Bab 4

[ TUGAS PERTAMA ANI ]

Ani yang masih duduk di sofa dengan perasaan tegang sembari menatap ketiga pria ini di hadapannya.

"Apakah kalian adalah dukun? atau semacam orang pintar begitukah??" Ani mempertanyakan lagi kepada mereka.

"Bisa jelaskan apa semua maksud ini dan kenapa tiba-tiba ada dua pria di ruangan ini?" Ani semakin was-was dan mulai curiga pada mereka.

Terlihat Putra tersenyum sendiri sambil menatap Ani dengan keberadaan Gio yang berdiri di samping Panji.

"Aku akan menjelaskan pertanyaan mu itu dan memberitahukan kepadamu peraturan di kantor ini. Dan kau harus mematuhinya." kata Panji sambil memejamkan mata dan meminum kopinya.

"Peraturan? mm... baik-baik saya akan mendengarkan peraturannya." jawab Ani dengan tegas.

"Gadis pintar hehe." gumam Putra dengan pelan.

"Pertama, kantor kami adalah bekerja untuk pengiriman barang dalam lokal maupun luar negri. Kedua, semua apa yang kau lihat dan kau alami di dalam kantor ini maupun saat bekerja bersama kami, kau harus merahasiakan dari orang luar. Jika kau melanggarnya TUHAN akan memberi karma kepada mu." tatap mata Panji dengan tajam kepada Ani. Lalu Panji melanjutkan pembicaraannya kembali.

"Ketiga, jika ada klien yang bukan dari pelanggan kantor kami, kau jangan melayaninya bahkan menolongnya." usai perkataan Panji. Ani pun mengangguk dan memahami peraturan yang dikatakan Tuan Panji.

"Baik saya akan melaksanakan tugas dan mematuhi peraturan dengan baik." Ani menjawab dengan penuh kepercayaan diri.

"Tapi apa yang dimaksudkan dengan TUHAN ya? emangnya sedosa itu kah jika melanggar? tetapi tempat ini adalah harapan ku mendapatkan kerja. Aku tidak mau mengecewakan Mamah. Aku harus bisa melaluinya apapun yang ada di sini!" gumam Ani dalam hati.

"Oia satu lagi yang hampir ku lupakan karena pertanyaan mu itu yang masih mengganggu pikiranku. Kami pun sama seperti dirimu, bisa melihat makhluk lain dan errrr... mungkin sedikit punya kemampuan istimewa lain." senyum Panji dengan pedenya.

"Opss." Ani langsung menutup mulutnya dengan tangan kirinya karena kaget.

"Pantas saja mereka bisa menebak ku dalam sekejap." gumam Ani dalam hati. Ani pun memahami dan bersikap dengan tenang.

"Nona cantik, saya ingin memperkenalkan diri padamu. Nama saya Gio. Saya bukan orang bule." Gio mengedipkan satu mata kanannya ke Ani.

"Saya Saputra. Panggil saya Putra saja." jawab Putra dengan nada dingin.

"Salam kenal semua, saya Ani. Mohon bantuan dan bimbingannya." salam Ani kepada mereka.

"Semua kembali bekerja." perintah Panji pada semua orang di ruangan ini. Gio dan Putra pun keluar berjalan dari ruang tamu tersebut.

"Ani, kau akan ditugaskan untuk mengolah bagian pemasukan barang para pelanggan. kau harus mendata semuanya dan melaporkannya padaku, dan kau bisa gunakan komputer diruang sebelah kiri dekat pintu kantor." perintah Panji kepada Ani.

"Baik Tuan, terima kasih untuk semuanya. Saya pamit keluar. Permisi". Ani memberi salam kepada Panji dan keluar dari ruang tersebut.

Ani dengan lega menghela nafas panjang setelah keluar dari pintu ruang milik Panji. Gio berjalan mendekati Ani dan meminta tolong kepada Ani untuk membantunya membereskan barang yang akan dikirim pagi ini. Ani pun mau membantu pekerjaan Gio. Mereka di ruang gudang melakukan pemisahan barang yang mudah pecah dengan barang yang ringan.

"Ini akan menjadi tugas pertama mu. Kau ikutlah dengan ku mengantar barang-barang ini ke alamat di daftar ini." Gio memberi kertas berisi daftar nama-nama para penerima barang yang ada digudang ini.

"Kau akan ku beri pemanasan awal agar kau bisa menjadi karyawan yang makin berguna untuk kami." dalam hati Gio berkata sambil tersenyum sendiri karena Gio berniat ingin mengerjai Ani di hari pertamanya bekerja.

"Baik, saya kan segenap hati melakukan terbaik untuk Tuan Gio." dengan semangat Ani merespon.

"Hahaha panggil saya Gio. G-I-O ingat itu." Gio membawa beberapa barang untuk dibawa ke mobil yang sudah terparkir di depan kantor.

"Ba.. baikk.." Ani sedikit gugup karena sikap Gio. Mereka satu persatu memasukan barang ke dalam belakang mobil. Gio yang menyetir mobil dan ani duduk di kursi depan.

"Apa kau bisa menyetir mobil?" tanya Gio pada Ani.

"Se.. sedikit bisa tetapi tidak terlalu pandai. Karena sudah lama saya tidak belajar mengendarai mobil lagi setelah lulus sekolah menengah. Dulu di sekolah saya ada pelatihan mengendarai mobil dan saya masih buruk dalam hal itu." Ani sedikit malu menceritakannya.

"Hehehe tak apa, aku bisa mengajarkannya padamu agar kau bisa bekerja dengan mobil ini jika kami tidak ada di kantor. Jika kau memakai motor, itu sangat panas saat di kendarai waktu siang hari. " kata Gio dengan santai. Ani pun menganggukan kepala. Ani membaca daftar pertama barang akan di serahkan ke alamat yang tertulis. Akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar di dalam lingkungan perumahan indah dekat kantor mereka. Ani membawa barang agak ringan dan menekan bell rumah. Keluarlah seorang nenek dan Ani pun menyerahkan satu barang paket kepada nenek tersebut. Terlihat Ani sangat ramah pada nenek itu sehingga membuat Gio makin tertarik pada Ani. Berlanjut ke daftar nama penerima kedua seterusnya sampai ke daftar nomor enam yang tertulis nama perempuan, membuat Gio berubah dingin sikapnya.

"Kau harus berhati-hati Ani." ucap Gio untuk memperingatkan Ani.

Ani pun sedikit kebingungan dan memahami kata Gio. Sekian lama menempuh jarak, mereka berdua pun sampai di sebuah apartement besar. Mereka masuk ke dalam apartement tersebut sambil membawa barang. Menuju lift untuk naik ke lantai tiga. karena nama alamat ini tinggal di lantai tiga. Gio dan Ani mencari pintu rumah pemilik alamat barang yang dibawa oleh mereka.

"Aku rasa ada disana." tunjuk jari Gio ke arah satu pintu apartment tepat di depan mereka. Mereka pun mendekatinya dan Ani menekan bel pintu tersebut. Terlihat pintunya terbuka dan keluar seorang wanita yang dandanannya sedikit berantakan. Seakan wanita itu tidak pernah keluar rumah.

"Ini barang untuk anda Nyonya." Ani menyerahkan ke wanita itu. Dan wanita itu hanya diam saja ketika menerimanya. Setelah Ani memberikannya, tak sengaja mata Ani melihat ada sesosok pria berpenampilan sangat pucat dengan berlumuran darah di kepala wajahnya di dalam rumah wanita tersebut. Membuat wajah Ani terkejut dengan menahan diri untuk tidak menjerit. Wanita tersebut kemudian langsung menutup pintunya.

"Aku tau apa yang kau lihat di dalam rumah itu." nada dingin dari bibir Gio.

"Ya, aku melihatnya. Ada hantu disana." Ani mulai takut.

"Inilah tugas kita yang sebenarnya, kita selesaikan hari ini agar dewa senang." tertawa sinis dari bibir Gio.

"Ah ma..maksud anda apa? aku tidak paham???!" Ani semakin terheran-heran. Gio pun mengetuk pintu tersebut dan wanita pemilik apartment tersebut kembali lagi dengan membuka pintunya. Gio langsung mengeluarkan kekuatan dari matanya untuk menghipnotis wanita tersebut. Wanita tersebut seketika menjadi terdiam dan tidak melakukan apapun. Gio langsung masuk ke dalam rumah itu. Ani pun melonggo terkejut dengan apa yang dilakukan Gio. Ani pun ikut masuk ke dalam menyusul Gio. Terlihat sesosok pria itu berdiri di sudut ruang tamu.

"Seharusnya kau sekarang sudah berada di surga atau pun di neraka. Tetapi kenapa kau masih disini?" Gio bertanya kepada sosok pria tersebut.

"Kau.. kau bisa melihat ku?!! to..tolong aku! aku hanya ingin balas dendam atas ketidakadilan kematian ku karena dibunuh oleh perempuan itu!!" teriak sosok pria tersebut kepada Gio dengan menjelaskan kematiannya jika pemilik apartement itu adalah penyebab ia mati.

"Maafkan saya Tuan. Seharusnya Tuan tidak mengganggu dengan berbalas dendam kepada wanita ini. Jika Tuan melanggar perintah Tuhan dan memilih balas dendam. Dosa Tuan ini akan dihitung masuk ke dalam alam perhitungan dan nerakalah yang akan menjadi tempat terakhir untuk Tuan. Tuan tidak ingin masuk ke neraka kan? " sinis tertawa si Gio kepadanya.

"Kau!! kau! sama saja dengan wanita ini!" kata sosok pria itu dengan melemparkan kekuatannya ke arah mereka berdua.

Selama Ani mendengarkan pembicaraan Gio dengan sosok pria itu, tak sadar Ani hampir terkena serangan dari sosok pria itu. Mata ani melotot terkejut setelah menyadari ada sebuah serangan datang kepadanya.

"Aaa! " Ani berusaha menghindari serangannya dengan menutup wajahnya dengan lengan tangannya. Gio langsung lari melindungi Ani dengan mengibaskan serangan balik ke sosok pria itu.

"Dasar makhluk rendah!!" teriak Gio sembari keluarkan pintu portal di bawah kaki sosok pria tersebut. Gio mengirim pria tersebut ke dalam alam baka perhitungan.

"Aaaaaa!!!! aku tidak menerima iniiii!!!!" teriakan pria itu membuat Ani semakin takut. Pria tesebut menghilang bagai debu yang terhimbas oleh angin.

"Kau tidak apa-apa kan?" Gio khawatir dengan diri Ani. Sontak Ani pingsan di dekapan Gio karena syok melihat kejadian di apartement tersebut. Gio segera memapah menggendong Ani dan membuat wanita pemilik apartement tersebut kembali sadar.

"Hidup mu sekarang sudah bisa nyaman kembali. Lanjutkan kegiatan mu dan jangan mengurung diri di rumah. Maaf menganggu kenyamanan anda." Gio mengucapkan salam untuk pergi sambil menggendong Ani. Tampak wanita itu kebingungan dengan perkataan Gio.

"Hehe berat juga wanita ini." senyum Gio menatap Ani yang pingsan di gendongnya dengan berjalan untuk pulang.

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

crazy up thor....

ijin promo ya 🙏🙏🙏


jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍔🍔🍔

kisah cinta beda agama 🥰

jgn lupa tinggalkan jejak ya 🙏☺️

2020-10-20

1

Sri Banyu Bening

Sri Banyu Bening

Tugas pertama langsung ketemu hantu penasaran .... Aduh, semangattt Ani

2020-10-05

1

Friska Petra

Friska Petra

Untung Gio bilang Ani berat pas Ani pingsan. kalau pas sadar, tamatlah riwayat Gio 😆😆😆

2020-10-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!