Ban.4

Dengan wajah yang kesal dan amarah di dada Safira keluar dari kamar, dia tidak bisa protes sama papanya.

"kenapa tiba tiba mendadak pulang kampung? rindu sama bou? seperti nya tidak masuk akal." kata Safira dalam hati.

Masuk ke dalam kamar lalu menjatuhkan badan di atas king size, bibi yang melihat Safira dengan wajah marah keluar dari kamar kerja pak Harry, jadi di ikuti nya non kesayangan nya dari belakang.

Safira yang sudah berbaring telungkup menghadap bantal, bibi mendekati non kesayangan nya itu.

"non... ada apa? " tanya bibi

Hanya diam masih menghadap ke arah bantal.

"non ada apa? cerita sama bibi... " kata bibi lagi

Terlihat kalau Safira lagi menangis, jadi bibi mendekati.

"non cerita sama bibi... jangan seperti ini non." kata bibi lagi

Akhirnya Safira membalikkan badannya dan terlihat matanya sembab.

"bibi... papa... " sambil tersedu-sedu.

"kenapa dengan papa...non... "

Safira akhirnya duduk untuk menceritakan apa yang terjadi tadi.

"minggu depan papa mau mengajakku pulang kampung bi... " kata Safira

"oh... enggak apa apa dong non... " kata bibi

"tapi bi... seperti nya ada sesuatu yang akan terjadi. "

"maksudnya non... " bibi yang tidak mengerti.

"ck... aku merasa kalau ini akal akalan papa aja lho bi... " kata Safira

"non... tidak baik berprasangka buruk... apa lagi sama orang tua sendiri." kata bibi lagi untuk memenangkan Safira.

Apa yang di katakan bibi ada benarnya jadi sedikit lega hati Safira, lalu dia memeluk bibi yang selama ini mengasuh dan tempat curhat.

"terima kasih bi.... " kata Safira memeluk bibi sambil menangis.

"sama sama non... tuan itu orang tuanya non... pasti dia sayang dan melakukan yang terbaik untuk anaknya... apa lagi satu satunya anak tuan ya non Safira."kata bibi lagi.

" iya bi... tapi kenapa papa menikah sama orang yang mau harta nya saja?"kata Safira lagi.

"yang sabar non... "yang keluar dari mulut bibi karena dia takut salah untuk bicara.

Tanpa mereka berdua sadari ternyata ada pak Harry yang mendengar pembicaraan antara anak majikan dan pembantu rumah tangga.

Melihat kedekatan antara Safira dan bibi, membuat hati pak Harry jadi terharu.

"berarti selama ini hanya bibi teman bicara Safira? kasihan nya kamu naik... " kata pak Harry dalam hati.

Merasa sudah nyaman anak gadis nya dengan bibi maka pak Harry pergi meninggalkan kamar dan melihat suasana luar rumah di malam hari.

Safira yang tiba tiba baru sadar kalau malam ini ada janji sama teman-teman nya,

"ya ampun bi.... aku lupa." kata Safira tiba tiba sehingga membuat bibi jadi ikut kaget.

"ada apa non?lupa apa?" tanya bibi kembali.

Bangkit dari tempat tidur dan mencari baju untuk di pakai keluar.

"aku ada janji sama teman teman...." kata Safira yang lagi memilih baju.

Bibi mendekati Safira untuk mengingatkan kembali dengan papanya dan juga pak Harry masih ada di rumah, bisa jadi masalah besar.

"aduh non... jangan keluar malam ini... tuan lagi di rumah, nanti jadi ketahuan dan tuan akan marah besar." kata bibi mengingatkan.

Tapi Safira tidak mendengarkan, dia tetap saja mengganti baju dan bersiap untuk pergi.

"aduh non... dengarkan bibi untuk kali ini." kata bibi

Safira tetap aja mengganti baju saja dan peralatan make up di masukkan nya ke dalam tas.

"bibi tenang saja... aku akan hati hati dan tak usah khawatir gitu." kata Safira lagi.

Melihat semua perlengkapan yang mau di bawa ada di dalam tas dan setelah itu dia memeriksa HP nya.

"kan... mereka sudah menunggu di luar. " kata Safira ngomong sendiri.

Keluar dari kamar dengan memakai sendal rumah saja, hi Hill nya sudah ada di dalam tas.

"sudah ya bi... aku pergi dulu." kata Safira sambil memeluk bibi.

Tidak bisa berbuat apa, itu lah yang di rasakan bibi saat ini.

"aduh... pasti ribut lagi ini." kata bibi dalam hati sambil pasrah.

Jalan keluar dengan membawa perlengkapan, Safira melihat kiri dan kanan yang ternyata sudah sepi. Dia pun dengan tenang ke tempat pos satpam untuk membukakan gerbang.

"joko... bukakan pintu gerbang... aku mau keluar." perintah Safira.

Joko terkejut melihat ada Safira di depan karena pak Harry ada di sana tapi tak terlihat oleh Safira.

"maaf non... enggak bisa... tuan sudah berpesan pada saya." jawab joko.

"cepat buka... aku sudah di tunggu... mana kuncinya biar aku yang buka sendiri." kata Safira.

"maaf non... enggak bisa... " kata joko lagi.

Akhirnya Safira mendekati joko dan mau memeriksa pos satpam, mendengar hal itu pak Harry yang ada di pos satpam keluar.

"mau ngapain kamu Safira? " tanya pak Harry

Melihat papanya ada di sana membuat Safira terkejut.

"pa... papa... kok ada di sini?" tanya Safira.

"seharusnya papa yang bertanya seperti itu sama kamu, malam malam begini mau keluar." kata pak Harry

Safira mencari alasan agar bisa keluar dari pagar.

"Safira mau keluar, ada yang mau di cari untuk tugas kuliah besak." kata Safira.

Pak Harry yang tau kalau anaknya lagi berbohong, jadi dia langsung menyuruh anaknya untuk masuk ke dalam rumah.

"tidak ada keluar rumah malam begini... sekarang juga kami masuk ke dalam rumah." kata pak Harry

"tapi pa... aku mau beli untuk tugas besok."kata Safira lagi agar bisa keluar rumah.

" kalau papa bilang masuk... kamu ya masuk... masuk sekarang juga."kata pak Harry sambil tangan di pinggak dan tangan kanan menunjuk ke dalam rumah.

Dengan wajah marah dan tidak terima dengan perintah papanya, Safira pun masuk juga dan berkata.

"papa jahat... tidak adil sama aku... " kata Safira masuk ke dalam rumah.

Melihat anaknya masuk ke dalam rumah, pak Harry minta bukakan pintu gerbang sama satpam.

"joko... sekarang kamu buka pintu gerbang, sepertinya di luar sana ada teman Safira, biar aku yang menjumpai mereka." kata pak Harry

"baik tuan." jawab joko dan dengan cepat mengambil kunci dan membuka gerbang.

Pintu gerbang terbuka Pak Harry keluar dan ternyata ada seseorang yang sudah berdiri di depan gerbang. Dia kaget melihat yang keluar ternyata papanya Safira.

Dengan gugup teman Safira menegur pak Harry.

"malam om... Safira ada? "

"mmmhhh ada, tapi mulai malam ini dia tidak boleh keluar rumah lagi. " jawab pak Harry

Karena takut dengan wajah pak Harry yang serius maka silvi langsung pamit.

"gitu ya om... terima kasih... saya pulang saja kalau begitu." kata silvi.

"mmmhhh... langsung pulang kamu... jangan kelayapan malam malam, apa lagi kamu anak gadis." kata pak Harry mengingatkan.

"iya om... terima kasih." kata silvi langsung kembali masuk mobil.

BERSAMBUNG.

*****

Jangan lupa

like... like... like...

subcribe...

Komentar yang mendukung

terima kasih

🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Aditya Hernanda

Aditya Hernanda

Hadir thor...

2023-08-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!