Musim telah berganti, waktu berjalan dengan begitu cepat. tiga tahun sudah berlalu, hari ini Kirana akan lulus dari sekolah menengah pertamanya. Pak Hasan hari ini tidak bisa datang karena dia berada di Singapura untuk ke berapa urusan. Kirana tidak ingin meminta bantuan kepada pamannya, Siswanto selalu saja membuat hidup Kirana benar-benar kacau balau. selalu saja pria itu berusaha mengancam Kirana dengan segala cara, dia ingin Kirana memberikan seluruh harta warisan yang dimiliki oleh almarhum Firman.
"Apa kamu sedih, Kirana?" tanya wanita tua itu bersama dengan Pak satpam juga keponakannya yang selalu ada untuk Kirana.
Kirana akan berjuang untuk hidup kita semuanya, Kirana tidak ingin terus menerus bergantung kepada Paman Hasan. lihat saja Kirana akan menjadi wanita sukses, wanita mandiri yang tidak akan mudah diancam oleh siapapun." jawab Kirana dengan penuh semangat.
"Itu bagus Kirana, Paman doakan kamu menjadi wanita sukses wanita kaya dan menjadi wanita yang mempunyai uang banyak. dengan begitu nanti Paman juga ikut bahagia." kata pak satpam yang sudah dianggap keluarga oleh Kirana.
si mbok yang bernama Tumi, Pak satpam bernama Wario dan keponakannya bernama Agus.
"Ayo kita berjuang bersama-sama Kirana, mas Agus bakal membantu kamu setiap hari untuk mengerjakan PR mu!" seru Agus dengan semangat 45. usia Agus sudah 23 tahun, tugasnya adalah menjadi pengawas di perusahaan milik Firman atas perintah Pak Hasan.
"Kalian bertiga adalah keluargaku, jadi mari kita berjuang untuk menjadi orang kaya. aku ingin menjadi kaya dengan begitu kalian juga akan menjadi kaya!" seru Kirana yang kemudian memeluk 3 orang itu.
Hari ini adalah hari kelulusan Kirana, walaupun terlihat dari luar gadis itu begitu tegar namun dari dalam hatinya begitu sedih. dia berharap Pak Hasan dan Bayu bisa datang ke tempat itu sudah 3 tahun Bayu tidak pernah membalas surat yang dikirim oleh Kirana. email pun tidak pernah dibalas oleh Bayu, entahlah namun sekarang Kirana bertekad untuk menjadi wanita kaya wanita sukses yang tidak akan mudah dianiaya oleh paman dan istrinya.
"Tania Kirana." panggil kepala sekolah tempat Kirana.
Akhirnya wisuda kelulusan itu pun dilaksanakan, ingin sekali air mata itu meluncur dari kedua bola mata Kirana. namun dengan sekuat tenaga dia menahannya rasa haru bangga dan perjuangan yang begitu berat, Kirana ingin menyampaikan kepada ayah dan ibunya Kalau dia tidak akan menyerah dia pasti akan menjadi wanita hebat seperti ayah dan ibunya. "Inilah jalan yang aku pilih, aku pasti akan menjadi wanita hebat sama seperti kalian." ucap Kirana dalam hati yang kemudian mengangkat kedua tangannya.
Si mbok, Pak satpam juga Agus bertepuk tangan. mereka benar-benar keluarga yang begitu solid. "Setelah ini kamu mau sekolah di mana Kirana?" tanya Agus.
"Menurut mas Agus Aku sekolah di mana ya? Aku ingin mencari sekolah yang biayanya tidak terlalu mahal. mas tahu kan kita harus sedikit berhemat, setelah usiaku mapan aku akan memegang kendali perusahaan almarhum Ayah. aku ingin membuat perusahaan itu sukses." kata Kirana dengan percaya diri. semangatnya begitu berkobar, usianya baru empat belas tahun namun dia adalah gadis yang benar-benar sangat luar biasa.
"Bayu." panggil pak Hasan pada putranya.
"Ada apa, ayah?" tanya Bayu.
Salah satu tangan Bayu memegang beberapa laporan perusahaan sang ayah.
Namanya Bayu pranaja, usianya sudah 24 tahun. bekerja di salah satu perusahaan sang ayah mempunyai watak yang sangat dingin dan juga kalau berkata sangat pedas. Siapa yang akan tahan berada di samping Bayu, pria itu selalu saja membuat sekretarisnya resign dalam jangkar waktu bekerja hanya 3 bulan.
"Apakah kamu tidak bisa merubah sikapmu itu, Bayu? kamu selalu saja membuat sekretarismu melarikan diri, apa kamu tidak punya pikiran menjadi manusia normal? kata-katamu itu selalu menyakiti mereka, kata-katamu itu seperti pisau yang sangat tajam." ungkap Pak Hasan. berapa kali Pak Hasan selalu memberitahu putranya mengenai sikapnya yang selalu dingin kepada para wanita yang ada di sekitarnya.
"Sudahlah ayah, ini memang sikapku ini memang diriku memangnya Ayah menyuruhku seperti apa? apa Ayah ingin merubahku menjadi Superman Satria baja Hitam atau Batman?" tanya Bayu dengan perumpamaan yang selalu membuat Pak Hasan kesal sendiri.
"Aku berdoa semoga saja kamu akan mendapatkan wanita yang lebih menyebalkan dari kamu, aku berdoa semoga kamu mencintai wanita yang lebih dingin daripada kamu. Aku mau tahu seperti apa manusia es sepertimu ini jika jatuh cinta?" ucapnya.
setelah mengatakan hal itu akhirnya Pak Hasan lebih memilih meninggalkan putranya dengan kata-kata yang terus terucap. Pak Hasan terkadang memang selalu berdoa semoga saja putranya itu bertemu dengan seorang wanita yang membuat putranya itu benar-benar tunduk. kalau bisa dia akan memberi pelajaran telak kepada sang putra.
"Pria kolot sepertimu itu selalu menyebalkan, Ayah tidak bisakah kamu melihatku bahagia." Bayu malah mencibir ayahnya yang sudah pergi.
"Ayolah bang, dinginkan sedikit hatimu itu. kalau kamu seperti ini terus mana ada wanita yang berani mendekatimu, adapun gadis yang berani mendekatimu itu cuma gadis kecil itu. siapa namanya.. ki-ki..," Rizky nampak sedikit kebingungan.
"Kalau ingin selamat tutup mulutmu, kalau tidak ingin selamat teruslah berbicara. Aku mau tahu apa kamu masih mampu berbicara jika kartu ATM itu diblokir." ancam Bayu yang membuat Rizki langsung terdiam.
Rizky pranata putra kedua dari Pak Hasan pranata, putra kedua Pak Hasan berusia 20 tahun dia sangat berbeda dengan Bayu yang sikapnya sangat dingin. Rizki adalah pria yang begitu pandai berbicara juga tidak suka menyakiti orang lain dengan kata-katanya.
"Apa kamu tidak luluh dengan gadis itu bang? dia selalu mengatakan kata i love you, selalu memberikan pujian padamu menanyakan kondisimu. bagaimana sekolahmu dan bla bla bla..," kata Riski yang malah membuat Bayu langsung melotot tajam kepada adiknya.
"Jangan urusi hidupku, kalau kamu mau membalas surat-surat tidak bermutu itu balas saja. lagi pula dia itu cuma bocah kecil aku tidak tertarik dengan makhluk seperti dia." jawab Bayu yang kemudian melempar adiknya dengan buku yang ada di kantornya. beberapa buku dilempar oleh Bayu ke Sembarang arah, hal itu membuat kantor tempatnya berantakan seperti kapal yang akan pecah. Rizki langsung keluar dari kantor kakaknya karena dia tidak ingin tunjangan hidupnya benar-benar diblokir oleh kakaknya.
"Kena lempar lagi ya mas Rizki?" tanya salah satu pekerjaan.
"Iya, itu orang tiap hari kok ngamuk-ngamuk mungkin waktu dia lahiran itu dia kena sambar petir." jawab Rizki yang kemudian pergi meninggalkan kantor sang kakak.
Baru dibicarakan Bayu sudah mendapatkan sebuah email dari Kirana, gadis kecil itu tidak tahu nomor ponsel Bayu karena itu dia hanya bisa mengirim cerita hidupnya setiap hari kepada Bayu lewat email yang diberikan oleh Pak Hasan.
"Ini makhluk kecil ngapain terus menerus mengirim email padaku, apa dia tidak tahu kalau aku ini banyak pekerjaan." Bayu yang langsung menghapus email yang dikirim oleh Kirana.
**Bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kok umur Bayu 24 tahun,Tadi kan umur 20 tahun waktu dia pulang libur kuliah,Katanya 3 tahun berlalu? berarti umur Bayu 23 dong seumuran Agus..🤔🤔
2024-09-02
0
Qaisaa Nazarudin
Berarti Agus seumuran Bayu dong..
2024-09-02
0