Episode 03

Happy Reading...

Waktu terus bergerak, tak terasa siang sudah tergantikan dengan malam. Calya masih berdiam diri di kamar barunya. Jarak waktu berjam-jam yang dilalui hanya diisi dengan bobo cantik. Tidak mau ambil pusing apakah perilakunya dikatakan sopan atau tidak sebagai pendatang baru dirumah ini. Dan tetap santai meski di bawah sana ada tiga singa betina yang terus mengaum.

Bertepatan saat dirinya baru selesai dari kamar mandi, seseorang mengetuk pintu. Setelah itu terdengar suara dari seorang pelayan yang memintanya untuk turun makan malam. Ia hanya menyahut singkat kemudian tak terdengar suara lagi.

Sudah rapi dengan baju santai, Ia turun ke lantai satu tepatnya ruang makan. Ketika tubuhnya sudah menginjakkan kaki di sana, ternyata semua orang sudah ada dimeja makan. Tinggal dirinya seorang yang belum.

Atensi semuanya teralihkan. Tatapan yang sama saat tadi pagi kembali Ia dapatkan. Hanya papanya yang menatapnya hangat sambil tersenyum.

"Kemarilah sayang, sini duduk di dekat papa!" Abram menunjuk kursi di sebelah kanannya yang masih kosong.

Ia mengikuti arah tunjuk papanya. Diam-diam menyeringai saat mengetahui bahwa kursi itu sengaja dikosongkan untuknya. Melihat bagaimana kecutnya wajah Rihanna yang duduk di samping kursi itu. Ia yakin jika kursi itu biasanya adalah tempat duduknya tapi disuruh pindah oleh papa.

"Terimakasih pa" duduk tenang seolah tidak terganggu dengan tatapan yang ingin mengoyak habis dirinya.

Ayo terus tunjukkan wajah jelek kalian! Semakin membuatku bersemangat untuk memprovokasi kalian

"Santai sekali dirimu ya! Sampai membiarkan kami menunggu sangat lama" Suara ketus dari nyonya tua memudarkan senyum Abram dan beralih menatap ibunya.

"Ibu jangan bicara seperti itu! Ini pertama kalinya Calya ke rumah ini. Ia masih belum tau" Abram membela.

"Kami juga tau Ia pertama kali disini. Tapi setidaknya tunjukkan hormatnya pada kami, bukan membiarkan kami menunggu hingga kelaparan!" Rose menimpali dengan nada sarkastis. Niatnya ingin membantu ibu mertua untuk memojokkan Calya.

"Iya pa. Anna juga sudah kelaparan karena kelamaan nunggu" Sekarang giliran Rihanna yang merengek sambil meletakkan tangannya diperut. Menunjukkan bahwa dirinya juga sudah sangat lapar. Sengaja ingin mendapat simpati dari papanya agar Calya kena tegur.

Calya mendengus dalam hati. Sepertinya kalian sangat tidak sabaran ingin membuat dirinya dibenci. Lihatlah, papanya sampai tidak tau harus berkata apa. Hebat sekali kau nyonya tua. Sangat tau darimana harus mulai bertindak. Tapi inilah yang dia inginkan. Membiarkan kalian memulai lebih dulu, lalu dirinya menyerang balik hingga tak berkutik.

"Tidak apa-apa ini memang salahku pa" senyum kemenangan di wajah mereka langsung membuatnya geli. "Harusnya aku tidak membuat semua menunggu. Takutnya nanti akan ada huru hara disini. Seperti kejadian dikebun binatang yang hewannya menggila karena sudah sangat lapar" tersenyum polos.

Pfft.

Abram dan beberapa pelayan disana berkedut menahan tawa. Perkataan Calya barusan mengartikan jika mereka akan menggila jika tidak bisa menahan lapar. Mengamuk atau menyerang seseorang seperti yang dilakukan hewan dikebun binatang.

Sedangkan orang yang disindir langsung berwajah kesal bercampur malu. Ingin marah maka perkataan Calya akan benar adanya. Jadi mereka bertiga hanya diam menggertakkan gigi sambil mengumpat dalam hati. Hanya itu yang bisa di lakukan untuk meredam kekesalan mereka.

Bocah sialan! Awas kau!, Nyonya tua.

Jika tidak ada Bram disini aku pasti akan menampar mulut sialanmu itu! , Rose.

Dasar ja*lang! beraninya kau mempermalukan kami. Tunggu saja aku akan membalasmu! , Rihanna.

Calya mendapati sorot tajam dari berbagai sisi hanya memasang senyum polos yang terlihat menyebalkan bagi ketiganya. Ia tau jika mereka mengumpatinya di dalam hati. Tak terbayang seberapa kesal dan malunya mereka. Yang pasti Ia puas akan hal itu.

"Sudah sudah kita tak usah berbicara lagi" Abram mencoba menjadi penengah meski tawanya masih terdengar samar. "Karena kalian lapar mari kita makan. Jangan sampai ada kekacauan di meja makan" setelah itu terkekeh geli sebab tidak tahan. Namun berusaha menghentikan saat dirinya mendapat pelototan dari ibu dan istrinya.

Makan malam kemudian berlangsung dengan suasana yang sedikit berbeda. Dengan ketegangan yang masih belum menghilang. Tentunya hanya bisa dirasakan oleh para pelayan. Karena Abram sendiri fokus dengan makanannya dan makanan untuk Calya. Jadi tidak sadar ada kilatan tajam dari belahan bumi lain.

***

Berakhirnya makan malam, berakhir pula ketegangan di atas meja makan. Tapi permusuhan yang berkobar tentu tidak padam begitu mudah. Malah semakin membesar. Setelah Calya berbincang sebentar dengan papanya di ruang tamu untuk membahas tentang sekolah. Ia kembali ke kamar. Mungkin yang lainnya juga sudah masuk ke kamar masing-masing. Tapi dugaan itu langsung terbantahkan. Sebab baru beberapa menit Calya di kamar, pintunya sudah di ketuk dengan keras.

Saat membukanya, Calya langsung mundur beberapa langkah ke belakang karena ada tenaga kuat yang mendorongnya. Dengan sigap dia mencoba menahan keseimbangan tubuhnya. Lalu menatap siapa orang yang melakukannya.

Ternyata itu adalah Rihanna. Berdiri dengan ekspresi mengeras dan seluruh wajah memerah. Tatapan yang penuh kebencian dilayangkan untuknya. Seakan menunjukkan bahwa kejadian di meja makan belum berakhir dan sekarang baru diperhitungkan. Namun bukannya ikut tersulut, Ia justru mengumbar senyum manis lalu berkata selembut sutra. Seolah menjadi saudara yang hangat tanpa ada benci di antara mereka.

"Apa yang membawamu kesini adik? Kau terlihat bersemangat sekali. Apa kau ke sini ingin mengakuiku sebagai kakakmu?"

"Tidak sudi! Seumur hidup aku tidak akan sudi mengakui kau sebagai kakak ku! Hanya ada satu anak di rumah ini yaitu Rihanna Lawson!tidak ada yang lain" menjawab cepat dengan suara lantang.

"Astaga adik kenapa bicara seperti itu? Jika di dengar oleh papa kau akan kena marah " pura-pura terkejut sambil menunjukkan perhatian.

Rihanna menyipitkan mata tidak suka,"Dia bukan papamu. Aku tidak setuju kau memanggilnya papa" Sikap kekanakannya keluar. Calya hanya memutar mata bosan karena harus berurusan dengan bocah.

"Lagipula ibumu tidak pernah diakui sebagai istrinya papa. Huh, siapa juga yang ingin mengakui wanita j*lang yang sama menjijikkannya seperti dirimu!" Rihanna kembali melanjutkan ucapannya. Kali ini terdengar lebih kasar. Tanpa menyadari bahwa ucapannya bisa menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Hanya tersenyum puas karena merasa sudah berhasil memprovokasi lawannya.

Calya tak lagi tersenyum. Dingin dan datar menguasai wajahnya, bisa ditebak jika dirinya terpengaruh dan merasa marah. Namun hanya sekilas, karena senyum kembali mendominasi. Bukan senyum manis atau menjengkelkan melainkan senyum dingin yang mengerikan. Dan pada detik berikutnya, tangannya secepat kilat meraih leher mulus itu dan mendorongnya ke dinding dekat pintu. Hingga terdengar suara sangat keras.

"Akh a-apa ya-yang kau lak-lakukan! Lep-paskan ak-aku!!"

Bersambung~

Terpopuler

Comments

miyura

miyura

kesabaran calya setipis tissu..

2023-09-28

0

vall

vall

Cayla yang di hantam Riri (Rihanna (keinget umbrella dong)) atau Riri yang dihantam Cayla,

2023-08-21

1

咕咕咕

咕咕咕

paling seneng deh mc wanitanya tidak lemah

2023-08-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!