[ AWAL ANI MULAI BEKERJA DI HARVES ]
"Pip pip pip pip pip" jam waker Ani berbunyi pukul lima pagi. Ani yang masih tertidur lelap karena semalam keasikan main PlayStation bersama Hendri.
"Hei bocah tukanga tidur! Bangunlah. Pagi ini katanya hari pertama kau kerja." hantu gadis ini mengganggu tidur Ani dengan menarik-narik selimut tebal yang menutupi tubuh Ani.
"Emmm... iya iya aku tau! Emmm... aku bangun.... "
jawab Ani masih memejamkan matanya dan masih belum bangun dari kasur.
"Terpaksa aku bangunkan kau sekarang!"
hantu gadis ini mengambil segelas air di meja dekat kasur Ani lalu menciptakan airnya ke wajah Ani agar ia bangun.
Ani merasakan sentuhan dingin air di wajahnya.
"Emm! Apa ini! Basah." Ani mengusap wajahnya yang basah karena terkena air.
"Sialan kau ya, ugghhh.... kau mengacaukan mimpiku bertemu pangeran!" kesal Ani kepada hantu gadis.
"Pfffff... pangeran? Ahahhaa.... kau membuatku sakit perut mendengarnya. Kau bahkan belum pernah pacaran. Walaupun kau ada pacar, kau bahkan akan selalu diputuskan. Hahaha naif sekali kau."
tertawa lah si hantu gadis pada Ani sambil mengelap air matanya karena kebanyakan tertawa.
"Jam berapa ini?." tanya Ani dengan menggaruk kepala. Ani menatap ke jam wakernya dan melihat pukul 05.10 pagi. Membuat kedua mata Ani langsung terbuka lebar.
"Whattt! hari ini kerja pertama ku!."
Ani langsung bangun dari atas kasurnya lalu lari ke pintu kamar. Ia keluar dari kamar dan menuju ke kamar mandi yang dekat dari kamar Ani.
"Eh lupa, aku tidak membawa handuk!" Ani lupa membawa handuknya.
"Nih handuk mu." hantu gadis ini tiba-tiba muncul di atas Ani dan menjatuhkan handuknya ke atas kepala Ani.
"Wah terima kasih, kau hantu tapi berguna juga ya." jawab Ani.
"Aku mau mandi, cepatlah keluar." Ani menyuruh hantu gadis tersebut untuk keluar dari kamar mandi.
"Hei kita kan sama-sama wanita, apakah itu masalah?" hantu gadis ini duduk di atas washtafel.
"Ya.. ya.. terserah kau lah." kata Ani sembari menutup tirai mandi dan menyalakan sower.
Mamah menyiapkan sarapan pagi di dapur. Mamah memasak nasi goreng dengan telor mata sapi dan dilengkapi susu hangat. Tak lama kemudian Ani sudah selesai mandi dan siap-siap untuk bekerja.
"Ayo kerja ayo kerja hem hem." senandung Ani sambil memilih tas selempang untuk dibawa kerja. Ani pun sudah rapih dengan pakaian kemeja dan jas blazer formal. Lalu menuju ke dapur untuk makan.
"Mamah masak nasi gorenganya harum banget sampai aromanya masuk ke kamar ku." Ani duduk di kursi dan makan nasi gorengnya yang sudah di siapkan dimeja oleh Mamah.
"Makan yang banyak, biar kau kerja tidak lemas di kantor mu." ucap Mamah sambil mengaduk susu coklat Hendri.
"Emm... kak tempat kerja kakak itu mewah ya??" tanya Hendri dengan mulutnya penuh nasi.
"Eh... makan dulu dan habiskan. Nanti kau telat sekolah." suruh Ani pada Hendri.
Ani dan Hendri pun siap-siap untuk berangkat. Ani mengantar Hendri ke sekolah setelah itu berangkat menuju tempat kerjanya dengan motornya.
Ani mengendarai motor dengan kecepatan normal. Melewati jalan raya yang begitu ramai akan banyak orang-orang beraktivitas untuk bekerja dan sekolah. Tempat kerjanya tidak terlalu jauh dari rumah Ani. Hanya berjarak 5 km. Melewati gedung-gedung tinggi serta pasar. Ani pun sampai di jalan gang menuju kantor.
Sampailah di depan kantor dengan bertuliskan HARVES. Lalu memarkirkan motor nya di depan kantor.
"Selamat pagi." suara pelan Ani memasuki kantor. Tampak sepi dan tidak ada orang di depan. Tak lama berdiri, datang seorang pria dan dia adalah Panji, bos pemimpin HARVES.
"Ha.. halo, saya Ani Putri Lestari akan mengikuti interview pagi ini." ucap Ani dengan nada sedikit tegas bercampur gugup.
"Ow... rupanya kau yang terpilih menjadi pekerja baru disini oleh Putra." kata Panji menatap Ani.
Putra lah yang memilihnya untuk menjadi anggota baru di kantor.
"Ikutlah bersama ku." ajak Panji pada Ani dan berjalan menuju ruang kerja pribadinya.
"Baik Pak!" jawab Ani dengan semangat. Ani pun mengikuti langkah kaki Panji.
"Hmm Putra? Siapa dia?" gumam Ani di dalam hatinya.
Masuk ke sebuah ruangan yang sangat luas dan banyak barang mewah di dalamnya. Lengkap dengan fasilitas dimana-mana. Tampak rak buku besar dengan buku berjejer banyak, sebuah patung wanita cantik yang terletak di sudut ruang dekat jendela kaca yang besar tertutup korden putih yang transparan, ada meja kerja pribadi milik Panji serta ruang duduk untuk tamu dengan aquarium berukuran panjang yang terletak di belakang kursi tamu. Ikan-ikan berwarna-warni yang indah berenang di dalamnya.
"Duduklah di sofa, aku kan menyiapkan minum." kata Panji padanya.
"Baik Pak." Ani pun duduk sofa. Panji membawa kopi di tangannya lalu meletakan di atas meja depan Ani.
"Minumlah. Jangan malu-malu." kata Panji dengan lembut.
"Terima kasih Pak. Permisi." Ani terasa gugup dan mengambil kopinya. Ani meminum sedikit. Lalu meletakan kembali ke meja.
"Sebelumnya, perkenalan nama saya adalah Panji. Saya bos di kantor ini." dengan formal Panji memperkenal dirinya kepada Ani.
"Salam kenal Pak Panji, saya Ani Putri Lestari. Panggilan saya Ani." ucap Ani memberi rasa hormat kepada Panji.
"Hehe setua itu kah saya di panggil begitu?Saya sebenarnya masih muda. Jangan terlalu formal kepadaku." respon Panji untuk membuat Ani tidak canggung.
"Kalau begitu bolehkah aku panggil Tuan Panji? " ucap Ani.
"Boleh saja, jika itu yang nyaman untuk mu." senyum Panji kepada Ani.
Panji menatap ke dalam diri Ani dan mengamatinya. Panji merasakan hal lain di dalam diri Ani.
"Kau datang sendiri kesini?." tanya Panji kepada Ani. Panji melihat ada hantu gadis disamping Ani.
"Ya benar, saya datang sendiri kesini." menyakinkan Tuan Panji. Ani merasakan ada seseorang di samping kirinya. Lalu Ani menoleh sekilas ke kiri dan kaget karena ada hantu gadis si penghuni kamar Ani yang mengikuti diri Ani.
"Hm! Hehe..." Ani langsung menghadap depan dan seolah-olah tidak melihat apa-apa.
"Ani... dia seperti bukan orang biasa." bisik hantu gadis ini pada telinga Ani. Panji menggerutkan kedua alisnya dan menggerakkan jari telunjuknya. Menunjuk ke hantu gadis tersebut dan menghilangkannya untuk pergi. Hantu gadis itu langsung menghilang. Membuat Ani sedikit kaget dan lega karena hantu gadis tersebut sudah pergi menghilang. Ani takut si hantu gadis ini merusak hari pertamanya kerja.
"Boleh ceritakan dirimu lebih jelas agar saya bisa tau posisi apa yang cocok untuk mu di kantor ini." kata Panji dengan nada lembut kembali. Ani pun menceritakan riwayat dirinya dan anggota keluarganya.
"Begitulah, jadi saya tidak ingin menyerah untuk mencari pekerjaan." ucap Ani mengakhiri perkenalan dirinya.
"Kau anak yang berbakti ya, saya suka. Hm.. tapi sepertinya kau memiliki kelebihan lain. Kau bisa melihat hal lain yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, betul tidak?" kata Panji untuk memancing Ani.
Ani terkejut karena bagaimana bisa Tuan Panji mengetahuinya, padahal Ani merahasiakan semuanya. Ani jadi teringat oleh kata hantu gadis jika Tuan Panji bukan orang biasa. Ani bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Ah i itu... mmm bisa dikatakan begitu. Tapi kenapa Tuan bisa tau???" dengan spontan Ani langsung bertanya.
"Itu karena kami sangat spesial."
bisik Gio yang muncul tiba-tiba di belakang Ani. Tampak juga Putra sudah duduk di samping Panji.
"Heee!!" kaget Ani ada suara di belakang telinganya dan menoleh ke belakang. Melihat ada cowok sangat tampan dengan rambut kuningnya.
"Si.. siapa kau? bu.. bule?" respon Ani dengan asal jeplak ngomong.
"He??? ke.. kenapa ada orang lain disini. Pa.. padahal hanya kita berdua??" Ani sangat kebingungan melihat bertambah dua orang pria di ruangan ini.
"Ada apa dengan tempat ini?" Ani memasang wajah kaget.
>> Sketsa Para 3 Pria Pemburu Roh <<
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ade Yayuk
aq hadir kk..
maaf aq telat
ku jejak like
2021-02-05
1
Mei Shin Manalu
Like
2021-01-04
1
Susi Andriani
aku mulai suka
2020-12-20
1