Episode 3

Hartono dan Yunia menghampiri pintu dan membukanya terlihat dari dapur dimaa Liana dan Intan yang berdiri di sana ternyata tamu itu adalah Adijaya dan keluarganya termasuk Brian. Melihat lambaian tangan dari mamanya, keduanya keluar sembari membawa hidangan yang sudah disiapkan.

“ayo silahkan duduk” ajak Yunia

Mereka duduk menikmati makanan ringan yang ada di meja sambil sesekali bercengkerama, teringat akan dulu masa muda mereka.

Dulu sebelum Hartono mempunyai putri Liana dan Intan sembelum mereka juga pindah ke Jakarta mereka tinggal di Surabaya dan rumahnya berdekatan dengan Adijaya dan Yunia.

Hal itu yang Hartono dan Adijaya menjadi sangat dekat selal melakukan sesuatu secara Bersama.

Di tengah-tengah pembicaraan mereka Liana yang tidak snaja melihat Brian teringat akan ucapan Brian waktu kejadian sebelum pulang tadi.

“jadi ini yang kamu bilang ada urusan” ucap Liana yang membuat semua orang tercengang dengan pernyataan Liana

“Liana tadi ketemu sama Brian?” tanya Rosa

Belum sempat Liana ataupun Brian menjawab, ayah Brian sudah mendahului pembicaraan.

“wahhhh ada yang sudah diam-diam bertemu? Ini memudahkan kita untuk mengenalkan mereka”

Liana tidak mengerti apa maksud dari ucapan ayah Brian. Kedua orangtuanya mengira jika Brian dan Liana diam-diam bertemu.

“maksudnya apa?” ucap Brian dan Liana secara bersamaan

“liana tadi ga sengaja ketemu Brian di jalan” ucap Liana

“iya dia juga sengaja ngerem mendadak terus mobil Brian nabrak Mobil dia” ucap Brian dengan santainya

Mendengar ucapan itu kedua orang tuanya mengira terjadi telah sesuatu diantara keduanya.

“bukan sengaja ya tapi ga sengaja, jadi om tante tadi itu depan mobil Liana ada kucing yang tiba tiba nyebrang otomatis liana ngerem”

“alesan aja” balas Brian

Dengan raut yang kesal Liana hanya diam tidak membalas ucapan Brian.

“sudah sudah mungkin hanya kesalahpahaman aja” ucap Yunia

Karena sudah terlanjur membicarakan ini akhirnya ayah Liana menjelaskan kepada keduanya.

“jadi gini, mungkin ini terkesan mendadak untuk kalia tapi bukankah lebih cepat lebih baik, papa dan om Adi berniat untuk menjodohkan kalian”

Liana memang sudah memiliki firasat, tapi bukan berarti ini semua harus terjadi pada dirinya. Dia tidak ingin dijodohkan bahkan sidang skripsi pun belum ia lakukan masih banyak hal yang ingin Liana lakukan termasuk pergi keluar negeri.

Begitu juga dengan Brian dia tidak menyangka akan dijodohkan, karena menurutnya sekarang bukan jaman siti nurbaya lagi. Dia ingin mempunyai pasangan atas dasar pilihannya sendiri.

“pah, kenapa ga ada bilang-bilang apapun sama brian” ucap rian pada ayahnya

“kenapa sama Liana ga ada ucapan apapun juga pah, kenapa semua tiba-tiba aja, bukankah itu semua juga butuh persetujuan dari Liana?” ucap Liana

“Brian, Liana gini jadi dulu kita saling punya keinginan agar kekeluargaan kita tidak akan pernah putus begitu saja, salah satunya menjodohkan salah satu dari putri dan putra kita” jawab Adijaya

“pah ga bisa gitu, aku juga punya pilihan sendiri masih banyak yang perlu aku kejar pah ” ucap Brian

“saya rasa ini semua perlu dipertimbangkan kembali, moho maaf saya pamt karna masih ada urusan” ucap Brian dan pergi meninggalkan semua yang ada di sana.

“pah aku pikir ini semua perlu dipikirkan ulang, bukan dari sini kalian tahu bahwa aku ataupun Brian tidak meyetujuinya”

ucap Liana dan pergi mninggalkan menuju ke kamar.

“apa kita batalkan saja perjodohan ini, melihat Brian dan Liana mereka sepertinya tidak setuju” ucap Rosa

“tenang aja Ros, itu hanya reaksi mereka karna mereka terkejut akan hal yang mendadak ini” ucap Hartono

Mengetahui bahwa adiknya akan dijodohkan membuat Intan merasa kasihan pada adiknya karena tidak diberi kesempatan untuk memilih pasangannya sendiri. Intan kemudian menyusul Liana ke kamar.

“Liii, kakak masuk ya”

Mendekati Liana dan mencoba menenangkan Liana, karena pada saat itu Liana sedang menangis akan keputusan ayahnya yang tidak memberitahu apapun padanya.

“kenapa sih papa setega itu sama Liana, ga ada bilang apapun”

“yang sabar ya Li” ucap Intan sambil mengelus-eus punggng Liana

“Gue gamau dijodohin, gue masih punya banyak mimpi bahkan sidang wisuda aja belum, bantu gue kak buat ngomong sama papa”

“iya gue akan ngomong sama papa, lo tenang aja ya, sekarang ga perlu nangis lagi”

Intan meninggalkan Liana sendiri di kamar, Liana pasti butuh waktu untuk sendiri. Liana kemudian menelfon Tika, Liana ingin menceritaka semua yang terjadi pada sahabatnya itu.

“hallo Li kenapa?” jawab suara di balik telfon Liana

“gue mau cerita Tik, gue mau dijodohin”

Bukannya prihatin terhadap apa yang di alami Liana, Tika justru mmbuat hal itu menjadi bahan candaan.

“what? Lo bercanda ya Gila ya kali bukan jaman siti nurbaya lagi kalii hahaha” jawab Tika

“gue serius tik, malah ketawa gue habis nangis nih”

“jadi beneran lo diodohin? Sama siapa Li? Ganteng ga? Mapan ga?” tanyanya karena penasaran

“engga biasa aja, mana nyebelin orangnya”

“yaudah buat gue aja sini kalo lo gamau hahaha”

“ambil aja nohh”

“ga ga gue bercanda, emang kenapa lo harus dijodohin sih?”

“gue juga gatau maksudya apa tapi bokap gue bilang kalo mereka dulu punya janji gitu”

“wah gila juga sih ya, terus lo mau gimana?”

“gue juga gatau tapi yang jelas gue gamau”

“lo bilang aja sama bokap lo Li kalo lo gamau”

“lo kaya gatau aja bokap gue gimana Tik, ga akan di ubah keputusannya itu”

“ya siapa tau kan kalo lo bicara baik baik bokap lo berubah pikiran”

“ah gatau deh gue mau tidur aja”

Disisi lain Brian yang baru pergi meninggalkan rumah Liana, Ia mengendarai mobil dengan kecepatan sedang pulang menuju ke apartemennya. Brian sudah tinggal sendiri di apartemennya sejak ia bekerja satu tahun yang lalu.

Tapi jika weekend dia akan pulang kerumah orangtuanya karena mamanya selalu menyuruhnya untuk pulang. Brian masih memiliki satu adik laki laki yang tengah menempuh Pendidikan di luar negeri hal itu membuat mamanya kesepian.

“ahh apes juga kenapa harus dijodohin” oceh Brian

Sebenarnnya pertama kali bertemu dengan Liana sewaktu makan malam di resto, Brian sedikit tertarik dengan Liana tapi dia tidak menyangka jika akan dijodohkan.

“kalo dilihat lihat sbenernya Liana itu cantik, manis tapi sayang aja gitu orangnya nyebelin” ucap Brian

Baru ia akan bersih bersih ayahnya menelfon, Brian sudah tahu pasti akan membahas soal yang tadi dan itu membuatnya malas untuk mengangkat telefon dari ayahnya.

“paling juga bahas yang tadi biarin aja dah”

Di lain tempat Adijaya dan Rosa sudah sampai di rumah

“pah kalo Brian kekeh gamau gimana?”

“kita bicarain dulu sama Brian besok, suruh dia pulang kerumah kalo mama yang nyuruh kan dia nurut”

Terpopuler

Comments

Syaifudin Fudin

Syaifudin Fudin

Terhibur sekali!

2023-08-14

1

Roxy-chan gacha club uwu

Roxy-chan gacha club uwu

Karya bagus yang tak bisa dilewatkan, love it!

2023-08-14

1

Aisyah Azzahra

Aisyah Azzahra

Ada banyak emosi dalam cerita ini, aku suka sekali!

2023-08-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!