Menuruni Jurang Kematian

Yu Jireu melangkah dengan pasti dan sorot matanya benar-benar penuh dengan tekad. Dia mulai menuruni tebing dengan hati-hati. Jika sampai dia gagal dalam fokusnya, maka sudah dipastikan kematian untuknya benar-benar akan tercatat.

Yu Jireu berpegangan dengan bebatuan yang runcing sekaligus tajam yang membuat tangannya memiliki banyak goresan. Rasa sakit itu sama sekali tidak dia rasakan, karena telah terkalahkan oleh tekad yang begitu bulat.

Setelah hampir 2 jam menuruni tebing yang begitu curam sekaligus mengerikan, Yu Jireu akhirnya menemukan sebuah tanah yang sedikit lapang yang langsung digunakan untuk memulihkan tenaganya.

"Hahh.. Tubuh ini benar-benar sangat rapuh sekali!" keluh Yu Jireu. Jika itu dihidupkannya yang sebelumnya maka dia hanya tinggal melompat tanpa ada rasa ketakutan sama sekali akan kematian. Namun saat ini, tubuh Yu Jireu masihlah sangat kecil dan lemah sehingga dia benar-benar direpotkan.

"Hufth! tidak boleh mengeluh Yu Jireu! Ini adalah jalan yang kau pilih!" ucapnya menguatkan hati.

Dia pun duduk bersila dan memulihkan tenaga yang terkuras sekaligus mengobati luka-luka yang ada pada sekujur tubuhnya khususnya pada bagian kaki dan juga tangan.

Satu jam kembali berlalu dan Yu Jireu telah berhasil memulihkan tenaga serta luka-lukanya. Di mulut jurang kematian ini, Yu Jireu merasa bahwa tekanan gravitasi serta aura langit dan bumi sangatlah kuat melebihi di tempat-tempat lain. Yu Jireu jadi menduga-duga bahwa di dalam jurang sana pasti akan terdapat hewan buas atau binatang spiritual yang sangat kuat.

Oleh karena itu, Yu Jireu harus mengambil langkah cerdas untuk segera meningkatkan kekuatannya sekaligus tubuh fisiknya menggunakan medan yang ada.

Kryuuk... Kryuuk...

Perut Yu Jireu berbunyi, tanda bahwa jutaan cacing sedang berdemo besar-besaran meminta jatah sumbangan makanan. Yu Jireu sampai mengumpat sendiri karena hal ini. Padahal dulu dia mampu untuk tidak makan ribuan tahun lamanya dan menggantikannya menggunakan energi Qi.

Yu Jireu menenangkan dirinya sendiri lalu menghela nafasnya. Hal seperti ini cukup wajar terjadi padanya, karena dia yang dulunya merupakan sosok paling kuat di Alam Dewa harus beradaptasi dengan kondisi saat ini.

"Aku harus mencari sesuatu yang dapat aku makan paling lama 3 hari. Jika tidak, suara perutku ini akan mengganggu konsentrasiku yang mungkin dapat menjadikanku menemui penguasa kematian." katanya sembari melihat-lihat di sekitarnya, mungkin saja dia dapat menemukan sebuah tumbuhan atau herbal yang tumbuh di bebatuan tebing curam.

Akan tetapi Yu Jireu harus mendapatkan kekecewaan karena ia sama sekali tidak menemukan apapun yang hidup di tebing-tebing Jurang Kematian. Dia hanya mendapati batu-batu yang menjual dengan ketajaman seperti pedang yang dapat merobek tubuh manusia.

"Sial! Jika aku menggunakan energi Qi milikku untuk mencukupi kebutuhan cacing-cacing sialan di dalam perutku, maka aku akan sangat cepat kelelahan sebelum menemui tanah sedikit lapang seperti ini!" ucapnya mengeluh lagi dan lagi.

"Aakhh.. Sudahlah Yu Jireu! Teruslah berjalan dan jangan banyak mengeluh!" dia berteriak dan memarahi dirinya sendiri. Yu Jireu kemudian melanjutkan perjalanan menuruni tebing curam Jurang Kematian hingga tanpa terasa waktu pun terus berlalu.

.

.

Bruk!

Yu Jireu langsung menjatuhkan tubuhnya saat menemukan sebuah tanah lapang seperti yang pertama. Kali ini fisiknya benar-benar telah kelelahan serta memiliki banyak sekali luka bahkan pada bagian dada dan perut.

Dia sudah melakukan perjalanan menuruni Jurang Kematian selama dua hari lamanya. Namun dari tempat ini juga masih belum terlihat tepian dari jurang yang menandakan mungkin perjalanannya masih sangat jauh. Yu Jireu yang kelelahan langsung kehilangan kesadaran tanpa bisa memulihkan dirinya terlebih dahulu.

***

Klan Yu.

Yu Han atau ayah Yu Jireu saat ini sedang dibuat pusing keliling karena putra semata wayangnya belum lah kembali setelah dua hari. Dirinya tentu sangat mengkhawatirkan keadaan Yu Jireu, mengingat putranya itu tidak dapat berkultivasi dan menggunakan energi Qi untuk melindungi diri.

Yu Han telah mengumumkan kepada seluruh anggota klan akan kabar kehilangan putranya itu. Namun hal yang dia terima adalah semua orang tampak membisu, karena tidak mengetahui keberadaan pemuda yang memiliki julukan sampah masyarakat itu.

"Dimana sekarang kau, nak?" Yu Han menjambak rambutnya sendiri karena begitu frustasi sekaligus khawatir dengan kondisi putranya. Namun satu hal yang membuat Yu Han sedikit lagi adalah lampu jiwa milik putranya masih hidup meski sebelumnya pernah padam dalam waktu 1 jam yang menandakan bahwa Yu Jireu masih hidup namun pernah mengalami hal menakutkan.

Zheep!

Sosok pria sepuh berjenggot putih tiba-tiba muncul di dekat Yu Han. Pria itu adalah ayahnya yang saat ini telah menjadi seorang leluhur di Klan Yu.

"Bagaimana kabar mengenai cucuku? Apakah kau telah menemukannya, Han?" tanya pria sepuh itu dengan nada acuh tak acuh. Bukan dia tidak mengkhawatirkan Yu Jireu, namun dia sangat marah kepada putranya yang telah lalai untuk menjaga cucu semata wayangnya.

Meskipun dia mengetahui bahwa cucunya itu memiliki dantian yang cacat atau lebih tepatnya tersegel, namun dia begitu menyayanginya karena bagaimanapun di dalam tubuh Yu Jireu juga terdapat darahnya yang mengalir.

"Belum, ayah! Tapi aku sudah mengumumkan kepada seluruh anggota klan dan memberikan misi kepada mereka untuk bisa menemukan Jireu'er," jawab Yu Han.

"Kau benar-benar telah gagal menjadi seorang ayah, Yu Han! Aku kecewa kepadamu!"

Zheep!

Setelah mengatakan itu, ayah Yu Han atau kakek dari Yu Jireu langsung menghilang dan berniat untuk mencari keberadaan dari cucunya seorang diri. Hal ini sangat jarang terjadi bagi mereka yang telah menjadi seorang leluhur. Biasanya, mereka akan acuh tak acuh dan membiarkan anak cucunya mengurus urusan mereka sendiri tanpa ikut campur sedikitpun.

Namun untuk pria sepuh yang memiliki nama Yu Yan, hal itu sama sekali tidak berlaku. Baginya, keluarga adalah segalanya dan keutuhan keluarga haruslah selalu dijaga sampai kapan. Oleh karena itu meskipun cucunya merupakan anak yang cacat dan tidak bisa berkultivasi, Yu Yan sangat mengkhawatirkannya.

***

Jurang Kematian.

Yu Jireu pun terbangun dari pingsannya. Dan hal pertama yang dia keluhkan adalah bunyi peperangan yang telah terjadi di dalam perutnya.

Kryuuk... Kryuuk... Kryuuk...

"Ah, sial!" Yu Jireu ingin mengeluh lagi. Namun tiba-tiba matanya melihat sebuah tumbuhan kecil dengan satu buah berwarna keemasan yang hidup di sekitar celah-celah bebatuan.

"Itu.." Yu Jireu tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena apa yang dia lihat seperti sebuah mimpi.

Tumbuhan yang hidup di sela-sela bebatuan itu merupakan sebuah herbal tingkat tinggi yang jika dikonsumsi maka akan memiliki manfaat yang sangat banyak.

"Aku tidak menyangka bahwa tanaman herbal abadi Buah Bodhi akan tumbuh di tempat antah berantah seperti ini!" ucapnya sembari tersenyum dengan lebar. Rasa lelah dan penatnya seolah benar-benar telah lenyap saat itu juga.

Terpopuler

Comments

wong agung

wong agung

buah bodhi itu ada pohon nya

2025-03-04

0

ira kasih

ira kasih

😁👍

2024-11-17

2

Ale Handro

Ale Handro

ifit

2024-06-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!