Pagi itu aku sarapan dengan terburu-buru, 30 menit lagi aku harus sudah tiba disekolah! Kusambar ranselku, setelah memakai sepatuku aku berpamitan dengan mama dan papa. Kupacu motorku untuk menembus kemacetan di pagi hari itu. Aku sampai disekolah saat bel sekolah kurang 5 menit lagi akan berbunyi, aku berlari kencang menuju kelasku.
BRUAKKKKKKKK!!!
Aku bertabrakan dengan cewek yang saat itu tiba-tiba saja keluar dari pintu kelasnya. Aku terhuyung-huyung saat menabraknya dan aku akhirnya jatuh menabrak tong sampah karena aku yang berlari menabrak cewek itu dengan keras. Untungnya tong sampah itu sudah kosong. Aku segera bangkit, dan hendak melihat keadaan cewek yang kutabrak itu. Ternyata cewek itu pun terjatuh, tapi dia sudah bangkit sambil menepuk-nepuk roknya yang kotor. Kulihat ada 3 cowok yang berada didekat cewek itu.
"Lu gak papa kan, Enya?"
Tanya seorang cowok berbadan gempal kepada cewek yang kutabrak, yang ternyata bernama Enya itu.
"Maaf ya mbak, aku nggak sengaja. Maaf mbak," kataku sambil membersihkan seragamku yang kotor karena terjatuh.
"Klo jalan pake mata dong!" Umpat seorang cowok tinggi kurus kepadaku.
"Aku minta maaf ya, mbak!"
Aku pun mengulurkan tanganku untuk meminta maaf kepada cewek itu. Cewek itu hanya diam, ia lalu masuk ke kelasnya tanpa berkata apa-apa kepadaku. Bel berbunyi, aku pun berjalan ke arah kelasku. Pundakku terasa dicengkram keras dari belakang. Rupanya cowok gempal itu yang mencengkram pundakku.
"Main pergi aja lu. Minta maaf kek!" Katanya sambil mendorongku. Aku terdorong sedikit kebelakang.
"Tadi kan aku sudah minta maaf, yang aku tabrak cuma diam. Kenapa kamu yang sewot?" Tanyaku dengan senyum mengejek sambil menatap 3 cowok itu.
"Banyak bacot lu!" Ujar cowok tinggi kurus itu lalu menendang kearah kakiku. Kutangkis tendangannya dengan kakiku dan tangkisanku mengenai tulang keringnya. Cowok tinggi kurus itu pun mengaduh kesakitan memegang kakinya.
"AYOOO MASUKK KELAS!!!" Terdengar suara seorang guru berteriak pada kami dari ujung lorong. Kedua cowok itu membantu cowok kurus tinggi yang kesakitan itu.
"Urusan kita belum selesai ya!" Ujar cowok gempal itu sambil menunjukku dengan jari telunjuknya dengan wajah penuh emosi. Aku mengangguk lalu kemudian berlari menuju kelasku.
Saat jam istirahat tiba, kelasku dihebohkan dengan datangnya gerombolan kakak kelas 3 yang mencariku. 6 orang kakak kelas 3 datang mencariku. Rupanya si gempal yang bernama Toni itu datang sambil membawa teman-temannya.
"RIO!!! KELUAR LO!!!" Kata Toni nama cowok berbadan gempal itu.
"SEMUA YANG ADA DIKELAS INI! JANGAN ADA YANG SOK JADI PAHLAWAN! GAK USAH IKUT-IKUTAN!" Katanya lagi dengan nada keras sambil menatap kearah teman sekelasku.
Aku pun mendatangi mereka.
"Bisa nanti aja ngomongnya pas pulang sekolah?" Kataku sambil menatap ke 6 cowok itu.
"GAK BISA! KELUAR LO!" Kata cowok yang bernama Yusva sambil menendang pintu kelasku.
"Sori. Setelah ini aku ada ulangan. Klo ngeladenin lu semua sekarang, nanti bisa-bisa aku nggak ikut ulangan!" Ujarku lagi.
"Ok!!! Setelah pulang sekolah gue tunggu lu di lapangan Voli deket pangkalan Ojek. Jangan coba-coba kabur, GUE AKAN CARI ELU! KALO ELU KABUR!!!" Kata Toni yang kemudian memberi kode pada teman-temannya untuk cabut dari kelasku.
Aku hanya tersenyum melihat kepergian mereka. Teman-teman sekelasku lalu mengelilingiku.
"Ada masalah apa Rio?" Itu anak-anak sukanya main keroyokan lho," kata Edi yang rupanya mengenal beberapa teman Toni tadi.
"Lu kabur aja Rio. Atau ngomong ke guru BP klo lu mau dikeroyok. Bisa bonyok lu bro!" Kata temanku yang berkacamata bernama Haryo.
Kupikirkan kata-kata Haryo itu. Akhirnya aku pun keluar dari kelasku dan menghadap pak Razki.
"Siang pak. Bisa minta waktunya sebentar?" Kataku setelah bertemu pak Razki diruangannya. Ia menatapku dengan wajah tak bersahabat.
"Ada apa lagi?" Jawabnya singkat sambil mencoret-coret kertas didepannya.
Lalu kuceritakan masalahku dengan Toni dan teman-temannya bahwa pulang sekolah ini kami akan bertemu di lapangan luar sekolah dan kemungkinan akan terjadi perkelahian.
"Kamu kan jagoan, hadapi saja mereka. Itu masalahmu! Sudah! Sekarang keluar kamu dari ruangan saya!" Kata pak Razki tanpa melihat kearahku dan masih tetap sibuk mencoreti kertas didepannya.
"Baik pak, saya permisi dulu," ujarku berpamitan.
"Tapi misal ada apa-apa jangan salahkan saya ya pak!" Ujarku lagi sambil keluar dari ruangan itu. Setelah agak jauh dari ruangan pak Razki, kukeluarkan ponselku. Kuputar lagi rekaman obrolanku dengan pak Razki tadi. Suaraku dan suaranya terdengar jelas. Yes!!! Aku bisa menghajar 6 orang itu dengan bukti rekaman ini.
Cresa rupanya mencariku dari tadi karena mendengar ada ribut-ribut dikelas saat istirahat.
"Rio, kamu dari mana sih?" Katanya dengan suara cemas.
"Dari ruang guru," kataku sambil tersenyum.
"Katanya Virna tadi kamu diajak berantem sepulang sekolah sama kakak kelas 3. Adduuh kok kalian suka banget pake acara berantem segala sih, diomongin baik-baik kan bisa."
"Aku udah ngomong ke mereka tapi mereka ngotot pengen ngajak berantem. Lagian aku juga udah lapor ke pak Razki," ujarku lagi sambil mengunyah permen karet.
"Trus, Pak Razki bilang apa?" Tanyanya lagi dengan penasaran
"HADAPI! ITU MASALAHMU!" Kataku menirukan perkataan pak Razki sambil tertawa kecil.
"Seriously??? Dia ngomong begitu??? Jangan bercanda donk, Rii!" Desak Cresa yang tak percaya pada ucapanku.
"Nanti aku kasih kamu buktinya klo dia memang ngomong begitu. Ke kantin dulu yuk, aku haus banget nih," ujarku menggandeng tangannya menuju kantin.
...----------------...
Sony berlari mendatangi gerombolan anak-anak SMA yang sedang merokok di gang sempit di belakang sekolah.
"Faizal!!!" Katanya berteriak memanggil cowok tinggi kurus yang sedang merokok itu.
"Woyy. Ada apa Son? Kayak dikejar setan aja lu!" Jawabnya sambil turun dari meja yang didudukinya.
"Adik lu, Zal. Adik lu si Rio," katanya dengan nafas terengah-engah.
"Iya, Kenapa si Rio?"
"Rio mau dikeroyok sama gerombolannya Toni. Nanti sepulang sekolah dekat lapangan ojek, Zal!" Kata Sony sambil mengambil rokok ditangan Faizal.
"Oooh. Kupikir ada apaan Son. Hahhaha," ujar Faizal sambil menepuk pundak Sony.
"Laahhh! Adik lu itu mau dikeroyok. Bukan traktiran bakso, Zal. Lu gak kuatir adik lu bakalan bonyok apa?" Ujar Sony sambil memandangi Faizal yang dengan santai masih merokok itu.
"Kita nonton aja yuk.Gue mau liat adik gue yang bonyok atau Toni Cs yang bakal bonyok," ujar Faizal sambil tersenyum dengan muka meledek.
"Terserah lu, Zal. Klo lu gak mau bantu adik lu. Biar gue yang bantuin adik lu!" Sony lalu berjalan menjauh dari gerombolan Faizal yang masih merokok.
"Ayo kita back up adik lu, Zal! Gue udah gatel dari dulu pengen ngegaruk Toni pake ini," ujar Anton sambil menunjukkan tinjunya.
"HAHAHAHA. Santai bro. Gak usah diback up. Kita nonton aja. Ayo taruhan yang bakal bonyok siapa? Gue pegang Toni yang bakal bonyok!" Kata Faizal sambil mengeluarkan uang 50 ribuan.
"Serius lu, Zal? Emang Kakak kampret lu. Hahahahha. Sori Zal. Gue bertaruh klo adik lu yang bakal bonyok!" Kata Cocoy sambil menaruh uang 50 ribuan juga. Akhirnya semua orang yang bergerombol itu mengeluarkan uang untuk bertaruh pada gerombolan Toni. Hanya Faizal yang bertaruh untuk Rio!!!
Ditunggu komen, follow dan like-nya ya Gess.Thanks a lot buat kalian yang sudah mampir!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
ciara_UwU
Suspens!
2023-08-14
0
Pajar
Ngakak guling-guling 😂
2023-08-14
1