Hari kedua Sheila tidak masuk bekerja lagi karena dia masih sakit tapi kondisinya sudah membaik, Sheila perlahan membuka matanya menatap jam dinding yang tergantung di tembok kamarnya.
"Jam setengah sembilan, tumben Mami tidak membangunkan aku lagi seperti kemarin," batin Sheila sambil beranjak bangun dari tempat tidurnya dan menguncir rambutnya yang panjang.
"Kemana Mami?" ucap Sheila sambil celingukan menatap ke sekitar ruangan mencari-cari keberadaan mertuanya.
Samar-samar Sheila mendengar gelak canda tawa dari luar rumah yang membuatnya penasaran dan mencoba mengintip dari balik jendela.
"Rumah di depan itu ternyata sudah di tempati oleh pemiliknya yang baru," batin Sheila saat melihat mertuanya mengobrol dengan wanita yang sebaya dengan mertua nya dan beberapa orang lagi yang sedang bergantian menggotong barang-barang dari mobil ke dalam rumah.
Sementara mertuanya masih Asyik mengobrol dengan tetangga barunya, Sheila langsung bergegas mengerjakan pekerjaan rumah agar ibu mertuanya tidak marah ketika pulang ke rumah.
......................
"Rei, kamu ingat dengan Ajeng?" ucap Mayang di sela-sela makan malam mereka.
"Kak Ajeng, mantan pacar Kak Reihan itu kan Mi?" sambung Kania yang dibalas tatapan tajam dari Reihan kepada Kania karena ingin menjaga perasaan istrinya.
"Sekarang Ajeng pindah di depan rumah kita jadi tetangga kita," ucap Mayang menjelaskan.
"Serius Mi?" Sahut Kania sumringah tanpa memikirkan perasaan kakak iparnya.
"Iya besok kan hari Minggu, Tante Hesti (ibunya Ajeng) mengundang kita untuk makan siang dirumahnya," ucap Mayang lagi.
"Aku mau ikut Mi," ucap Kania kembali girang.
"Kamu ikut kan Rei?" ucap Mayang memastikan.
"Nggak lah mi, lagian Sheila juga pasti sudah mulai bekerja lagi," tolak Reihan.
Mendengar ucapan Reihan membuat Mayang langsung menginjak kaki Sheila yang duduk berhadapan dengannya sebagai tanda isyarat untuk mendukung ucapannya.
"Aku masih ada libur sehari, Mas," Jawab Sheila tiba-tiba.
"Kamu yakin mau ikut?" tanya Reihan sambil menatap kearah istrinya yang hanya menjawab dengan Anggukan pelan.
"Tu kan Rey, pokoknya kamu juga harus ikut," bujuk Mayang.
"Kalo Sheila ikut, Reihan akan ikut Mi," ucap Reihan sambil menaruh sendoknya tanda menyudahi makan malamnya.
"Mana ada istri yang mau mengajak suaminya sendiri makan malam di rumah mantan pacarnya," batin Sheila merasa sedih.
Sedangkan Mayang tersenyum senang dan puas karena keinginannya bisa berjalan dengan mulus, entah niat apa yang sedang di pikirkan oleh Mayang sehingga ngotot mengajak Reihan pergi ke rumah Ajeng.
Mengetahui Reihan akan datang, Ajeng yang masih menaruh rasa kepada Reihan merias dirinya secantik mungkin. Dia mengenakkan gaun merah pendek yang menampilkan pahanya yang mulus serta bagian atasnya berbelahan dada rendah yang menampilkan belahan dadanya. Tentunya untuk menarik perhatian dari Reihan.
"Kamu sangat cantik," puji Hesti kepada anaknya.
"Terimakasih Mah, sudah mau mengundang Reihan dan keluarganya untuk Ajeng," ucap Ajeng sambil memeluk ibunya.
"Itu bukan perkara sulit untuk Mama, Apalagi Mama sudah kenal baik dengan jeng Mayang," jawab Hesti.
Sebuah ketokan pintu membuyarkan acara pelukan anak dan ibu itu, Hesti segera bergegas membuka pintu sedangkan Ajeng segera membenahi gaun yang dia pakai.
Senyum ramah Hesti menyambut kedatangan Mayang berserta keluarganya sambil mempersilahkan tamunya untuk masuk.
"Lho Mana Ajeng?" ucap Mayang basa-basi.
Belum Hesti menjawab pertanyaan Mayang, Ajeng datang dan menyalami Tamu mereka satu persatu.
"Kamu masih setampan dulu Rei," batin Ajeng memuji Reihan.
"Siapa wanita ini?" batin Ajeng lagi saat giliran menyalami Sheila Karena Ajeng tidak tau kalo pujaan hatinya itu ternyata sudah menikah.
"Rei kamu kerja di mana?," ucap Ajeng membuka pembicaraan.
"Di PT Ragil SH," jawab Reihan singkat.
"Benarkah? berarti bisa berangkat bareng donk, aku dari perusahaan cabang di luar kota besok akan di pindah ke pusatnya PT Ragil," ucap Ajeng senang karena ternyata dia akan satu kantor dengan Reihan.
Sedangkan Sheila yang duduk disamping Reihan hanya bisa menahan nafasnya mendengarkan obrolan suami dan mantan pacarnya itu.
"Kak Ajeng keren, nanti kalo Kania sudah bekerja ingin seperti kak Ajeng nantinya," puji Kanaya kepada mantan pacar kakaknya.
"Mantan pacar Mas Reihan wanita kantoran yang punya jabatan sedangkan aku hanya tukang cuci piring," batin Sheila mulai minder.
Setelah berbasa-basi Hesti dan Ajeng segera menjamu para tamu mereka untuk makan siang dengan berbagai olahan menu yang mereka sajikan, Ajeng juga tak henti menatap kearah Reihan yang duduk dihadapannya yang membuat hatinya begitu merasa senang karena bisa bertemu Reihan lagi.
"Ajeng kamu itu sudah pintar, cantik, wanita kantoran lagi," puji Mayang di sela-sela acara makan siang mereka.
"Tante bisa aja," jawab Ajeng tersipu malu.
"Oya, Ajeng ada sesuatu," ucap Ajeng lagi sambil beranjak dari tempat duduknya dan kembali membawa dua buah paper bag.
"Ini ada hadiah kecil untuk Tante dan juga Kania," ucap Ajeng lagi sambil membagikannya.
"Terimakasih Kak, kak Ajeng memang selalu baik dari dulu," Puji Kania.
"Tante juga mengucapkan terimakasih," timpal Mayang yang terkesan dengan hadiah yang dia terima.
Sheila yang melihat semua kejadian ini rasanya ingin segera berlari pulang namun karena menghargai suaminya dia berusaha mencoba menahan semua rasa yang telah mencampur aduk jadi satu di dalam hatinya.
"Maaf aku hanya menyediakan dua karena aku tidak tahu jika ada anggota keluarga yang lain, Siapakah dia Rei?" ucap Ajeng yang mengira Sheila adalah saudara dari Reihan.
"Dia istriku," ucap Reihan yang membuat senyum di wajah Ajeng seketika menghilang.
"Kamu sudah melupakan aku ternyata Rei," batin Ajeng sedih dia merasa seperti yang di lakukan saat ini hanyalah sia-sia.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments