4. Selamat kamu berhasil menarik perhatianku

4

Ada alasan lain mengapa Angel begitu care dengan Haura. Haura baru mengetahuinya semalam, ketika membaca buku diary Haura. Haura menyidap Sirosis, atau pengerasan hati. Dan satu-satunya orang yang tahu adalah Angel. Hebat sekali kan Haura ini? Bisa-bisanya dia bersikap menyebalkan dan sok kuat demi menarik perhatian kakak-kakaknya dan juga Aydhan.

“Kalo dulu kamu hanya pasrah, aku berbeda. Aku bakal bikin kamu sehat, dengan jalan kaki kayak begini contohnya. Atau ngehindarin kamu dari hal-hal yang bikin kamu stress. Aku akan berusaha semampuku, Haura. Bersenang-senanglah disana”

“Mba Haura?”

Haura mengangguk, tersenyum pada ojek online yang dipesannya. Gadis itu menerima uluran helm dan memakainya. Haura tidak terlalu bersahabat dengan bus, karena sering melewatkan halte dimana seharusnya dia turun. Dan tentu saja karena dia asing di dunia ini.

Komplek tempat dimana mansion keluarga Haura berada sepertinya sebuah kompleks yang mewah. Itu terlihat dari bangunan super megah yang berjajar rapi dan tak terlalu ramai. Bahkan sepanjang Haura melewati jalan komplek Haura hanya bertemu 2-4 orang saja, sisanya hanya mobil yang berlalu lalang.

Ketika memasuki jalan besar, Haura menghela nafas panjang. Kesibukan ibu kota jelas terlihat. Untungnya Haura memilih sepeda motor bukan mobil, kalau pakai mobil dia akan terjebak macet dengan puluhan kendaraan lainnya.

“Haura?”

Tepat di lampu merah, seseorang menyembul dibalik kaca mobil yang berhenti disebelahnya. Wajahnya jelas sekali kaget, namun Haura bisa melihat tatapan mencemooh disana. Khas teman-teman Aydhan ketika melihat Haura.

Haura memilih melengos.

“Heh. Budek kamu?”

“Kayaknya, kita nggak berada diposisi harus saling nyapa. Benar kan Raga?” sambil membenarkan posisi ranselnya Haura bersuara. Datar. “Jadi nggak usah sok kenal”

“Jadi, sekarang kamu pake trik murahan begini demi menarik perhatian Aydhan?”

Alis Haura menyatu. “Kamu nggak suka aku, jadi otak kamu gampang banget buat membuat spekulasi buruk tentang aku. Sayang banget, spekulasi kamu salah. Aku nggak ada niat sedikitpun buat narik perhatian Aydhan. Sekarang dan seterusnya. For your information aja, Aku malah udah ngomong sama Aydhan kalau aku mau pertunangan kami berakhir. Tinggal nunggu Papaku pulang buat ngomongin ini”

Alis cowok itu menyatu, “Kamu sadar nggak dengan hal yang baru kamu omongin?”

“Ini masih pagi dan kesadaranku masih 100 persen. Kamu nggak salah denger” Haura menepuk pundak pak ojol, “Lampunya udah ijo pak”

Temen-temen Aydhan sama brengseknya dengan pemuda itu. Dari cerita Angel bahkan dibuku dairy Haura tak ada kenangan menyenangkan tentang mereka. Kumpulan pemuda yang gantengnya diatas rata-rata itu nampaknya memang tak pernah menyukai Haura sedikitpun. Jadi sekarang yang Haura akan lakukan adalah melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan pada Haura. Abaikan mereka.

“Makasih pak” Haura menyerahkan helm pada pak ojol diiringi tatapan heran siswa Pramudya Private School. Bayangan seorang Haura menaiki ojol ke sekolah tak pernah sedikitpun mampir ke mimpi mereka. Tapi didepan gerbang sekolah, Haura baru saja turun dari ojol dengan senyum sumringah, seolah tatapan orang lain tentangnya tak mengganggunya sama sekali.

“Mba, ini kebanyakan” langkah Haura terhenti. “Uangnya kebanyakan”

“Ambil aja pak. Rejeki bapak” maaf ya Haura, uang kamu mungkin akan banyak berkurang karena aku.

“Makasih Mba” bapak itu tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca.

Haura mengangguk singkat sebelum berjalan masuk melewati gerbang. Dia jelas mendengar dan melihat hampir semua siswa menatapnya aneh, tapi apa peduli Haura?

“Jadi berita yang aku denger benar” bukan sebuah pertanyaan, jadi Haura tak harus menjawab kan? Didepan Haura muncul sosok teman Aydhan yang lain. Sakha. Haura tidak perlu bertanya darimana pemuda didepannya ini tahu.

“Soal Aku yang berusaha narik perhatian Aydhan dengan sikapku yang sekarang?” Haura melipat tangan didepan dada. “Aku ngga ada waktu buat narik perhatian Aydhan. Aku rasa temen kamu juga udah ngasih tahu soal Aku yang bakal mutusin pertunanganku sama Aydhan. Jadi jangan halangin jalanku. Minggir!”

Pemuda itu sedikit gelagapan mendapat perlakuan berbeda dari Haura. Biasanya gadis cantik itu akan menyapanya ramah, bahkan ketika dia hanya melirik padanya sekilas, Haura akan tersenyum super lebar. Senyum palsu hanya agar mereka berada di pihak gadis itu. Sekarang berbeda. Tatapan gadis itu terlalu datar, ucapannya juga tak ramah. Jangankan senyum, rasa-rasanya gadis itu sudah ingin menghilang saja dari hadapannya. Aneh. 

.

.

Hal pertama yang Aydhan sadari ketika memasuki kelas adalah tatapan penasaran dari ketiga sahabatnya. Seorang Aydhan membolos 3 jam pelajaran adalah sesuatu yang tak pernah tersimpan dalam kamus hidup Aydhan. Dia dibesarkan sebagai penerus Pramudya Groups yang taat aturan. Bahkan saat Papa menyuruhnya bertunangan dengan Haura dia tak punya pilihan lain selain menerima. Karena itu aturan Papanya. Aydhan akan menjadi pewaris jika mengikuti aturan yang dibuat Papanya.

Aydhan sebenarnya bukan penggila harta warisan. Tapi melihat Pramudya Groups terancam akan jatuh ke tangan saudara tirinya, benar-benar membuatnya tak rela. Jadi sebisa mungkin, demi menjaga wasiat Mama, dia harus menjadi pewaris tunggal Pramudya Groups. Termasuk melakukan apapun yang papa perintah.

“Are you okay?” Aydhan tak menjawab, malah meletakan kepalanya diatas meja, memejamkan matanya.

“Lo kayak begini bukan karena Haura kan?”

Mendengar nama gadis itu disebut, Aydhan langsung membuka pejaman matanya. Kepalanya dia tegakan kembali. Ditatapnya sahabatnya itu dengan kening berkerut. “Kenapa lagi gadis itu?”

Sakha menggaruk tengkuknya, “Nggak, dia nggak bikin masalah kok. Hanya,” menggantung, dia melirik kedua sahabatnya meminta bantuan.

“Hanya?”

“Ini mungkin nggak penting buat lo, tapi tadi gue ketemu Haura dijalan. Tuh anak pake ojol ke sekolah. Aneh banget kan? Lebih anehnya lagi dia judes banget sama gue, plus” menggantung lagi.

“Dia bilang kalo dia mau mutusin pertunangan sama Lo. Seriusan?” Candra melanjutkan, penasaran setengah mati karena dia satu-satunya yang pagi ini tidak bertemu Haura.

Kepala Aydhan serasa dipukul dengan palu. Memusingkan. Ucapan Haura semalam kembali berputar di kepalanya. Jadi gadis itu serius ingin membatalkan pertunangan dengannya? Bukan hanya omong kosong atau karena bertengkar dengan Haikal?

Sret

“Mau kemana?” Sakha mewakili Raga dan Chandra menyuarakan keterkejutan mereka atas Gerakan tiba-tiba Aydhan.

“Menyelesaikan masalah” Aydhan menoleh. Tatapan pemuda itu datar dan menakutkan.

.

.

Ruang lab bahasa adalah tujuan Aydhan. Sialan. Dia hafal betul jadwal pelajaran gadis itu. Dan dia menemukan Haura disana, duduk dan mengobrol dengan teman sekelasnya. Sepertinya guru bahasa belum masuk. Jadi Aydhan langsung masuk kedalam ruang lab bahasa, menarik lengan Haura dengan kencang.

“What are you doing, Aydhan?!” Haura menarik tangannya, namun cekalan Aydhan tak melemah.

Pemuda itu menunjukan smirk-nya, “Bukannya kamu suka kalo aku pegang tangan kamu?”

“Jangan bercanda!” Haura mendengus. “Lepasin. Kita jadi tontonan” katanya dengan suara kecil berharap Aydhan menurut.

Tapi Aydhan tetaplah Aydhan. Pemuda itu tak akan menuruti perintah orang dengan mudah kecuali perintah Papa. Jadi dia tetap mencengkeram lengan Haura.

“Kita perlu bicara”

Haura melihat ke sekeliling, teman-teman sekelas sedang menjadikan dia dan Aydhan pusat perhatian. Bahkan beberapa dari mereka sibuk merekam.

Aydhan sendiri mendengus, Haura tak pernah perlu berpikir dan ragu menerima ajakannya. Bahkan ketika gadis itu tahu bahwa Aydhan hanya akan memarahinya, Haura tetap dengan suka rela mengikutinya tanpa berpikir.

“Oke. Tapi lepasin tangan kamu dulu”

Aydhan mengerutkan keningnya, ketika melihat Haura mendelik, Aydhan akhirnya mengangguk.

Haura menoleh pada Angel, “Nggak pa-pa” ketika akhirnya Angel mengangguk dengan tidak rela, Haura lekas menyusul Aydhan keluar ruang lab bahasa. Keduanya berjalan menuju taman belakang kelas. Tempat paling sepi saat jam pelajaran masih berlangsung.

“Kita tidak akan memutuskan pertunangan ini” kata Aydhan begitu mereka saling berhadapan dengan jarak 3 langkah.

“Why? Ini kan alasan kamu bersikap nggak baik sama aku?”

“Karena aku nggak mau”

“Tapi aku mau!”

“Haura!”

“Jangan bikin Haura salah paham!” suara Haura meninggi. Sikap Aydhan yang begini membuat Haura sering salah paham.

Aydhan melangkah maju, membuat jarak mereka hanya satu langkah. “Pertunangan ini aku yang memulai, jadi kalau mau mengakhiri aku yang akan mengakhirnya” tatapan matanya menyorot dingin pada Haura.

Haura yang mendongak, terdiam, ingatannya kemudian tertuju pada satu lembar halaman pada diary Haura. “Sampai umur kamu 17 tahun kan? 1 bulan lagi” alis Aydhan menyatu. “Pramudya Groups akan menjadi milik kamu seutuhnya setelah umur kamu 17 tahun. Setelah itu, kita selesai kan?”

“Apa maksud,” Aydhan berhenti, matanya menatap Haura dengan serius. Aydhan kini tahu bahwa Haura tahu alasan dia menerima pertunangan dengan gadis itu. Tapi sejak kapan? Dan kenapa gadis itu diam saja selama ini?

“Benar. Aku tahu” Haura melipat tangan didepan dada. “Aku tahu kalau aku jadi salah satu syarat yang diajuin Oom Arya agar Pramudya Groups berganti nama atas nama kamu" mata Aydhan membesar. “Okay, 1 bulan. Setelah itu aku yang bakal ngomong sama Oom Arya buat mutusin pertunangan ini”

“Dan Papa bakal nyalahin aku?” Aydhan tahu bahwa Papa-nya sangat menyukai Haura.

Haura tertawa, “Tenang aja. Aku bakal bilang kalo aku udah nggak suka sama kamu dan lagi jatuh cinta sama orang lain. Jadi kesalahan ada di aku. Kamu bersih”

“Kamu? Jatuh cinta sama orang lain?” Aydhan terkekeh sinis. “Kamu yakin Papa bakal percaya?”

“Kita nggak perlu peduli” Haura menjawab acuh.

“Kenapa kamu ngelakuin ini?” Aydhan akhirnya buka suara lagi setelah mereka terdiam cukup lama.

“Supaya terbebas dari kamu”

Dan jantung Aydhan berpacu dengan cepat. Dia tidak suka kejutan ini!

.

.

“Haura, kamu serius mau mutusin pertunangan kamu sama Aydhan?” Sepertinya kabar itu cepat menyebar. Bahkan Haura bisa mendengar beberapa orang saling berbisik ketika melihatnya. Topiknya masih sama; Haura akan memutuskan pertunangan dengan Aydhan. Tentu saja dengan tambahan; Haura sudah bosan mengejar Aydhan atau Haura akhirnya sadar kalau Aydhan lebih memilih Sofia dibanding dirinya.

“Sekarang nggak. Tunggu satu bulan lagi” gadis itu melongok menu makan siang dari balik punggung teman sekelasnya.

“Kenapa?” Angel tahu betapa berusahanya Haura agar pertunangan antara gadis itu dan Aydhan terlaksana dan bagaimana bahagianya Haura saat Aydhan memasangkan cincin dijari manisnya.

“Kamu nggak akan senang kalau aku ceritain” Haura menjawab santai. “Yang pasti, Angel sayang, I'm okay so jangan menatap aku begitu. Bisa?"

Angel mendengus, diam memperhatikan sahabatnya itu sibuk menghitung beberapa orang didepan mereka sebelum bisa mengambil jatah makan siangnya. Gadis itu tertawa pelan, lucu sekali.

Angel tak pernah tahu bahwa makan di kantin juga adalah kebahagiaan bagi Haura. Selama ini, sahabatnya itu selalu menghindari makan dikantin. Alasannya karena menu dikantin tidak sesuai dengan seleranya. Tapi Angel tahu alasan utama Haura malas kekantin adalah karena segerombolan pemuda ganteng yang akan menatap gadis itu dengan tatapan tak bersahabat. Apalagi setelah Haura mengerjai orang.

Tapi hari ini, kumpulan pemuda ganteng yang diketuai tunangan Haura menatap Haura dan dirinya berbeda. Entahlah, apa itu hanya perasaan Angel atau memang mereka memperhatikan Haura sebegitu intensnya. Tapi tatapannya berbeda, tak bisa ditebak.

“Ngapain lagi deh?" Haura bersuara, dia sudah tidak sabar menikmati makan siangnya dan tak ada waktu mengurusi Aydhan and the gank.

“Mau nawarin meja kita. Tuh" alis Haura menyatu. Lucu bahkan Dimata para pemuda itu.

Dikantin ada meja khusus untuk Aydhan and the gank. Tapi aku tidak bisa duduk disana. Selamanya.

“Thanks” kata Haura dengan senyum lebar, "Tapi aku lebih suka duduk disini. Deket kalo mau nambah” katanya sebelum duduk di bangku paling dekat dengan dirinya berdiri. “Angel, ngapain? Sini”

Angel tergagap, lalu berjalan melewati para pemuda itu.

Tanpa memperdulikan keempat pemuda itu, Haura lekas menyantap makan siangnya. Sup dagingnya benar-benar luar biasa enak.

“Menu makan siang sekolah kita emang terbaik”

“Dari orang yang baru dua kali makan di kantin sekolah” Angel menyindir.

“Aku melihat menunya di grup kelas, rasa-rasanya aku melewati tahun pertamaku sia-sia karena melewatkan makan siang seenak ini” gadis itu bersuara dengan semangat, “Ngapain kalian disini?” matanya yang awalnya berbinar ketika membicarakan makanan mendadak memicing melihat Aydhan and the gank duduk semeja dengannya dan Angel.

“Ingin mencoba meja lain selain meja milik kami tentu aja” Chandra yang menjawab. “Geseran dikit ya, Angel” lanjutnya sambil menggeser nampan makan siang Angel.

Alis Haura menyatu melihat Aydhan duduk disampingnya dengan sukarela.

“Selamat, kamu berhasil menarik perhatianku” sama seperti Haura yang tak bisa membaca tatapan Aydhan, Aydhan juga tak bisa membaca tatapan Haura padanya.

Terpopuler

Comments

Ayu sutriani

Ayu sutriani

bagus alurny thor /Rose/

2024-02-22

0

mr. rmayy

mr. rmayy

nice bangett thorr ..

2023-12-07

1

lihat semua
Episodes
1 1. Dunia Haura
2 2. Perubahan Haura
3 3. Perubahan Besar
4 4. Selamat kamu berhasil menarik perhatianku
5 5. Aku nggak berpikir kamu ada dipihakku
6 6. Kamu nggak punya pilihan
7 7. Aku nggak akan membiarkan kamu pergi
8 8. Aku penasaran apa yang akan kamu lakukan tanpa aku
9 9. Aku nggak suka kamu membahas ini
10 10. Kebetulan aku nggak mau ketemu kamu
11 11. Aku tahu, kamu kan nggak suka aku
12 12. Jadi aku boleh menyimpulkan kehadirannya tidak butuhkan kan?
13 13. Itu yang mau aku tanyakan, kenapa kamu melihat pria lain begitu?
14 14. Lagian itu cuman hot chocolate
15 15. Aku minta maaf
16 16. Aku takut waktuku nggak cukup
17 17. Kamu harus tetap suka sama aku
18 18. Kalian pernah denger peterpan syndrome?
19 19. Kamu nggak akan suka melihat kegilaan Aydhan
20 20. Kamu satu-satunya yang aku mintai maaf
21 21. Mereka hanya tahu jawabannya bukan caranya
22 22. Terimakasih sudah bahagia
23 23. Apa yang bisa aku bantu?
24 24. Sebenarnya aku sedang menguji kamu
25 25. Aku cemburu
26 26. Gue mau kita berdamai
27 27. Jadi aku nggak ada harapan jadi menantu Papa kamu?
28 28. Bisa nggak sehari aja biarin aku tenang?
29 29. Kalian kan nggak suka satu ruangan dan berbagi oksigen dengan aku
30 30. Kenapa harus Haura?
31 31. Kamu nggak boleh suka sama aku
32 32. Aku nggak salah!
33 33. Jadilah anjing yang penurut
34 34. Dasar pembohong
35 35. Tidak ada yang boleh menyentuh milik Aydhan
36 36. Aku mau ngasih misi penting nih
37 37. Are you jealous?
38 38. Kenapa kamu menutupinya dari kami?
39 39. Jangan gila Haura?!
40 40. Kamu nggak boleh jatuh cinta pada Aydhan!
41 41. Gue bisa jelasin
42 42. Gue akan lebih merepotkan dari Aydhan
43 43. Nggak ada obat paling mujarab selain nangis
44 44. Kamu okay, Haura?
45 45. Biar Papa yang urus semuanya
46 46. Aku nggak pernah memikirkan perempuan cantik selain Mama
47 47. Biarin aku meyakinkan Oom Bram
48 48. Apa yang lagi lo rencanakan?
49 49. Kata-kata kamu kasar banget
50 50. Itu bukan kepura-puraan
51 51. Kita masih berteman kan?
52 52. Panggil Saja 'Sayang'
53 53. She loves you
54 54. Seperti kamu ketika melihat Aydhan
55 55. Aku bukan penipu!
56 56. Semua benda disini, kamu bisa memilikinya
57 57. Ini bukan soal benar atau salah, ini soal perasaan Haura
58 58. Mau ditatap segimana intens pun Haura tidak akan kembali
59 59. Lo dijamin atas nama Pramudya
60 60. Gue masih ada di pihak Aydhan
61 61. Bagaimanapun gue mendapat satu pukulan dari lo
62 62. Aku hanya bersikap sebagai seorang teman
63 63. Kenapa kamu sangat patuh ke Papa?
64 64. Itu terlalu murah
65 65. Aku yang paling tahu kondisi tubuhku
66 66. Bukannya kamu terlalu nggak tahu malu?
67 67. Gue nggak peduli lo masuk grup sialan itu!
68 68. Aku masih mau hidup
69 69. Aydhan sudah jatuh, Sofia
70 70. Kita hidup dimana uang sangat berkuasa
71 71. Mau memamerkan saya ke teman kamu?
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Dunia Haura
2
2. Perubahan Haura
3
3. Perubahan Besar
4
4. Selamat kamu berhasil menarik perhatianku
5
5. Aku nggak berpikir kamu ada dipihakku
6
6. Kamu nggak punya pilihan
7
7. Aku nggak akan membiarkan kamu pergi
8
8. Aku penasaran apa yang akan kamu lakukan tanpa aku
9
9. Aku nggak suka kamu membahas ini
10
10. Kebetulan aku nggak mau ketemu kamu
11
11. Aku tahu, kamu kan nggak suka aku
12
12. Jadi aku boleh menyimpulkan kehadirannya tidak butuhkan kan?
13
13. Itu yang mau aku tanyakan, kenapa kamu melihat pria lain begitu?
14
14. Lagian itu cuman hot chocolate
15
15. Aku minta maaf
16
16. Aku takut waktuku nggak cukup
17
17. Kamu harus tetap suka sama aku
18
18. Kalian pernah denger peterpan syndrome?
19
19. Kamu nggak akan suka melihat kegilaan Aydhan
20
20. Kamu satu-satunya yang aku mintai maaf
21
21. Mereka hanya tahu jawabannya bukan caranya
22
22. Terimakasih sudah bahagia
23
23. Apa yang bisa aku bantu?
24
24. Sebenarnya aku sedang menguji kamu
25
25. Aku cemburu
26
26. Gue mau kita berdamai
27
27. Jadi aku nggak ada harapan jadi menantu Papa kamu?
28
28. Bisa nggak sehari aja biarin aku tenang?
29
29. Kalian kan nggak suka satu ruangan dan berbagi oksigen dengan aku
30
30. Kenapa harus Haura?
31
31. Kamu nggak boleh suka sama aku
32
32. Aku nggak salah!
33
33. Jadilah anjing yang penurut
34
34. Dasar pembohong
35
35. Tidak ada yang boleh menyentuh milik Aydhan
36
36. Aku mau ngasih misi penting nih
37
37. Are you jealous?
38
38. Kenapa kamu menutupinya dari kami?
39
39. Jangan gila Haura?!
40
40. Kamu nggak boleh jatuh cinta pada Aydhan!
41
41. Gue bisa jelasin
42
42. Gue akan lebih merepotkan dari Aydhan
43
43. Nggak ada obat paling mujarab selain nangis
44
44. Kamu okay, Haura?
45
45. Biar Papa yang urus semuanya
46
46. Aku nggak pernah memikirkan perempuan cantik selain Mama
47
47. Biarin aku meyakinkan Oom Bram
48
48. Apa yang lagi lo rencanakan?
49
49. Kata-kata kamu kasar banget
50
50. Itu bukan kepura-puraan
51
51. Kita masih berteman kan?
52
52. Panggil Saja 'Sayang'
53
53. She loves you
54
54. Seperti kamu ketika melihat Aydhan
55
55. Aku bukan penipu!
56
56. Semua benda disini, kamu bisa memilikinya
57
57. Ini bukan soal benar atau salah, ini soal perasaan Haura
58
58. Mau ditatap segimana intens pun Haura tidak akan kembali
59
59. Lo dijamin atas nama Pramudya
60
60. Gue masih ada di pihak Aydhan
61
61. Bagaimanapun gue mendapat satu pukulan dari lo
62
62. Aku hanya bersikap sebagai seorang teman
63
63. Kenapa kamu sangat patuh ke Papa?
64
64. Itu terlalu murah
65
65. Aku yang paling tahu kondisi tubuhku
66
66. Bukannya kamu terlalu nggak tahu malu?
67
67. Gue nggak peduli lo masuk grup sialan itu!
68
68. Aku masih mau hidup
69
69. Aydhan sudah jatuh, Sofia
70
70. Kita hidup dimana uang sangat berkuasa
71
71. Mau memamerkan saya ke teman kamu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!