"Maaf, anda siapa?" balas Niko pada pertanyaan Mila.
"Aku Mila Mas, istri kamu!" seru Mila dengan yakin. Wajah serta suara, bahkan nama yang sama menjadi alasan yang kuat bagi Mila untuk mengakui bahwa lelaki yang ada di hadapannya adalah suaminya.
Semua mata yang menyaksikan hal itu tentu di buat tercengang. Apalagi para perawat serta tim anestesi yang rata rata adalah perempuan. Mereka tidak mengira jika Dokter Niko telah beristri. Namun, rasa tidak percaya mereka mendadak hilang setelah Niko memberi jawaban.
" Maaf, sepertinya anda salah orang!" tegas Niko, kemudian dia mulai melangkah dengan tenang meninggalkan Mila. Para wanita yang ada di sekeliling Niko tentu merasa lega karena rupanya Dokter idaman mereka belum beristri.
"Untung ya, Dokter Niko belum punya istri," lirih seorang perawat yang berjalan di belakang Niko.
"Husst, jaga bicaranya! Nanti kalau kedengaran Dokter Niko!" tegur salah seorang temannya ketika mendengar teman seprofesinya sedang membicarakan Niko. Sementara Niko sempat tersenyum tipis mendengar hal itu karena itu bukan pertama kalinya Niko menjadi bahan perbincangan para wanita di Rumah Sakit tersebut.
Mila berusaha mengejar rombongan Dokter Niko yang mulai melangkah berjalan menjauh, tetapi Ibu dan para saudaranya berusaha menahan.
"Sudah Mila, hentikan. Mungkin memang benar kamu salah orang. Jelas jelas dia itu Dokter dan suami kamu itu kuli bangunan!" tegur Sari kepada putrinya, kemudian di benarkan oleh saudaranya yang lain.
"Tapi Bu, aku hafal sekali wajah suamiku. Hanya kaca mata saja yang membedakan." sangkal Mila. Dia masih bersikukuh jika Dokter Niko adalah suaminya.
"Kalau gitu coba saja kamu video call suami kamu biar jelas." saran Anto kepada Mila, lalu Mila pun menyetujuinya.
Mila segera meraih ponsel dari dalam tasnya lalu mulai melakukan panggilan video dengan suaminya. Namun, hingga berkali kali di coba, panggilan itu tidak kunjung di terima.
"Tuh kan, Mas Niko nggak bisa nerima panggilanku. Pasti udah jelas karena dia sedang sibuk di Rumah Sakit ini." terka Mila. Akan tetapi, keluarganya tidak begitu saja percaya pada dugaan Mila.
"Ya mungkin saja memang dia itu sibuk kerja Mil. Dia kan kuli bangunan, mana mungkin pegang ponsel terus?" sahut kerabat Mila mencoba memberi gagasan, kemudian di benarkan oleh kerabat yang lainnya.
Mila terdiam mendengar pendapat tersebut, dia mencoba membuang rasa penasarannya dan berusaha menganggap semua itu hanya kebetulan. Namun, Mila masih berusaha meyakinkan perasaannya dengan melakukan satu hal, yakni bertanya kepada seorang perawat yang berada di sekitar ruangan itu.
"Emm maaf Suster, boleh saya tanya sesuatu?" tanya Mila kepada seorang Perawat yang lewat di depannya.Perawat itu sejenak menghentikan langkah ketika mendengar pertanyaan Mila.
"Iya, mau tanya apa Mbak?" sahut Perawat tersebut. Mila pun lekas mengutarakan pertanyaan yang ada di kepalanya.
"Maaf Sus, Suster kenal dengan Dokter Niko yang baru saja keluar dari ruang operasi ini?" tanya Mila tanpa basa basi kepada sang Perawat. Sari dan juga keluarga Mila terkejut melihat aksi nekat Mila, lalu mereka berusaha menegurnya karena Mila di anggap terlalu lancang bertanya, tetapi sayangnya teguran itu tidak di hiraukan oleh Mila.
"Mila, udah jangan bikin masalah. Ngapain kamu nanya nanya tentang Dokter itu?" Bisik Sari di telinga Mila dengan kedua bola mata yang membulat.
"Udah, Ibu diam aja. Aku kan hanya ingin memastikan kebenarannya." lirih Mila dengan pandangan tetap pada Perawat yang berdiri di depannya, guna menunggu jawaban yang di berikan oleh Perawat tersebut.
"Oh, Dokter Niko anaknya Dokter Surya yang sama sama Dokter Spesialis Kandungan itu ya? Siapa yang nggak kenal sama mereka? Semua pegawai Rumah Sakit ini kenal dengan para Dokter Jenius tersebut," jawab sang Perawat dan seketika membuat Mila mengerutkan dahi.
"Anaknya Dokter Surya?" tanya Mila dengan spontan karena marasa heran.
"Iya, Dokter Niko kan memang anaknya Dokter Surya. Tapi beliau sudah pensiun, dan Dokter Niko adalah penggantinya. Dokter Niko juga mewarisi kecerdasan Ayahnya." terang Perawat tersebut secara gamblang.
Mila begitu terkejut mendengar keterangan itu. Sementara Perawat tersebut segera memohon untuk undur diri karena masih ada banyak tugas yang harus dia kerjakan.
"Jika tidak ada pertanyaan lain, saya permisi karena masih banyak tugas." cakap Perawat tersebut, dan segera di jawab oleh Sari karena Mila masih belum sadar dari rasa terkejutnya.
"Iya Sus, terima kasih atas waktunya. Dan maaf jika kami mengganggu kegiatan anda," ujar Sari dengan sopan kepada sang Perawat.
Setelah perawat itu pergi, kini Sari kembali menegur putrinya yang terlalu berhalusinasi.
"Kamu dengar kan Mila? Dokter itu tadi bukan suami kamu. Orang Bapaknya aja juga Dokter, sementara suami kamu kan anaknya orang kampung!" seru Sari mencoba membuat putrinya sadar. Akan tetapi, insting Mila masih mengatakan bahwa Dokter Niko adalah suaminya. Di dalam hatinya, dia masih berniat untuk mencari bukti tentang kebenaran itu, hingga dia benar benar yakin bahwa dia telah salah orang.
"Tidak, aku yakin itu tadi adalah Niko suamiku. Aku harus mencari cara lain untuk membuktikan kalau Dokter tadi adalah suamiku yang berpura-pura menjadi kuli bangunan di kota ini." ujar Mila dalam hati. Dia masih meyakini jika Dokter Niko adalah suaminya, meski keluarganya tidak ada yang mendukung pemikirannya.
Kerumunan keluarga Mila di depan pintu ruangan operasi tersebut terlerai ketika Nia sudah keluar dari ruangan operasi dan akan pindah ke ruang perawatan.
"Sudah melamun nya Mila! Ayo kita lihat kondisi kakak sepupu kamu. Sadar Mila, kamu ini hanya berhalusinasi. Suami kamu itu kuli bangunan, bukan Dokter!" tegur Sari sekali lagi kepada putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments