Zhuuung!
Sebuah formasi yang di tengah-tengahnya terdapat sebuah pusaran angin berwarna hitam dengan Petir Surgawi yang terus menyambar tercipta tepat di atas Dewa Pelahap.
Wajahnya yang tenang terus saja memperlihatkan kepada seluruh bawahannya betapa kuat tekat yang dimiliki olehnya. Dia sama sekali tidak takut untuk memasuki pusaran angin hitam penuh petir surgawi itu, karena memang jika dia ingin ber-reinkarnasi maka tubuhnya harus dihancurkan dan jiwanya akan memasuki sebuah siklus untuk bereinkarnasi.
"Yang Mulia! Tidak bisakah mempertimbangkannya lagi?" salah seorang bawahannya mencoba untuk membujuk Sang Dewa Pelahap untuk terakhir kalinya.
"Tidak! Aku telah memutuskan akan berinkarnasi. Sampai jumpa lagi di suatu hari para menteri dan jenderal ku semua!" jawabnya lalu dengan perlahan tubuhnya melayang dan bersiap memasuki pusaran angin hitam yang penuh dengan Petir Surgawi itu.
Murid dari Dewa Pelahap tidak sanggup untuk melihat guru sekaligus junjungannya tersambar oleh Petir Surgawi. Dia langsung mengalihkan pandangan ke arah lain dan menutup telinganya menggunakan energi Qi sembari air matanya terus mengalir seperti sungai.
Dewa Pelahap menatap muridnya untuk yang terakhir dan mendapati bahwa sosok yang dulunya anak kecil yang pernah dia tolong itu sedang mengalihkan pandangan ke arah lain dan dirinya hanya bisa menghela nafas.
"Baiklah.. Aku pergi sekarang!"
Wush!
Zheep!
Dewa Pelahap langsung masuk tanpa ragu ke dalam pusaran angin hitam yang penuh dengan petir surgawi.
"Tidaaaaaaaak!" teriak sang murid, sudut matanya melirik ke arah gurunya yang hendak melakukan tindakan bunuh diri tidak kuasa lagi menahan gejolak emosi dalam hatinya.
Dia berteriak histeris dan hendak menarik kembali gurunya agar tidak masuk dalam pusaran angin tersebut. Akan tetapi kecepatannya tidak lebih cepat daripada kecepatan dari sang guru, sehingga dia pun terlambat dan pusaran angin hitam itu juga langsung menghilang setelah sang guru memasukinya.
Bruk!
Murid dari Sang Dewa Pelahap itu pun langsung terjatuh dan tersimpuh dalam keadaan berlutut. Hatinya benar-benar merasakan sakit yang luar biasa dan tidak akan pernah ada obatnya selain bertemu kembali dengan gurunya suatu hari nanti.
"Dewa Bintang!" ucap Jenderal Zhong sembari mencoba untuk mengangkat tubuh dari murid Sang Dewa Pelahap.
Ya, murid dari Dewa Pelahap itu merupakan seorang Dewa yang sangat kuat yang memiliki julukan Dewa Bintang. Dia memiliki kekuatan maha dahsyat dan dapat mengendalikan kekuatan Bintang semaunya. Namun sosok yang gagah berani dan memiliki kekuatan dahsyat itu saat ini dalam kondisi yang sangat menyedihkan, akibat dari keputusan sang guru.
Bagi Dewa Bintang, gurunya merupakan orang yang paling penting dalam hidup, karena selain dia menjadi guru pembimbing yang membuatnya semakin kuat hingga berada di titik saat ini, Dewa Pelahap juga merupakan sosok ayah yang sangat baik dan berbudi luhur. Tidak ada satu orang pun yang akan menyamai kedudukan itu dalam hati Dewa Bintang.
"Jenderal Zhong dan kalian semua! Tinggalkan aku disini sendiri!" ucap Dewa Bintang dengan nada yang meninggi karena masih menahan gejolak emosi di dalam hati.
Mau tidak mau Jenderal Zhong dan para menteri atau bawahan dari Sang Dewa Pelahap menyetujui permintaan dari Sang Dewa Bintang. Mereka tidak ingin membuatnya marah karena bagi mereka kemarahan Dewa Bintang sama halnya dengan kemarahan dari Sang Dewa Pelahap itu sendiri.
Setelah kepergian dari Jenderal Zhong dan para menteri, tangis Dewa Bintang langsung pecah seketika itu juga dan tidak diketahui sampai kapan dia akan dalam kondisi seperti itu.
***
Swooosshhh...
Seuntaian jiwa berwarna putih yang terlihat seperti jiwa gentayangan sedang tersedot oleh sebuah arus yang sangat mengerikan di suatu tempat yang tidak pernah didatangi oleh siapapun. Ya, jiwa itu adalah jiwa milik Sang Dewa Pelahap yang sedang melewati jalan atau siklus reinkarnasi.
Jiwa Dewa Pelahap hanya terus mengikuti arus dari siklus reinkarnasi tanpa berekspresi atau pun membuat gerakan apapun. Kesadaran dari Dewa Pelahap sendiri masih saja utuh dan dia mengingat dengan jelas bagaimana muridnya berteriak histeris, setelah itu tubuhnya tercabik-cabik hingga hancur lebur menjadi debu oleh petir-petir surgawi.
'Hahh.. Semoga keputusanku ini menjadi keputusan yang terbaik.' batinnya sembari menghela nafas panjang.
Kemudian jiwanya itu memasuki sebuah lubang putih yang tampak sangat menyilaukan hingga jiwa dari Sang Dewa Pelahap harus menutup matanya.
Swooosshhh...
***
Di tempat lain atau lebih tepatnya di sebuah desa kecil yang bernama Desa Perak yang berada di Kekaisaran Naga, di dunia yang bernama dunia Lotus putih yang merupakan jajaran dunia tingkat rendah, terdapat seorang wanita yang sedang menjalani prosesi kelahiran anak pertamanya.
Wanita itu sudah berteriak histeris selama hampir 7 jam lamanya dan tidak menyerah untuk dapat melahirkan anaknya secara normal. Di sampingnya, seorang pria yang masih terlihat muda yang merupakan suami sekaligus salah satu dari Tetua Klan Yu juga terus memberikan semangat kepada istrinya. wajahnya tampak terus mencoba untuk tersenyum meskipun sebenarnya dia sangat mengkhawatirkan sang istri.
2 jam kemudian akhirnya sang anak pun berhasil keluar dalam kondisi selamat namun tidak dengan ibunya. Sang ibu mengalami pendarahan hebat dan dapat membahayakan nyawa jika tidak segera diobati oleh tabib tingkat tinggi.
Namun di Klan Yu yang tempatnya hanya berada di sebuah desa kecil yang jauh dari keramaian tentu saja tidak memiliki tapi seperti itu sehingga Yu Han menjadi sangat bersedih.
"Jangan bersedih, Han! Ini kulakukan demi putra kita. Lihatlah, Dia sangat lucu dan tampan. Aku yakin dia akan mengalahkanmu dalam hal ketampanan serta kekuatan suatu hari nanti!" ucap sang istri dengan berlinang air mata namun bibirnya terus memancarkan senyuman lembut.
"Sudah jangan banyak bicara lagi! Aku tidak mau mendengar apapun!" kata Yu Han dengan hati yang sangat berat dan dia langsung memeluk dengan erat istrinya itu.
"Jaga putra kita, Han! Aku menginginkan nama Jireu! Ya, Yu Jireu!" kata sang istri sembari membalas pelukan dari Yu Han.
Tidak lama setelah itu istri Yu Han pun menghembuskan nafas terakhir dan kelahiran dari Yu Jireu di Klan Yu tidak hanya membawa kebahagiaan namun juga membawa kesedihan yang nyata khususnya untuk Yu Han.
***
3 tahun kemudian.
"Kawan-kawan, lihatlah bocah itu! Dia tidak memiliki ibu seperti kita!" seru salah seorang anak kecil berumur 4 tahunan kepada teman-teman bermainnya. Dia sama sekali tidak merasa salah sedikitpun, meski telah mengejek salah seorang temannya yang sedang duduk bersantai seorang diri di pinggiran taman. Wajah bocah 4 tahun itu masih tetap lugu seperti biasanya.
"Ah! Benar sekali! Jireu benar-benar anak yang tidak terurus karena tidak memiliki ibu!" sahut temannya yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ale Handro
ufhdu
2024-06-17
2
Hades Riyadi
Lanjuuuuutt Thor 😛😀💪👍🙏
2023-11-01
2
Hades Riyadi
Joss Markojos ceritanya semakin menarik dan langsung gw favoritin daahh...😛😀💪👍👍👍
2023-11-01
2