Ketika berada di ruangan Nia, Mila tidak bisa fokus untuk menjenguk saudaranya karena pikirannya tertuju kepada lelaki yang dia anggap sebagai suaminya.
"Mil, kapan kamu rencana mau menyusul punya momongan?" tanya Nia kepada Mila, tetapi Mila tidak menanggapinya karena dia sedang melamun. Hingga akhirnya, Sari menegur putrinya.
"Mila, di tanyain itu sama Nia!" seru Sari sembari menggoyangkan lengan Mila agar mendengarkan suaranya. Sontak Mila terperanjat dan segera sadar dari lamunannya. Dia pun lekas bertanya kepada Sari tentang hal apa yang di tanyakan oleh Nia.
"Eh, iya Bu. Kak Nia tanya apa?" tanya Mila dengan terbata bata.
"Kapan kamu mau menyusul punya momongan Mil?" sahut Nia mengulang pertanyaannya. Mila pun lekas memberi jawaban, tetapi jawaban Mila justru mencengangkan sanak saudaranya.
"Secepatnya Mbak. Aku ikut aja apa kata Dokter Niko,"
Glek! Semua mata terbelalak mendengar jawaban Mila.
"Mila, apa maksud kamu? Sudah di bilang Dokter itu bukan suami kamu!" tegas Sari pada putrinya. Mila seketika menutup bibirnya karena tanpa sengaja kembali menganggap Dokter Niko sebagai suaminya.
"Iya Mila. Kamu ini jangan terlalu berkhayal. Di dunia ini banyak kok orang yang memiliki wajah yang mirip." timpal kerabat Mila yang membenarkan ucapan Sari. Pada saat itu Mila tidak bisa melakukan banyak pembelaan lagi, meski dia berniat untuk tetap mencari bukti bahwa Dokter tadi adalah suaminya.
Mila mencari cara agar bisa memantau kegiatan Dokter Niko, sehingga dia berniat untuk mencari pekerjaan dia sekitar Rumah Sakit tersebut. Mila pun berniat mengutarakan rencananya kepada Ibu serta suaminya.
"Mas, aku mau cari kerja di kota tempat kamu kerja."
Satu pesan telah di kirim Mila kepada Niko. Usai meminta izin suaminya, Mila ganti meminta izin kepada Ibunya.
"Bu, aku mau cari kerja di kota ini. Aku ingin punya penghasilan yang lebih." cakap Mila kepada Ibunya, tetapi sepertinya Ibunya tidak begitu menyetujuinya.
"Nggak usah aneh aneh! Emang kamu mau kerja apa?" sahut Sari dengan masam menanggapi kemauan putrinya.
Sementara di lain tempat, Niko tersenyum masam setelah membaca pesan dari istrinya. Dia bisa menduga bahwa Mila pasti akan mengejarnya setelah tahu jabatan yang dia miliki. Niko akan membalas pesan Mila dan sengaja ingin menjatuhkan angan Mila.
"Buat apa kerja? Apa kamu merasa kurang dengan nafkah yang aku berikan? Aku hanya bekerja sebagai kuli bangunan, harusnya kamu bisa memahaminya. DNA harusnya kamu itu tidak melakukan KB agar segera hamil."
Melihat ada pesan masuk, Mila segera membuka lalu membacanya. Dia sangat kesal dengan balasan yang di kirim oleh Niko. Selama ini Mila memang menolak untuk hamil cepat karena alasan ekonomi.
"Harusnya kamu ini ngerti dong Mas alasan aku menunda kehamilan? Punya anak itu biayanya nggak sedikit, kalau penghasilan kamu aja pas pasan buat makan, terus anak kita nanti di biayain pakai apa?" balas Mila dengan bahasa yang kasar. Dia lupa pada dugaannya bahwa Niko adalah seorang Dokter, sehingga dia kembali meremehkan suaminya.
Niko tersenyum simpul setelah membaca pesan tersebut. Lagi lagi Mila menunjukkan sifat aslinya yang hanya gila pada harta. Niko kemudian lekas membalas pesan istrinya tersebut.
"Sabar dong Dek. Semua kesabaran kamu pasti akan membuahkan hasil. Percaya deh sama aku." balas Niko. Dia ingin memberi kode kepada Mila bahwa ada kejutan yang ingin dia tunjukkan asalkan Mila lebih bersabar dan bisa lebih rendah hati. Niko tidak ingin istrinya akan menjadi sombong dan pamer harta jika tau dirinya seorang Dokter. Sehingga Niko memang sengaja ingin mendidik mental istrinya terlebih dahulu. Tidak mudah bagi Niko untuk meraih gelar Dokter, dan dia tidak mau profesinya itu membuatnya lupa diri.
Mila tidak membalas lagi pesan dari suaminya meski nampak pesan tersebut sudah dia baca. Sementara Niko, dia hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuannya. Mungkin memang sudah bawaan sifat Mila dari lahir atau memang didikan dari Ibunya hingga membuat Mila sangat sulit untuk di atur, kecuali dengan uang. Ketika Niko tengah memikirkan sifat istrinya, mendadak terdengar ada suara yang memanggilnya.
"Dokter Niko, hari ini kita jadi makan siang bersama kan?"
Niko menoleh ke arah asal suara yang ternyata adalah Dokter muda yang cantik bernama Shella. Siang itu memang mereka berencana untuk makan siang bersama karena hari itu adalah ulang tahun Dokter cantik tersebut.
"Oh, iya Dok. Kita mau makan siang dimana? Teman teman yang lain juga ikut kan?" sahut Niko dengan senyum ramah. Dia tidak pernah bersedia jika di ajak makan berdua saja, meski sebenarnya Shella sangat ingin dekat dengan Niko.
"Iya, teman teman langsung nunggu di lokasi," sahut Shella dengan sedikit terpaksa. Sesungguhnya dia tidak rela jika kebersamaannya dengan Niko yang tergolong langka itu harus di sertai teman teman yang lain.
"Baiklah, apa kita akan pergi sekarang?" tanya Niko kemudian, lalu Shella pun mengiyakan. Niko lantas segera berdiri dari duduknya, lalu keluar dari ruangan kerjanya bersama dengan Dokter Shella. Banyak pasang mata yang memuji kedua Dokter tampan dan cantik tersebut ketika sedang melintas di lorong Rumah Sakit. Dan sialnya, saat itu Mila juga ikut menyaksikan sekaligus mendengar pujian dari para pegawai Rumah Sakit.
"Mereka serasi banget ya. Dokter Niko tampan, dan Dokter Shella cantik. Kita ini nggak ada apa apanya kalau mau ikut bersaing, " celetuk seorang perawat yang terdengar di telinga Mila. Dia nampak geram mendengar ucapan mereka dan ingin segera menyela untuk memberitahukan jika Niko adalah suaminya. Akan tetapi, jika dia ingat bahwa baru saja dia berdebat lewat pesan dengan suaminya yang kuli bangunan, mendadak angan Mila tentang Dokter tersebut menghilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments