5.pindah rumah

Barra masih mengukung istrinya, ia tersenyum melihat bagaimana Raqilla terlihat gugup kemudian pria itu menjauhi Raqilla membuat wanita itu bernafas lega.

"Kenapa harus segugup itu?padahal Aku tidak melakukan hal yang lebih,"

Raqilla mengerucutkan bibirnya karena kesal dengan tingkah Barra.

"Bibirnya tidak perlu seperti itu, mau Aku cium, hmm?" Barra menaik-turunkan kedua alisnya bermaksud menggoda kembali.

"Diam! Jangan aneh-aneh, Saya mau tidur, jangan ganggu!"

Melihat sang istri sudah kembali menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, Barra hanya tersenyum. Ia sebenarnya menginginkan Raqilla menjadi miliknya malam ini juga, tetapi dirinya tidak mau melakukannya jikalau wanita yang sudah jadi istrinya ini belum mau, ia akan menunggu saat Raqilla siap.

***

Pagi hari telah tiba, matahari sudah naik ke atas guna menyinari kehidupan di bumi ini.

Di atas tempat tidur, Raqilla masih terlelap di bawah selimut tebal. Wanita itu pasti kelelahan karena saat pesta resepsi tak henti-hentinya menyambut para tamu.

Barra sendiri sudah bangun bahkan sudah mandi, ia masih menunggu sang istri yang belum bangun.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar membuat Barra melirik ke arah pintu, ia berjalan kemudian langsung membuka pintu ternyata Vano lah yang mengetuk.

"Apa?"

"Tuan, ada tuan Aron yang ingin sarapan bersama Anda dan nona Raqilla," jelas Vano.

"Baiklah, katakan kami akan segera pergi," balas Barra kemudian kembali masuk tak lupa menutup pintu.

Barra mendekati tempat tidur, menatap wajah Raqilla yang terlihat begitu cantik dimatanya. Tangan pria itu terulur untuk merapikan beberapa anak rambut yang mengenai pipi istrinya ini.

"Sayang, bangun yuk," panggil Barra penuh kelembutan.

"Udah pagi ini, kita sarapan bersama kakek." Barra menepuk lembut pipi Raqilla hingga wanita itu mulai terusik.

Matanya mulai mengerjap hingga tidak lama terbuka dengan sempurna, melihat ada sosok pria, Raqilla duduk dengan cepat.

"Siapa kamu?" tanya Raqilla dengan wajah terkejut.

Barra mengernyit bingung, apa istrinya ini lupa siapa Barra.

"Aku suamimu."

"Suami?"

"Iya sayang. Tunggu, jangan bilang kamu lupa kita sudah menikah?" tanya Barra tidak habis pikir.

Raqilla diam mencoba mengingat dan akhirnya ia mengingat jika dirinya sudah menikah.

"Kamu ini bermimpi apa sampai lupa kita sudah menikah," ujar Barra sembari geleng kepala. "Ya sudah, sekarang bangun lalu mandi dulu."

Raqilla dengan malas-malasan bangkit, gerakan wanita itu juga terkesan lambat.

"Oh ya, apa kau mau aku mandikan?" tanya Barra dengan kedua alis di naik-turunkan.

Raqilla melototi Barra sembari mengangkat kepalan tangannya. "Awas saja kalau berani!" Wanita itu berjalan cepat menuju kamar mandi.

Beberapa menit berlalu, kini sepasang pengantin baru itu sudah turun ke lobi hotel setelah sebelumnya cekcok mengenai pakaian yang akan di gunakan Raqilla.

Wanita itu tidak mau memakai pakaian pemberian Barra yang terlihat seksi, sehingga Raqilla memilih memakai Hoodie Barra dan jeans saja karena pakaiannya masih di rumah Aron.

Keduanya akan sarapan bersama kakek Raqilla di restoran sebrang hotel, kenapa tidak sarapan di hotel saja? Jawabannya karena ini permintaan Aron.

Melihat kedatangan tuan dan istrinya, Vano menghampiri lalu mengajak keduanya ke tempat Aron berada.

"Selamat pagi, Kek," sapa Barra tersenyum hangat.

"Pagi Nak," Aron membalas sembari melirik Raqilla yang cemberut.

"Bagaimana tidur kalian?apa nyenyak?" tanya Aron setelah keduanya duduk.

"Tentu saja, sangat nyenyak. Bukan begitu istriku?" Barra melirik Raqilla yang acuh saja.

"Baik, lebih baik kita sarapan terlebih dahulu,"

Mereka pun sarapan dengan hening, hingga beberapa menit selesai.

"Ngomong-ngomong, kalian akan tinggal di mana?" Aron bertanya seraya meneguk air mineral.

"Saya sudah membeli rumah dekat kantor, Kek," jawab Barra.

"Benarkah?bagus itu, jika memang keputusan kalian ingin tinggal sendiri tidak masalah."

"Keputusan kalian? sepertinya hanya keputusan dia saja," ketus Raqilla menunjuk Barra.

Lalu wanita itu beralih kepada Aron. "Kek, aku tidak mau tinggal di rumah baru," rengeknya.

"Kenapa?kamu harus ikut kemana suamimu, Qilla," papar Aron memberi pengertian.

"Kenapa tidak tinggal di rumah kita saja?"

"Kamu ini banyak pinta! Ikuti suamimu, karena kamu sekarang hidup dengannya bukan dengan Kakek lagi,"

"Tapi Kek ... aku tidak mau,"

"Sudah, jangan seperti ini."

"Maaf, Kakek tidak bisa mengantar kalian ke rumah baru kalian," terang Aron merasa tidak enak.

"Tidak masalah, Kek," jawab Barra cepat.

"Nak Barra, tolong bersabar pada Qilla, ini masih awal baginya jadi, maaf kalau sikapnya masih cuek padamu," Aron meminta maaf karena merasa sang cucu masih tidak bisa menerima pernikahan ini.

"Tidak masalah, aku paham. Aku akan berusaha merubahnya dan mendapat hatinya," jelas Barra menatap intens Raqilla yang sejak tadi bermuka malas.

Aron tersenyum setelahnya pria paruh baya itu pamit lebih dahulu, katanya ada urusan penting.

Barra langsung mengajak sang istri menuju rumah baru mereka. Mereka satu mobil di susul Vano di mobil yang lain.

Dalam waktu setengah jam, mereka sudah tiba di sebuah rumah yang besar dan megah. Raqilla saja sampai terkagum-kagum melihatnya.

Mulut wanita itu terbuka menatap penuh kekaguman bangunan bergaya eropa ini.

"Tutup mulutmu itu nanti ada lalat masuk," ejek Barra tersenyum.

Raqilla hanya mendengus mendengar nya, lalu ia mengikuti langkah Barra yang masuk ke dalam bangunan megah ini.

Jika luarnya saja sudah besar apalagi dalamnya. Bukan sekadar besar, tetapi indah dan mewah itulah keadaan di dalam rumah ini.

Mereka di sambut beberapa maid, Barra meminta para maid mengambil koper miliknya juga paper bag berisi baju-baju baru Raqilla yang di beli Vano atas perintahnya.

"Ayo pergi ke kamar kita," ajak Barra hendak merangkul, tetapi Raqilla malah menjauh.

"Kamar kita?tunggu, kita satu kamar?"

"Tentu,"

"Tidak, aku tidak mau," tolak Raqilla cepat.

"Apalagi sekarang?"

"Berikan kamar lain saja, kamar pembantu juga tidak masalah," tutur Raqilla.

"Untuk apa kamar pembantu?jangan banyak pinta, ayo ke kamar kita." Barra berusaha menggenggam tangan sang istri.

Raqilla menepis tangan Barra, "Kalau Anda terus memaksa, maka saya akan pergi!" ancam Raqilla

Barra memijit pelipisnya karena pusing dengan tingkah sang istri.

"Baik, tunggu sebentar. Jangan kemana-mana!" Barra berjalan menaiki anak tangga meninggalkan Raqilla sendirian.

Selang beberapa menit, pria itu turun kembali dengan setelan formalnya dan melihat sang istri masih diam di tempatnya berdiri sejak tadi, diam layaknya patung.

Barra mendekat lalu tanpa aba-aba menggendong Raqilla ala bridal style membuat wanita itu terkejut.

"Hei ... Anda mau ap-"

Ucapan Raqilla terhenti saat Barra mengecup keningnya sedikit lama, wanita itu mematung merasakan hangatnya benda kenyal yang menempel di keningnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

VhatmaR

VhatmaR

eehh kena deh wkwkwkwkk

2023-08-19

1

lihat semua
Episodes
1 1.permintaan menikah
2 2.pertemuan
3 3.Menikah
4 4.bukan malam pertama.
5 5.pindah rumah
6 6.menjenguk Bagas.
7 7.liburan bulan madu
8 8.berkeliling desa
9 9.permintaan melakukan kewajiban
10 10.bertemu masa lalu
11 11.
12 12.mantan?
13 13.kembali ke Jakarta
14 14.mengajak Raqilla
15 15.tidak pantas.
16 16.jangan bersedih
17 17.bertemu kembali masa lalu.
18 18.Jalan-jalan?
19 19.Cuti
20 20.Waktu berdua?
21 21.Menunggu
22 22.Masuk rumah sakit
23 23.Menyadari
24 24.Menjauhi Reyhan
25 25.Makan bersama
26 26.Kedatangan Clara
27 27. Magang
28 28.Gangguan
29 Kerja sama Reyhan dan Clara
30 30.Rasa iba
31 Tindakan Raqilla
32 Gagal makan di luar
33 Tidak mendengarkan?
34 Barra marah.
35 Mabuk
36 Salah paham dan kemarahan Barra.
37 Bercerai?
38 Mengadu pada Aron.
39 Sikap yang berubah.
40 Di culik
41 Penyelamatan Raqilla
42 Trauma
43 Kebenaran
44 Berbaikan.
45 Pulang ke rumah
46 46
47 Reyhan lagi?
48 Hukuman
49 Hubungan yang membaik.
50 Belanja
51 Rencana Raqilla dan Barra.
52 Melakukan nya
53 Kondisi Bagas.
54 Kedatangan seseorang.
55 Bayu, ayah Barra.
56 Bayu bertemu Bagas.
57 Menginginkan sebuah posisi
58 Anak haram?
59 Sebuah rahasia.
60 Mencari tahu
61 Tes DNA?
62 Operasi Bagas.
63 Hasil tes DNA
64 Permintaan Bayu.
65 Apa lagi, ini?
66 Masalah.
67 Raqilla terluka.
68 Raqilla hamil?
69 Sisi jahat Bayu.
70 Kejadian di rumah sakit.
71 Kabar baik untuk semua.
72 Hukuman untuk Bayu.
73 Makan bersama di rumah Bagas.
74 Ungkapan rasa.
75 Taman hiburan.
76 Pertemuan Vano dengan Viani.
77 Harapan Barra.
78 Aron sakit.
79 Viani teman sekolah Raqilla.
80 Leukimia?
81 Pengobatan untuk Aron.
82 Patah hatinya Viani.
83 Berangkat.
84 Curhat.
85 Pergi keluar kota.
86 Bertemu Katrina.
87 Katrina mencari perkara.
88 Kabar buruk.
89 Kepergian Aron untuk selamanya.
90 Ke Singapura.
91 91. Cemas.
92 Penyerangan.
93 Kepergian Bagas dan Raqilla keguguran.
94 Terpuruk.
95 Pemakaman.
96 Harus tetap kuat.
97 Pelaku penyerangan.
98 Menghukum.
99 Bab 99.
100 Bab. 100
101 Kabar pernikahan
102 Pernikahan Vano dan Viani.
103 Akhir?
104 7 tahun berlalu.
105 Akhir kisah.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1.permintaan menikah
2
2.pertemuan
3
3.Menikah
4
4.bukan malam pertama.
5
5.pindah rumah
6
6.menjenguk Bagas.
7
7.liburan bulan madu
8
8.berkeliling desa
9
9.permintaan melakukan kewajiban
10
10.bertemu masa lalu
11
11.
12
12.mantan?
13
13.kembali ke Jakarta
14
14.mengajak Raqilla
15
15.tidak pantas.
16
16.jangan bersedih
17
17.bertemu kembali masa lalu.
18
18.Jalan-jalan?
19
19.Cuti
20
20.Waktu berdua?
21
21.Menunggu
22
22.Masuk rumah sakit
23
23.Menyadari
24
24.Menjauhi Reyhan
25
25.Makan bersama
26
26.Kedatangan Clara
27
27. Magang
28
28.Gangguan
29
Kerja sama Reyhan dan Clara
30
30.Rasa iba
31
Tindakan Raqilla
32
Gagal makan di luar
33
Tidak mendengarkan?
34
Barra marah.
35
Mabuk
36
Salah paham dan kemarahan Barra.
37
Bercerai?
38
Mengadu pada Aron.
39
Sikap yang berubah.
40
Di culik
41
Penyelamatan Raqilla
42
Trauma
43
Kebenaran
44
Berbaikan.
45
Pulang ke rumah
46
46
47
Reyhan lagi?
48
Hukuman
49
Hubungan yang membaik.
50
Belanja
51
Rencana Raqilla dan Barra.
52
Melakukan nya
53
Kondisi Bagas.
54
Kedatangan seseorang.
55
Bayu, ayah Barra.
56
Bayu bertemu Bagas.
57
Menginginkan sebuah posisi
58
Anak haram?
59
Sebuah rahasia.
60
Mencari tahu
61
Tes DNA?
62
Operasi Bagas.
63
Hasil tes DNA
64
Permintaan Bayu.
65
Apa lagi, ini?
66
Masalah.
67
Raqilla terluka.
68
Raqilla hamil?
69
Sisi jahat Bayu.
70
Kejadian di rumah sakit.
71
Kabar baik untuk semua.
72
Hukuman untuk Bayu.
73
Makan bersama di rumah Bagas.
74
Ungkapan rasa.
75
Taman hiburan.
76
Pertemuan Vano dengan Viani.
77
Harapan Barra.
78
Aron sakit.
79
Viani teman sekolah Raqilla.
80
Leukimia?
81
Pengobatan untuk Aron.
82
Patah hatinya Viani.
83
Berangkat.
84
Curhat.
85
Pergi keluar kota.
86
Bertemu Katrina.
87
Katrina mencari perkara.
88
Kabar buruk.
89
Kepergian Aron untuk selamanya.
90
Ke Singapura.
91
91. Cemas.
92
Penyerangan.
93
Kepergian Bagas dan Raqilla keguguran.
94
Terpuruk.
95
Pemakaman.
96
Harus tetap kuat.
97
Pelaku penyerangan.
98
Menghukum.
99
Bab 99.
100
Bab. 100
101
Kabar pernikahan
102
Pernikahan Vano dan Viani.
103
Akhir?
104
7 tahun berlalu.
105
Akhir kisah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!