WA balasnya hanya satu kata 'Lembur'. Telepon jarang sekali pernah di angkat. Sekalinya terhubung, hanya saya yang aktif bertanya. Sisanya hanya Aa yang menjawab tanpa timpal balik.
Karena saya tidak menyerah, malam ini tidak ada salahnya mengirimkan kembali pesan kepada Aa. Dan pemilihan pesan kali ini saya ubah dari yang biasanya hanya menanyakan kabar menjadi lebih bar-bar. Eitss, jangan berpikiran saya akan minta pap. Karena saya tidak memiliki keberanian untuk itu.
Maya: Aa, My dapat job nyiar radio jam dua belas malam.
Sudah selesai mengirim pesan, hp nya saya letakan di atas nakas saja. Sebab pesannya akan terbalas dua hari kemudian. Bisa jadi lebih. Meskipun begitu, pesannya tetap akan selalu saya tunggu.
Tring.. suara notif pesan masuk. Alangkah terkejutnya hati ini. Buru-buru saya buka harta karun itu.
Aa: Silahkan, kalau kamu ngerasa bukan manusia.
Deg...
Apakah ini benar yang mengirim pesan Aa Fais? malam ini, bolehkah saya menangis?
............... ...
Pagi harinya, saya awali dengan menyapu teras rumah lanjut dengan halaman. Tidak ada kata-kata kiasan untuk pagi yang cerah ini. Seperti pagi menjemput senyuman mentari, atau kicauan burung bernyanyi di bawah pohong yang riang. Segalanya saya jalani dengan biasa saja seperti kemarin-kemarin. Tanpa drama galau langsung ambil alih pekerjaan rumah. Karena dengan cara itu, saya bisa mengatasi kesedihan tanpa membuang-buang waktu. Semakin saya sedih semakin bersih rumah hehe. Ketawa dikit gapapa ya, biar jadi semangat.
Perasaan saya sedikit getir mengingat hubungan saya dengan Aa agak berubah. Saya tidak tahu alasan bisa berubah karena apa. Seperti apa yang saya jabarkan di atas. Terakhir kali kami baru kembali dari Kuningan, Aa masih bersikap manis. Sangat manis malah. Dan selepas dia pulang dari rumah saya, segalanya menjadi situasi yang asing.
"May, si Aa kok teu main-main ke rumah? Kamu teh lagi berantem ya?"
Nah, itu juga yang menjadi beban pikiran. Emang saya lagi berantem ya?
"Nggak berantem Bu. Cuma lagi sibuk aja Aa nya. Katanya sih lemburan di PT."
"Oh kitu. Pantesan. Emang kamu gak kangen Neng?" Ibu cengengesan saat melemparkan pertanyaan itu. Saya hanya tersenyum, lalu bilang 'lumayan kangen'. Sengaja saya nyapu lebih bersemangat, agar suara seok-seok sapu lidi yang bertempur dengan tanah menjadi saksi betapa kangen sekalinya hati ini.
Aa, kamu kenapa sih?
"Widih, rajin amat neng Maya." sapa bapak tetangga.
"Hehe iya Mang"
"Kebeneran nih, mumpung saya ingat dan ketemu Maya. Waktu senin minggu kemaren, di tabunan deket kandang kambing saya ada sebuket mawar putih. Saya keingetan Neng Maya yang suka di bawain Fais setiap malam minggu."
"Bunga mawar putih Mang? masih ada nggak? Maya mau lihat dong." Saya mulai gusar.
"Ada kayanya. Bentar dulu ya."
Sambil menunggu, saya langsung berfikir. Senin minggu kemarin, itu artinya dua minggu yang lalu. Dua minggu adalah waktu dimana Aa mulai berubah. Jadi Aa sebenernya datang kesini tapi tidak menemui saya?
Saya jadi ingin cepat-cepat mengambil hp. Penasaran apa ada balasan pesan, dimana pesan Aa semalam saya balas subuh tadi. Isinya begini, "Ngerasa masih manusia sih a, berarti My gak ambil job nya nih😁.
Pesan saya sudah terbalas. Langsung saya buka.
Aa: Kamu kenapa? kamu kan emang manusia My. Kamu lagi ngomongin apa nih? itu job, emangnya job apaan?"
Laaah, saya kaget. Saya seperti sedang menghadapi dua orang berbeda. Satu-satunya petunjuk lagi-- Bunga mawar itu. Mana nih Mang Juki. Lama beneer.
.
.
.
Ini kisah tentang Saya dan Aa. Tentang sejauh mana saya bisa memahami laki-laki yang saya cintai.
.
.
.
Bersambung...
Jangan lupa bahagia kaya Maya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sena judifa
iya selalu ada tawa walaupun sering buntut2nya jd nangis😢😢
2023-10-11
1
Sena judifa
like fav dan rate mendarat thor, salam dari muara cinta kita ya
2023-10-09
1
Maya●●●
heh yang kirim wa siapa ya. kayaknya bukan aa deh
2023-09-18
1