Kesedihan Yu Jireu

Sementara bocah yang dimaksud atau Yu Jireu hanya bisa diam sembari menahan kesedihannya. Wajahnya tampak begitu kusut saat mendengarkan ejekan dari teman-teman seumurannya.

Yu Jireu sejak kecil memang tampak selalu murung saat menyadari bahwa dia tidak memiliki seorang ibu. Meskipun ayahnya selalu mencurahkan kasih sayang secara penuh kepadanya, namun tanpa kehadiran dari sang ibu maka sebesar apapun kasih sayang seorang ayah akan tetap terasa kurang.

Ya, begitulah kenyataan yang ada. sosok ibu memang tidak pernah tergantikan bagi seorang anak. Namun terkadang banyak sekali anak yang tidak segan menyakiti hati ibunya karena suatu alasan yang tidak masuk akal.

Yu Jireu tidak menggubris ejekan dari anak-anak itu. Dia hanya terus diam kemudian meninggalkan pinggiran taman dengan langkahnya yang begitu gontai. Yu Jireu sampai di rumahnya dan mendapati seorang pria muda sedang berdiri di depan pintu sembari menatapnya dengan tatapan lembut. Dia tentu saja adalah Yu Han atau ayah dari Yu Jireu.

"Sudah pulang, nak?" tanya Yu Han dengan nada penuh kasih.

"Salam, ayah!" balas Yu Jireu sembari mendekati sang ayah dan memeluknya dengan sangat erat sehingga membuat Yu Han keheranan.

Yu Han melepaskan pelukan anaknya setelah beberapa menit dan mendapati mata Yu Jireu yang tampak sembab karena menahan air mata untuk jatuh.

"Ada apa, nak? Apakah teman-temanmu membuat ulah lagi?" tanya Yu Han.

Yu Jireu hanya menganggukkan kepalanya saja lalu kembali memeluk sang ayah. Dia saat ini benar-benar sangat merindukan sosok sang ibu yang hanya dia bisa lihat lewat sebuah gambar atau lukisan yang ditinggalkan.

"Aku rindu ibu, ayah!" ucapnya lalu air mata yang awal dia berusaha untuk membendungnya kini langsung tumpah saat mengucapkan kata ibu.

Yu Han yang mendapati anaknya menangis karena sedang merindukan ibunya juga tidak bisa untuk tidak tersentuh dan menitihkan air mata. Hatinya terasa begitu sakit seperti ditusuk-tusuk menggunakan jarum beracun. Dia mungkin sangat kuat dalam usianya yang masih lah cukup muda, namun Yu Han merasa bahwa kekuatannya ini sama sekali tidak berguna karena bahkan dia tidak dapat membuat anaknya yang baru berumur 3 tahunan ini tersenyum.

'Istriku.. Kau lihatlah putra kita, Jireu! Dia tampak begitu lemah tanpa kehadiranmu.' batin Yu Han sembari memeluk anaknya dengan erat dan ikut menangis.

Dalam posisi seperti ini sangat wajar bagi Yu Han menangis. Entah suami mana pun pasti akan demikian jika anak kesayangannya bertanya mengenai ibu yang telah tiada.

***

7 tahun berlalu. Kini bocah 3 tahun yang sebelumnya terlihat begitu rapuh kini telah berumur genap 10 tahun. Tubuhnya yang begitu tegap dan sedikit ada otot berbeda dengan anak-anak seumurannya. Dia juga tampak sudah bisa tersenyum kepada semua orang saat dia sedang menyapa atau disapa oleh mereka.

Akan tetapi siapa lah yang tahu isi dari hati seorang manusia. Di balik senyumannya yang begitu tulus dan menyegarkan, terdapat rasa pilu yang begitu menekan yang terkadang membuat sosok Yu Jireu menangis dalam kesendirian.

Saat Yu Jireu sedang berjalan-jalan santai melewati sebuah perbukitan yang ada di pinggiran desanya, tiba-tiba sekelompok pemuda lain mendatanginya sembari melontarkan kata-kata ejekan.

"Woy! Mau ke mana kau sampah masyarakat?" seru pemuda itu yang tidak lain adalah Yu Shang.

Bukan tanpa alasan Yu Shang ini memanggil Yu Jireu sebagai sampah masyarakat. Itu karena Yu Jireu tidak dapat berkultivasi seperti anak-anak pada umumnya karena dantiannya terdapat sebuah segel misterius yang tidak dapat dibuka oleh ayah serta semua orang yang ahli dalam bidang persegelan.

"Bukan urusanmu aku hendak ke mana, Yu Shang!" balas Yu Jireu dengan nada tidak suka. Yu Shang ini adalah anak dari Tetua Pertama Klan Yu dan merupakan sosok paling jenius di umur 10 sampai 15 tahun.

"Hoo..? Kau tampaknya sudah lebih berani dari sebelum-sebelumnya, Yu Jireu? Apakah kau ingin kami pukuli lagi seperti kemarin?" Yu Shang sangat marah karena bocah sampah di hadapannya berani tidak memperlihatkan kesopanan kepada sosok jenius yang dibangga-banggakan sepertinya.

"Lalu apa? Apa kalian ingin memukuliku lagi? Aku sama sekali tidak takut dengan kalian!" ucap Yu Jireu dengan tegas dan sorot mata yang begitu tajam.

"Sialan! Dasar bocah tidak tahu diri! Teman-teman, ayo hajar bocah sialan ini! Setelah itu kita lemparkan saja di hutan supaya dia makan binatang spiritual!" teriak Yu Shang mengajak teman-temannya untuk menghajar Yu Jireu.

Semua teman-teman dari Yu Shang sangat bersemangat dan mereka langsung mengelilingi Yu Jireu. Dengan mengandalkan energi Qi yang telah berhasil mereka serap, mereka semua maju secara bersamaan sehingga membuat Yu Jireu kelimpungan.

Yu Jireu sama sekali tidak berdaya dan hanya bisa menerima sekujur tubuhnya dihantam dengan bogeman mentah dan juga tendangan keras dari anak-anak ini. Dia hanya bisa meringis menahan rasa sakit dan kesadarannya perlahan menghilang.

"Hahaha.. Akhirnya sampah masyarakat ini mampus juga! Ayo kita buang ke hutan dan jangan sampai Tetua Kedua mengetahui akan hal ini atau kita akan dalam bahaya!" ucap Yu Shang kepada teman-temannya yang langsung diangguki mereka.

Yu Jireu diseret oleh kedua teman Yu Shang dan membawanya ke dalam hutan agar nanti ada hewan buas atau binatang spiritual yang mencium bau darah dan akan memangsa tubuh Yu Jireu. Dengan begitu mereka akan aman karena tidak ada bukti tentang hilangnya si sampah masyarakat secara tiba-tiba.

Sesampainya mereka di hutan, mereka melemparkan tubuh Yu Jireu begitu saja lalu meninggalkannya tanpa berbelas kasihan sedikitpun. Sungguh anak-anak ini benar-benar sangat kejam padahal umur mereka barulah 10 sampai 15 tahun.

***

Tidak lama setelah kepergian dari Yu Shang dan teman-temannya, sebuah sinar putih yang cukup terang berasal dari atas langit dan masuk ke dalam tubuh Yu Jireu.

"Ugh!" tubuh Yu Jireu memperlihatkan reaksinya dengan mengeluarkan suara seperti lenguhan kesakitan.

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba mata Yu Jireu yang sebelumnya terpejam langsung terbuka sangat lebar dan membelalak. Kemudian dia mencoba duduk lalu menatap ke satu arah dengan sangat tajam. Yu Jireu kembali sadar!

Tidak! tatapan mata itu bukan tatapan mata yang biasa di perlihatkan oleh Yu Jireu! Tatapan mata ini adalah tatapan seorang penguasa sejati yang sedang dalam keadaan marah karena suatu hal yang baru terjadi.

"Yu Jireu! Ternyata aku bereinkarnasi dengan nama yang sama! Hufth.. Syukurlah.." ucap Yu Jireu sembari menghela nafas lega.

"Dan kuharap jiwamu akan tenang disana!" lanjutnya lalu memejamkan matanya untuk menyerap semua pengetahuan dari kehidupan bocah 10 tahunan ini.

_____________________________

Tingkatan Kultivasi Di Dunia Lotus Putih:

Pembentukan Tubuh (1-9)

Tingkat Bumi (1-9)

Tingkat Langit (1-9)

Tingkat Raja (awal-menengah-akhir)

Tingkat Kaisar (awal-menengah-akhir)

Tingkat Master (awal-menengah-akhir)

Tingkat Saint (awal-menengah-akhir)

(nb. Untuk tingkatan hewan buas atau hewan spiritual sama dengan tingkatan kultivasi. Sedangkan tingkatan Alcemis dan pil-pil buatannya serta tingkatan Penempa dan senjata penempaannya dimulai dari tingkat bumi.)

________________________________

Terpopuler

Comments

Ale Handro

Ale Handro

ueudy

2024-06-17

2

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjuuuuutt Thor 😛😀💪👍🙏

2023-11-03

2

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Oohhh... rupanya Sang Dewa Pelahap barulah masuk sekarang jiwa re-inkarnasinya.... kemarin kemana ajaahh... kebanyakan ngelahap apa seehh...😛😀💪👍👍👍

2023-11-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!