Bab.2

Bu Fera senang sekali setelah dapat apa yang dia inginkan, dia langsung mengambil HP dan melihat SMS bangking yang menandakan ada uang masuk ke dalam rekening nya.

Duduk di meja makan sambil melihat HP yang ternyata belum ada notifikasi masuk.

"ck... kok belum di tranfer papa ya...mungkin karena masih di jalan kali" kata bu fera ngomong sendiri.

Dari pada bengong maka dia pun langsung sarapan dan memanggil bibi karena ada yang dia inginkan.

"bi... bi... "panggil bu fera.

Dari dapur bibi pun ke ruang makan

" ya nyonya... ada apa? "

"pake nanya lagi... susu saya mana?" kata bu fera ketus

"oh... maaf nyonya... belum saya buatkan karena biasanya kan jam sembilan baru di minum." jawab bibi.

"banyak alasan kamu... buatkan sekarang."perintah bu fera

" baik nyonya. "jawab bibi dan langsung ke belakang membuakan susu yang di inginkan.

Mengambil dua lembar roti tawar dengan selai kacang, lalu meletakkan di atas piring.

" mama.... ini untuk aku ya... "kata Saila anak kandung bu fera.

Bu fera melihat roti yang sudah di olesi selai di ambil oleh Saila

"kamu itu... buat sendiri, kan sudah besar."kata Bu fera

Tapi karena sudah di ambil Saila jadi di buatkan kembali yang baru.

" aku suka dengan buatan mama."kata Saila.

Mereka berdua pun sarapan pagi bersama sambil berbincang.

"ma... aku ada keperluan yang penting, bagi aku duit dong." kata Saila.

"mmmhhh...mau berapa?" tanya bu fera pada anak kesayangan nya.

Mendengar itu Saila pun mengambil kesempatan, jadi dia minta sesukanya saja.

"banyak nih uang mama... berarti baru dapat transfer dari papa nih." kata Saila dalam hati.

Melihat anaknya tak menjawab , membuat nya penasaran.

"tumben kamu tidak menjawab langsung mau berapa." kata bu fera.

"bentar ma... aku kan lagi mikir, apa aja yang mau di beli." kata Saila.

"oh... tidak bisa seperti itu, nanti mama transfer seperti biasa saja." kata bu fera.

"ih... mama enggak bisa seperti itu." kata Saila.

Bu fera tidak menjawab pertanyaan, dia sarapan roti yang di buatnya untuk kedua kalinya.

Setelah selesai majikan dan anaknya makan, maka bibi ke kamar Safira untuk membangunkannya.

Tok... tok... tok...

"non Safira... bangun... sudah siang."kata bibi membangunkan.

" ya...bi... masuk aja... kamar enggak di kunci."jawab Safira dalam kamar

Bibi masuk ke dalam kamar yang ternyata dingin nya AC masih terasa dan suasana kamar masih remang remang. Dengan sigap bibi membuka gorden jendela dan mematikan lampu tidur.

"non... sudah siang... enggak baik anak gadis masih tidur jam segini." kata bibi membangunkan Safira.

"mmmhhh... masih ngantuk bi... " jawab Safira.

Bibi yang sudah biasa dengan kebiasaan Safira, jadi mematikan AC kamar dan mengambil selimut untuk di lipat.

"bibi... kenapa AC kamar di matikan? kan jadi panas." kata Safira sambil membuka matanya.

"non... sudah jam sembilan... sebaiknya bangun... nanti tuan nelpon bibi... " kata bibi

"mmmhhh... biarin aja... paling nanti papa marah lagi." kata Safira

Bibi mencari akal agar Safira bangun dari tempat tidur, cara yang selalu bibi lakukan setiap hari.

"non... kasihani bibi... kalau tuan marah... bibi bisa di pecat dan pulang kampung...padahal bibi masih butuh pekerjaan ini... anak bibi masih sekolah dan perlu biaya." kata bibi dengan nada sedih.

Mendengar hal tersebut Safira merasa takut dan bersalah. Takut di tinggal oleh bibi karena selama ini hanya bibi yang menjadi temannya di rumah, melayani nya setiap hari, teman curhat juga. Jadi kalau bibi tidak ada di rumah ini, siapa yang akan membantu dan mendengar keluh kesahnya.

Safira berpura tidak mendengarkan bibi karena dia memang masih ngantuk berat.

"kalau non tidak mau bangun juga, bibi sudah siap untuk di marahin sama tuan." kata bibi.

Mendengar hal itu Safira pun akhirnya bangun, dia takut kalau omongan bibi jadi kenyataan, dia tidak mau bibi di pecat sama papanya.

"iya loh bi... ini aku bangun sekarang." kata Safira.

Dengan berat untuk bangun dari tempat tidur, dia pun bangun.

"nih... aku sudah bangun kan..." kata Safira

Dengan wajah yang senang bibi pun menanyakan apa yang Safira inginkan.

"alhamdulillah... non Safira yang baik mau makan apa?" tanya bibi

"tadi bibi masak apa aja?" tanya Safira kembali.

"ada nasi goreng pakai telur ceplok aja, roti juga ada di meja." jawab bibi

"ya sudah... itu aja sarapan pagi ini... nyonya bibi sudah pergi atau masih di rumah? " tanya Safira

Safira memang tidak menyukai bu fera dari awal papanya menikah, begitu juga dengan sebaliknya,Bu fera dan anaknya Saila.

Tapi di depan papanya Safira kelakuan mama tirinya dan Saila sangat manis.

"ih... tidak boleh bicara seperti itu... bagaimanapun nyonya adalah orang tua non juga... mama non juga." kata bibi menasehati.

"stop bi... dia bukan mama ku... mama sudah lama meninggal." kata Safira dengan marah.

Tidak mau membuat Safira marah jadi bibi pun mengalah, tidak mau membuat mood Safira jadi malah tak enak.

"ya sudah.... bibi minta maaf... tapi sekarang non sarapan dulu... bibi mau merapikan kamar non dulu." kata bibi

"mmmhhh... jangan ngomongin itu lagi ya... aku tidak suka... " kata Safira

"iya... maaf... bibi tidak ulangi lagi... " jawab bibi

"janji ya... "kata Safira memastikan

"iya.... janji... " kata bibi.

Akhirnya Safira keluar dari kamar dan langsung duduk di meja makan, melihat makanan di atas meja.

Ternyata perutnya sudah minta di isi.

"ternyata aku memang sudah lapar. " kata Safira dalam hati dan mengambil piring yang ada di atas meja.

Bu Fera yang ternyata sudah rapi, dia bersiap untuk arisan dengan teman sosialita. Melihat ada Safira di meja makan membuat nya untuk melihat keadaan anak tirinya itu.

"eh... kamu baru bangun jam segini... pasti keluar malam lagi malam tadi."kata bu fera

" memang iya... kenapa? mau ikut? "jawab Safira ketus

Mendengar jawaban dari Safira membuat bu fera jadi marah karena dia merasa di lawan oleh anak tiri nya.

" kamu itu... bicara yang sopan sama orang tua."kata bu fera

"kamu juga bicara yang sopan juga...baik sama orang yang lebih tua atau pun yang lebih muda." jawab Safira

"kamu.... iiiihhh... dari pada keluar urat saraf ku melayani mu... lebih baik aku arisan sekarang." kata bu fera meninggalkan Safira yang lagi duduk sendiri di meja makan.

Safira yang mau makan jadi hilang selera makannya seketika.

"ck... mimpi apa aku pagi pagi sudah perang mulut dengan perempuan itu... jadi hilang nafsu makan ku." kata Safira ngomong sendiri

BERSAMBUNG

*****

Jangan lupa

like... like... like...

subscribe...

komentar yang membangun

terima kasih

🙏🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!