Wajah Dokter mirip wajah kuli bangunan

Siang itu, tepat pada hari sabtu, Niko berkemas untuk pulang kampung. Satu rutinitas yang selalu di lakukan oleh Niko, yakni pulang ke kampung pada tiap akhir minggu ke empat, atau dengan kata lain, satu bulan sekali Niko pulang untuk mengunjungi istri serta orang tuanya.

Pada kepulangannya kali ini, Niko berencana untuk jujur pada Mila sesuai dengan petuah yang di berikan oleh Ayah angkatnya. Dia berharap, kedepannya bisa membangun rumah tangga yang lebih harmonis dengan sang istri dan akan segera di beri keturunan. Selama ini Mila selalu menolak untuk hamil dengan alasan karena belum cukup tabungan dan biaya untuk melahirkan serta merawat bayi. Apalagi pekerjaan Niko hanya menghasilkan uang yang pas pasan. Mila merasa ekonomi mereka masih tergolong lemah untuk mengasuh seorang anak yang mestinya butuh banyak biaya.

Ketika tiba di rumah, bukan secangkir minuman atau senyuman hangat yang menyapa kedatangan Niko, melainkan sikap dingin dan ketus dari istri serta mertuanya. Bahkan ketika Niko datang, tidak ada yang menyapanya sama sekali, hingga akhirnya Niko yang lebih mengalah untuk menyapa duluan.

"Selamat sore Bu," sapa Niko kepada mertuanya lalu hendak mencium tangannya, tetapi Sari justru membuang muka dengan kasar lalu pergi dari hadapan menantunya.

Tak jauh beda dengan apa yang di lakukan oleh Ibunya, Mila pun juga bersikap demikian ketika Niko berjalan mendekat ke arahnya. Bahkan Mila semakin memperlihatkan rasa tidak sukanya dengan kata kata,

"Nggak usah sok manis Mas. Yang aku mau itu kamu ngasih tambahan uang untuk kebutuhanku, bukan senyuman basi yang tidak bermanfaat!"

Niko menghela nafas panjang mendengar ucapan istrinya. Akan tetapi, dia berusaha untuk tetap menenangkan diri lalu memberi petuah kepada istrinya.

"Jangan bilang gitu dong Dek. Meski semua butuh uang, tapi uang juga bukan segalanya Dek. Jangan sampai gara gara uang, hubungan keluarga jadi nggak harmonis," tegur Niko kepada istrinya dengan nada yang lembut.

"Harmonis itu kalau semua kebutuhan tercukupi Mas. Dan caranya harus pakai uang. Jadi, kalau nggak ada uang lebih, ya bagaimana bisa harmonis? Udahlah Mas, kalau kamu pulang hanya untuk ceramah dan bawa baju kotor, mending kamu nggak usah sering sering pulang deh Mas. Pulangnya pas lebaran aja, biar ngumpul duitnya dari pada buat transportasi sia sia!" sahut Mila sembari melipat kedua tangan di dada. Dan kata kata itu berhasil membuat kesabaran Niko benar benar habis. Niko yang awalnya berniat untuk mengakui profesi dia yang sebenarnya, mendadak dia urungkan niat tersebut karena sambutan pahit yang dia terima dari sang istri serta mertuanya. Bahkan, untuk pertama kalinya Niko memberi jawaban tegas kepada Mila.

"Baiklah Dek, jika itu maumu. Aku tidak akan pulang sebelum lebaran. Semoga kamu tidak menyesal dengan keputusan kamu!" tegas Niko sembari kembali meraih tasnya yang sempat dia taruh di atas meja.

"Kenapa harus menyesal? Apa yang perlu aku sesalkan Mas? Kecuali kamu itu pejabat atau pengusaha dengan gaji yang besar terus aku sia sia kan, itu baru aku menyesal. Orang kamu cuma kuli bangunan dengan modal tampang doang, apanya yang di sesali? Emang kenyang makan tampang ganteng doang?" cerocos Mila seraya menggelengkan kepala mendengar ucapan Niko. Memang Mila akui jika suaminya tergolong pria yang tampan dan berkulit bersih. Sangat berbeda dengan profesinya sebagai kuli bangunan, karena memang sebenarnya Niko adalah seorang Dokter. Hanya saja, ketika pulang ke kampung, penampilan Niko tidak seperti ketika dia sedang berada di Rumah Sakit. Niko hanya menggunakan celana, kaos serta jaket yang kusam. Penampilan rambutnya pun tidak serapi ketika dirinya menjadi seorang Dokter, karena Niko lebih sering memakai topi yang sudah usang.

Tanpa banyak kata lagi, Niko pergi meninggalkan rumah istrinya lalu hendak pergi menuju ke rumah orang tuanya. Dan setelah berkunjung selama dua hari, Niko kembali lagi ke kota pada hari senen.

"Dok, hari ini ada operasi dadakan. Ada Ibu hamil yang mengalami pendarahan yang membahayakan janin serta Ibunya. Kita harus melakukan tindakan yang cepat untuk menyelamatkan nyawa keduanya. Apalagi, Ibu hamil tersebut mempunyai riwayat tekanan darah tinggi," tukas seorang perawat kepada Niko. Dan dengan cepat Niko mengiyakan laporan tersebut.

"Baiklah, mari kita persiapkan semuanya. Sekarang juga saya akan segera menuju ke ruang operasi!" seru Niko kepada sang perawat kemudian dia pun juga lekas keluar dari ruangannya untuk membantu mempersiapkan peralatan operasi.

Nampak beberapa kerabat dari pasien berdiri di depan ruang operasi. Dan ketika mereka melihat kedatangan Niko, suami pasien mendekat ke arah Niko sambil berkata, " Dokter, tolong selamatkan istri dan anak saya. Ini adalah anak pertama kami selama delapan tahun kami menanti kehadirannya."

Sejenak Niko menghentikan langkah, lalu menoleh ke arah lelaki tersebut. Wajahnya terasa seperti tak asing bagi Niko, begitu pula yang di rasakan oleh suami dari pasien tersebut. Akan tetapi, keduanya tidak bisa saling mengingat dimana mereka pernah bertemu sebelumnya.

"Baik Tuan, saya akan berusaha semaksimal mungkin. Selebihnya, hasilnya kita pasrahkan kepada Tuhan. Bantu juga dengan doa ya," cakap Niko sembari menepuk pundak lelaki itu dengan pelan untuk memberi semangat. Lalu, tanpa menunggu jawaban lagi dari lelaki tersebut, Niko segera masuk ke ruang operasi.

Setelah Niko masuk ke dalam ruangan tersebut, lelaki yang merupakan suami dari pasien yang di tangani Niko itu masih berusaha mengingat wajah familiar dari wajah Niko. Dan ketika dia sedang berusaha mengingatnya, mendadak ada seseorang yang menepuk pundaknya sambil bertanya, "Bagaimana keadaan Mbak Nia Mas Anto?" tanya Mila yang juga turut hadir di depan ruang operasi itu. Rupanya, pasien yang sedang di tangani oleh Niko tersebut adalah kakak sepupu Mila yang tinggal di kota tempat Niko bekerja.

"Mila, kapan kamu datang ke sini? Kamu datang sama siapa?" tanya Anto, lelaki yang merupakan suami dari Nia, pasien Niko.

"Baru saja datang Mas Anto, aku ke sini bareng bareng sama keluarga yang lain dengan menyewa travel. Ini ada Ibu juga yang ikut ke sini Mas, " jawab Mila sembari menunjuk ke arah Sari.

"Nia sedang di ruang operasi. Doakan semoga operasinya berjalan dengan lancar ya," pinta Anto kepada sanak keluarga yang datang beramai ramai ke Rumah Sakit untuk menjenguk istrinya. Setelah berbicara dengan Mila, mendadak Anto teringat bahwa wajah Dokter yang baru saja dia ajak bicara tadi mirip sekali dengan suami Mila.

"Oh ya Mil, Dokter yang lagi nanganin operasi istriku wajahnya mirip sekali dengan suami kamu. Namanya Dokter Niko," ujar Anto kepada Mila, lalu Mila pun menanggapi dengan tawa.

"Oh ya? Yang benar Mas? Sial sekali Dokter itu, masak iya di samakan sama kuli bangunan? Namanya juga sama lagi?" sahut Mila menanggapinya sebagai lelucon.

"Iya benar. Kalau nggak percaya, tunggu aja di sini sampai operasi selesai." cakap Anto kemudian. Dan menariknya, Mila serta Ibunya bersedia menunggu di depan pintu operasi untuk melihat wajah orang yang di bilang mirip dengan Niko.

Setelah hampir satu jam menunggu, pintu ruangan operasi mulai terbuka. Nampak ada seorang perawat yang keluar dari ruangan tersebut, dan tak berselang lama, keluarlah Niko dengan di iringi beberapa rekan Dokter serta tim anestesi.

Anto, Mila, Sari dan beberapa kerabat lainnya lekas mendekat ke arah Niko untuk menanyakan keadaan Nia.

"Bagaimana keadaan istri dan anak saya Dok? Mereka semua selamat kan Dok?" tanya Anto dengan tidak sabar.

Mata Mila dan Sari tak hentinya memperhatikan wajah Niko yang di bilang Anto mirip dengan suaminya, bahkan Mila masih menganggapnya sebagai sebuah lelucon.

"Ayo Bu kita perhatikan, kata Mas Anto Dokternya mirip Niko suamiku yang kuli bangunan itu," bisik Mila di telinga Ibunya sambil tertawa kecil. Kemudian kedua nya dengan seksama memperhatikan setiap gerakan yang di lakukan oleh Niko. Akan tetapi, Niko sendiri tidak menyadari jika di hadapannya ada istri serta mertuanya karena dia masih sibuk melepas sarung tangan. Dan betapa terkejutnya Mila serta Sari, ketika Niko mengangkat wajahnya lalu menoleh ke arah Anto untuk memberi jawaban.

"Syukurlah, operasinya berjalan dengan lancar. Anak serta istri Tuan selamat,"

Deg! Jantung Mila dan Sari serasa mau lepas ketika mendengar suara Dokter tersebut yang sama persis dengan suara Niko suami Mila. Wajahnya pun sama persis. Saat itu rambut Niko tertutup kantong hijau pasca menangani operasi. Yang berbeda dari Niko hanya kaca mata yang selama ini tidak pernah dia pakai saat berada di hadapan Mila.

Hingga saat itu, Niko masih belum menyadari kehadiran Mila dan Sari karena pandangan mata Niko hanya tertuju pada Anto. Barulah ketika dia mendengar Mila menyebut namanya, Niko menoleh ke arah Mila.

"Mas Niko? Kamu beneran Mas Niko? Sejak kapan kamu menjadi Dokter Mas?"

Terpopuler

Comments

Hasbi Kc

Hasbi Kc

pengennya niko tuh ceraiin c mila,ga ada akhlak banget,suami baru pulang mana sebulan sekali,bukannya di sambut dengan senyuman eeh malah di cuekin tambah di omelin lagi,hadeeeuh pengen tak sentil tuh c mila

2023-08-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!