Setelah sampai di rumah tante Ratih seperti biasa ia masuk seperti rumahnya sendiri. Tapi ia tidak melihat siapapun di dalamnya.
“eh non, cari ibu ya” ucap asisten rumah tangga
“eh iya, lagi pada ga di rumah ya”
“ada kok non, ibu lagi di kamar den Niko juga lagi di kamar”
“oh gitu yaudah deh saya mau ke kamar Niko aja, kalo tante keluar bilang aja saya disini ya bi”
“iya non”
Liana kemudian menuju ke kamar Niko, sudah biasa baginya keluar masuk ke kamar Niko. Tanpa mengetuk pintu Liana langsng membuka pintu yang ternyata tidak hanya Niko yang di sana melainkan ada seorang perempuan yang sedang di ajari bermain gitar oleh Niko.
“upsss” ucap Liana seolah terkejut
“kebiasaan lo ga ketuk pintu dulu, main masuk masuk aja”
“yaa gue kan udah biasa gitu, mana gue tau kalo ada cewek di dalemnya, btw tante Ratih tau ga nihhh jangan jangan gatau ya”
“diem ga lo” ancam Niko
“tanteeeeeeeeeee Niko nihh”
Karena teriakan Liana, Niko berlari dan menarik tangan serta membekap mulut Liana itu.
“lo bisa diem ga sihh lianaaaa permadaniiiiii”
Dengan mulut yang dibekap liana kesulitan berbicara dan bernapas dengan benar.
“gila lo kalo gue mati gimana” ucap liana setelah Niko melepaskan bekapannya
“tinggal dikubur aja lah” ucap Niko dengan santainya
Sekar yang melihat itu hanya terdiam dan malu malu, ia takut jika nantinya mama Niko akan marah karena ia masuk ke dalam kamar Niko.
“sekar kan ya?”
“kok lo tau” ucap Niko
“ya tau lah, walaupun lo ga pernah cerita cerita lagi sama gue”
“pasti dari mama kan”
“kar lo harus hati hati sama Niko di aitu ceweknya banyak jangan percaya sama omongan manisnya” ucap Liana sambil meledek Niko
“kamu gausah percaya sama dia, mulutnya ember aja dia”
“serah deh, mending kita keluar aja deh ga enak kan kalo tante Ratih tau lo di kamar Niko” ajak Liana
Mereka berdua keluar dari kamar Niko bersamaan dengan tante Ratih yang keluar dari kamar.
“loh Li disini kamu, ada sekar juga toh”
“iya tan” ucap Sekar
“iya tan tadi ketemu di depan” ucap Liana yang berbohong sama tante Ratih
“mau minum apa nih tante buatin”
“kaya biasanya aja tan” jawab Liana
Sembari menunggu tante Ratih membuat minuman, mereka berdua duduk di sofa ruang tamu di ikuti Niko dibelakangnya.
Sebenarnya ada beberapa pertanyaan terhadap Liana di benak Sekar tapi untuk mengungkapkanya ia bingung harus bagaimana.
“ee Liana aku mau tanya”
“tanya apa? Soal aku sama Niko? Atau soal kenapa aku bisa keluar masuk kamar Niko? Atau soal aku bisa deket sama mamanya Niko?”
Seolah Liana tahu apa yang dipikirkan oleh Sekar tentangnya, ia pun menjelaskan tentang itu semua kepada Sekar karena tidak mau ada salahpaham yang membuat hubungan Sekar dan Niko menjadi tidak baik.
“jadi gue itu sahabatnya Niko tepatnya gue anak dari sahabatnya tante Ratih, dan soal gue bisa keluar masuk kamar Niko tanpa tante Ratih marah karena gue udah di anggap anak sendiri sama tante Ratih”
Niko yang mendengar perkataan Liana mengangguk angguk seolah mengisyaratkan bahwa itu benar.
“iya yang dibilang Liana itu benar, aku sama Liana udah sahabatan lama, dia emang sering main kesini biasanya nemenin mama kalo aku lagi ga di rumah” ucap Niko
“gituu jadi gausah berpikiran aneh aneh ahahah” ledek Liana
“aduh bahas ap aini kayanya seru aja” tante Ratih yang dating dengan minuman yang dibuatnya.
“ga ada kok ma, pembahasan anak muda” ucap Niko sambil tertawa
Sebenarnya Liana ingin menceritakan posisinya kepada tante Ratih tapi ia pikir ini bukan waktu yang tepat.
Banyak hal yang mereka bicarakan termasuk kenakalan Niko sewaktu kecil dulu.
“udah sore nih, Liana pamit ya tan”
“biar di anter Niko sekalian anter Sekar itu” ucap tante Ratih
“engga ah tan, Liana pulang sendiri aja takut ganggu orangg pacarana haha”
Hari ini liana memang tidak mengendarai motor ataupun mobil ia berpergian dengan ojol.
“apa sih lo siapa yang pacaran” jawab Niko
“dih ga diakuin lo Kar”
Niko dan Sekar memang belumm resmi berpacaran mereka baru pdkt aja.
Liana ingat parfumnya habis jadi ia akan mampir sebentar membeli parfum, karena jaraknya tidak terlalu jauh dengan rumah Niko ia memilih untuk jalan kaki dulu baru setelah dari toko parfum ia akan memesan ojol untuk pulang.
Disisi lain Brian yang sudah selesai dengan urusan di kantor hendak pulang, dan kali ini ia pulang kerumah orangtuanya. Di perjalanan ia merasa melihat sesorang yang ia ketahui sedang berjalan kaki.
Brian membuka kaca mobilnya dan meneriaki seseorang itu, ya benar itu adalah Liana.
“woyy”
Liana mendegar itu mencari sumber suara dan ternyata dari salah satu mobil yang ternyata itu adalah Brian. Acuh dengan hal itu Liana lebih memilih terus berjalan kedepan.
“ga lupa kan masih punya hutangg sama gue”
Langkah liana terhenti, ia merasa tidak punya hutang apapun terhadap Brian.
“utang apa, gue ga punya utang sama lo”
“kalo lo liat mobil ini lo pasti inget dong”
Benar hutang yang di maksud Brian adalah ganti rugi soal mobilnya yang rusak.
“nanti gue ganti kao udah ada duitnya” jawab Liana
Setelah mengucapkan itu Liana kembali melangkahkan kakinya menuju toko parfum.
“oke gue tunggu, mau kemana lo”
“bukan urusan lo”
Tanpa peduli dengan hal itu Brian melajukan kembali mobilnya pulang kerumah.
“katanya mapan, lecet dikit aja minta ganti rugi” gumam Liana
Sampai dirumah sudah ada mama dan papanya yang menunggu kepulangan Brian.
“duduk sini dulu nak” pinta mamanya
Brian duduk dan siap mendengarkan permintaan mereka untuk menyetujui perjodohan itu.
“Brian apa kamu ga bisa pertimbangkan lagi soal perjodohan itu” ucap papanya
“berapa kali Brian bilang pa, ma banyak yang masih mau Brian lakuin”
“Bri, tolong pikirkan kembali, Liana itu orangnya baik, sopan, mama pengen punya temen dirumah” ucap mamanya
“kasian mamamu, sendirian dirumah, adikmu di luar negeri kamu sendiri jarang pulang”
Benar apa yang dikatakan papanya, kasihan mamanya yang dirumah sendiri tanpa ada temen mengobrol.
“tapi bukan berarti harus dengan perjodohan pa” ucap Brian
“lalu harus gimana? Pacar saja kamu ga punya”
“mama udah tua Bri, mama juga gatau apa penyakit mama bisa sembuh atau engga” ucap mamanya dengan sedih
“mama ngomong apa sih, pasti sembuh ma” ucap papanya
Mama Brian mengidap penyakit jantung yang sewaktu waktu bisa kambuh atau bahkan serangan jantung secara mendadak. Hingga terbesit di kepala Brian untuk memikirkannya kembali.
“Brian pikir-pikir dulu lagi ma pa”
Mendengar itu Rosa merasa senang, selain anaknya akan menikah ia juga akan punya teman mengobrol.
Brian masuk ke dalam kamar dan terus memikirkan ucapan mamanya, hingga Brian menemukan ide akan satu hal terhadap perjodohannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments