Igris pergi keluar toko meninggalkan Roneli dan Iris. Diluar toko dia dapat melihat banyak prajurit yang berjaga, prajurit itu adalah penjaga Roneli dan Iris, Sekilas Igris melihat semua prajurit itu.
'Rata rata level mereka adalah 70 sampai 80, dan yang paling tinggi adalah 120.'
Berkat kemampuan khusus yang dia miliki, Igris dapat melihat level milik orang lain yang seharusnya tidak dapat dilihat.
Igris pergi berjalan meninggalkan para prajurit itu, namun setelah beberapa langkah dia berhenti berjalan. Didepannya ada seorang prajurit yang menghalanginya.
"Kemana Anda akan pergi tuan?"
Prajurit itu bertanya kepada Igris, Igris melihat level dari prajurit itu dan dia dapat melihat kalau prajurit itu memiliki level 100.
"Aku akan pergi sebentar."
"Maaf tuan, saya tidak bisa membiarkan Anda pergi sendirian."
Prajurit itu dengan keras mencegah Igris untuk pergi sendirian. Alasan mengapa Igris tidak diizinkan pergi keluar mansion sendirian adalah karena keluarga Duke Velenheim memiliki banyak musuh diluar.
Igris adalah pewaris selanjutnya keluarga Valenheim, dia adalah sasaran empuk bagi orang yang ingin membunuh anggota keluarga Valenheim. Karena itulah dia sangat jarang diizinkan untuk pergi keluar.
"Tenang saja aku telah meminta izin pada kakakku."
"Tapi tuan bukan itu masalahnya, saya tidak dapat membiarkan Anda berjalan jalan sendirian didalam kota."
"Bukankah sudah kubilang untuk tenang saja."
Igris menatap prajurit itu dengan tajam, meski dia masih level 10 namun aura membunuh yang dia dapat dari 6 kehidupan sebelumnya masih menempel padanya nya.
"Meski tuan bilang seperti itu, tapi..."
"Yang lebih penting lagi kau harus menjaga kakakku. Jika ada apa apa padanya kau bisa terkena masalah nantinya."
"Baiklah jika tuan bilang begitu."
Prajurit itu berhenti menghalangi Igris.
"Pilihan yang bagus, kalau begitu aku pergi dulu."
Igris pergi meninggalkan prajurit itu. Meski jarang pergi ke kota namun Igris masih dapat mengingat beberapa tempat penting yang ada dikota. Igris pergi berjalan menuju kearah pasar, setelah beberapa saat berjalan dia akhirnya sampai ke pasar.
Matahari masih belum berada diatas kepala jadi pasar masih sedikit ramai. Sambil berjalan Igris melihat kesekitarnya, berbagai macam jenis produk yang dijual.
Igris kemudian berhenti disebuah lapak kecil yang menjual sebuah senjata, berbeda dengan penjual senjata yang biasanya menjual berbagai macam jenis, penjual ini hanya menjual beberapa pedang, tombak dan panah.
Igris melihat sebuah pedang berwarna hitam pekat, dan dia pun tertarik pada pedang itu.
"Boleh saya tau berapa harga pedang ini?"
Tanya Igris sambil menunjuk pedang hitam itu. Sipenjual itu hanya tersenyum begitu Igris menanyakan harga pedang hitam itu.
"Pedang itu tidak dapat dibeli dengan uang."
"Kalau begitu apa yang harus saya bayar untuk dapat memiliki pedang itu?"
"Kau cukup pegang pedang itu, jika dia mengakui mu maka pedang itu akan menjadi milikmu."
"Baiklah saya akan mencobanya."
Igris mengambil pedang itu, lalu dengan kemampuan analisis miliknya Igris mencoba untuk melihat status pedang itu. Namun berbeda dengan yang dia harapkan, sebuah pemberitahuan muncul dihadapan Igris.
[Dimension Sword
Damege: ?????
Durability: ?????
Class: ?????
Sebuah pedang yang ditempa dari bahan pecahan batu Akashic record. Begitu Padang mengakui sang pemilik maka sang pemilik akan langsung mendapatkan skill teknik berpedang Kekosongan.
Selain penempa dan pemilik, orang lain tidak akan dapat melihat status pedang.]
'Ada apa dengan pedang ini, aku sama sekali tidak dapat melihat statusnya.'
Ini adalah pertama kalinya Igris tidak dapat melihat status sebuah senjata. Igris merasa sedikit penasaran dengan orang yang menjual pedang itu, diapun mencoba untuk melihat statusnya.
[Nama: Grim Vanevara
Level: ?????
Ras: manusia
Jenis kelamin: Laki laki
Umur: 25 tahun]
'Ada apa ini, aku bahkan juga tidak dapat melihat level laki laki itu.'
Igris sangat bingung dengan situasi yang dia alami saat ini, selama ini dia sama sekali belum mengalami hal seperti ini. Bahkan Status sang raja yang merupakan orang paling penting dikerajaan ini dapat dengan mudah dilihat olehnya.
"Bagaimana, apakah pedang itu mengakui mu?"
Selagi Igris merasa bingung dengan situasi yang dia alami, Grim bertanya kepada nya.
"Maaf, bagaimana cara untuk dapat mengetahui pedang ini mengakui diriku atau tidak."
"Ah, kau cukup mengalirkan mana milikmu kedalam pedang itu. Jika dia mengakui mu maka akan muncul sebuah pemberitahuan."
"Ah, kalau begitu akan mencobanya."
Igris langsung mengalirkan mana miliknya kedalam pedang itu, hanya beberapa detik saja Igris mengalirkan mana miliknya namun sebuah pemberitahuan telah muncul.
[Ting!!! Dimension Sword mengakui anda sebagai pemilik]
[Ting!!! Skill teknik berpedang Kekosongan didapatkan.]
"Selamat, seperti nya pedang itu telah mengakui mu."
"Eh, apa hanya seperti ini saja."
Igris cukup terkejut, dia tidak menyangka kalau hanya dalam beberapa detik pedang itu langsung mengakui dirinya sebagai pemilik.
"Iya hanya seperti itu. Sekarang dia adalah milikmu dan kau telah dapat melihat status nya."
"Status ya? Kurasa aku akan melihatnya."
Tanpa basa basi Igris langsung mengecek status pedang itu.
[Dimension Sword
Damege: 10.000
Durability: 50.000
Class: Senjata suci tingkat 4]
'apa apaan pedang ini?'
Igris langsung terkejut begitu melihat status dari pedang itu, selama ini dia belum pernah melihat status pedang yang semegerikan ini. Sejauh ini senjata paling kuat yang pernah lihat adalah pedang suci yang katanya hanya seorang pahlawan yang dapat menggunakannya.
Pedang suci itu memiliki damage sebesar 4000 dan durability sebesar 10000. Jika dibandingkan dengan pedang yang dia pedang saat ini, pedang suci itu bukanlah apa apa.
"Tuan, apakah anda yakin kalau saya tidak perlu membayar untuk pedang ini?"
"Iya, lagipula selain dirimu mungkin tidak akan ada yang dapat menggunakannya."
"Terima kasih tuan, jika saya boleh tau siapa nama tuan?"
Meski Igris telah tau nama dari laki laki itu, namun dia tetap menanyakan nya.
"Grim..... Grim Vanevara."
"Kalau begitu tuan Grim, nama saya adalah Igris. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas pedangnya. Kalau begitu saya pergi dulu tuan Grim."
Igris hendak pergi meninggalkan Grim, namun dia berhenti melangkah karena Grim memanggilnya.
"Ah, tunggu sebentar Igris."
"Ada apa tuan Grim?"
"Itu bukanlah sesuatu yang penting, namun ada sesuatu yang ingin kuberitahukan kepadamu."
"Apa itu tuan?"
"Igris, kau mungkin marah akan takdir yang kau miliki. Namun kau tidak dapat menyalahkan para dewa, bagaimanpun mereka bukankah orang yang mengatur takdir hidup seseorang. Hanya itulah yang ingin kukatakan padamu, kau bisa pergi sekarang."
"Ahh, baiklah kalau begitu."
meski dia tidak begitu mengerti apa yang Grim katakan namun Igris tetap menerima saran itu. Igris lalu pergi berjalan meninggalkan Grim dan dia menuju pintu keluar kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Harman LokeST
dapat pengakuan dari pedang
2022-05-30
0
Alice
damage tuh tulisannya bukan damege
2021-02-22
0
Yoga Praditia Pratama
yang dikatakan Grimm itu benar yang mengatur takdir bukan para dewa melainkan Author,Itu benar kan?
2020-11-18
9