Cinta Untuk Sheila
Sheila mencoba mengumpulkan kekuatannya untuk membuka kedua matanya setelah mendengar gedoran pintu dari luar kamarnya serta caci maki dari Ibu mertuanya (Mayang).
Suaminya (Reihan) memang sengaja tidak membangunkan Sheila di pagi itu, sebelum dia berangkat bekerja, karena Sheila sedang tidak enak badan dan berharap Sheila bisa beristirahat.
Karena selain dirinya yang bekerja di rumah itu, Sheila juga bekerja membantu suaminya dengan menjadi buruh di sebuah warung makan dengan hanya menggunakan ijazahnya yang hanya tamatan sekolah menengah atas yang tentunya tidak bisa membuatnya bekerja di kantor seperti suaminya.
Reihan sudah mencoba berulang kali menasehati Sheila untuk tinggal di rumah saja dan tidak bekerja karena gajinya lebih dari cukup untuk kehidupan mereka, bahkan untuk menguliahkan adiknya (Kania), walaupun Reihan hanyalah seorang Staf kantor. Namun Sheila tetap bersikeras ingin tetap bekerja dengan Alasan dia merasa kesepian karena di tahun ke dua pernikahan mereka, mereka belum di percayakan seorang momongan.
"Bangun! jangan malas jadi mantu," teriak Mayang lagi sambil kembali menggedor-gedor pintu karena belum mendapatkan jawaban dari Sheila.
Dengan tubuh lemah dan gemetaran Sheila menguatkan diri untuk beranjak bangun dari ranjangnya dan mencoba menarik handle pintu kamarnya.
"Mi, aku sedang sakit," ucap Sheila menemui mayang dengan wajah pucat.
"Kamu bantu Mami buat mengerjakan semua pekerjaan rumah, Mami ini sudah tua lho. Mau kamu jadi mantu durhaka?" celetuk Mayang yang membuat Sheila dengan langkah sempoyongan menuju ke dapur karena tak ingin berdebat dengan mertuanya.
"Aku tinggal bilang ke Reihan nanti bahwa akulah yang mengerjakan semua pekerjaan rumah, dan istrinya tidur karena meriang," ucap Mayang senang sambil beranjak menuju ke ruang tengah dan menyalakan acara televisi favoritnya.
Dengan wajah pucat dan badan gemetaran Sheila mengerjakan satu persatu pekerjaan rumah dari mulai mencuci piring, mencuci baju, hingga mengepel seluruh lantai rumah. Dengan teganya Mayang terus menyaksikan Acara televisi favoritnya sambil di selingi tawa ngakak nya.
"Sheila," panggil Mayang.
"Iya, Mi," Sahut Sheila mendekat.
"Buatkan Mami teh hijau panas, Airnya kamu rebus dulu jangan yang dari termos, Mami tidak mau," perintah Mayang.
"Baik, Mi," ucap Sheila masih dengan wajah pucat nya sambil berlalu ke dapur dengan langkah gontai.
"Aku harus kuat demi Mas Reihan," batin Sheila yang terduduk di bangku dapur sambil menunggu Air yang direbusnya mendidih.
Setelah selesai membuat teh, sheila segera menyajikannya untuk mertuanya yang masih belum beranjak dari depan televisi.
"Shel, kaki Mami pegel, kamu pijitin!" perintah Mayang lagi.
"Sheila pusing Mi, bolehkan Sheila istirahat sebentar saja, nanti Sheila akan pijit kaki Mami," jawab Sheila yang tak tahan dengan rasa pusing yang menghinggapi nya.
"Kok kamu gitu Shel sekarang?" protes Mayang.
"Iya Mi, Sheila akan memijat Mami," ucap Sheila sambil bersimpuh di depan sofa dan mulai memijat mertuanya perlahan.
"Kayaknya beneran sakit dia, tapi biarlah," batin Mayang yang merasakan tangan Sheila yang dingin tapi dia tidak peduli dan menikmati pijitan menantunya.
Saat tiba waktu Reihan pulang kantor, Mayang segara buru-buru menyuruh Sheila untuk masuk ke dalam kamarnya dan menyuruhnya untuk tidur. Sementara Kania yang pulang lebih awal dari kakaknya, sepulang kuliah langsung memilih mengurung dirinya didalam kamar tanpa peduli apapun yang terjadi di rumah itu.
"Mi, Sheila sudah baikan?" tanya Reihan sambil menjinjing tas kantornya saat masuk kedalam rumah.
"Sudah kok, Mami menjaganya dengan baik seperti janji Mami tadi pagi," ucap Mayang sambil tersenyum renyah.
"Terimakasih ya Mi," ucap Reihan sambil buru-buru menuju kamarnya untuk melihat kondisi Sheila.
"Sayang kamu sudah baikan?" ucap Reihan saat menatap wajah pucat itu.
"Sudah kok Mas, kamu tidak perlu khawatir," ucap Sheila berbohong padahal dia sebenarnya tidak kuat merasakan tubuhnya yang terasa tidak karuan.
"Kenapa badan kamu dingin, apa perlu kita ke dokter lagi?" ucap Reihan yang sangat khawatir saat memegang tangan Sheila.
"Nggak perlu Mas, kemarin dokter bilang kan aku cuma kecapekan," jawab Sheila menolak.
"Iya apalagi kamu kan sudah istirahat seharian," ucap Mayang masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan berisi makanan.
"Ini kamu makan dulu, jangan lupa minum obatmu," ucap Mayang lagi.
"Mungkin Mami kalo ikut main film dia akan dapat piala penghargaan," batin Sheila sedih.
"Terimakasih Mi, Reihan sangat beruntung sekali punya Mami sebaik Mami," puji Reihan.
"Pasti donk," sahut Mayang dengan senyum penuh kemenangan.
"Mas, andai kamu tau yang sebenarnya, aku hanya tak ingin melukai perasaanmu dengan mengatakan yang sejujurnya karena aku tau Mamimu adalah malaikat untukmu," batin Sheila bertambah sedih.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments