[ BERDIRINYA HARVES ]
Sebuah kota kecil yang masih ditumbuhi berbagai pohon di setiap pinggir jalan raya, serasa udara masih segar dengan polusi udaranya yang masih belum tercemari oleh asap-asap kendaraan. Sebuah gang dekat restoran seafood yang berdiri di depan jalan raya, gang yang tidak terlalu kecil dan masih dimasuki oleh mobil pribadi. Lurus terus dari gang itu dan akan menemui pertigaan sampai pada akhirnya belok kiri dan terlihat gedung sederhana tepat di pojok jalan itu. Tertulis di depan gedung itu HARVES Pengiriman Paket Kilat. Sebuah kantor jasa untuk pengiriman barang. Didalam kantor tersebut tampak seseorang pria berambut hitam dengan kacamata yang dikenakannya sedang menulis di meja dengan tumpukan kertas diatas mejanya.
"Data barang yang harus diantar besok, tidak terlalu banyak juga." ucapnya dengan bibir tipisnya.
"Hahh... membosankan hari ini. Hmmm.. sepi sekali di luar. Apakah kita tidak keluar untuk bersenang-senang di hari weekend ini??" ucap seorang pria berambut coklat pekat dengan mata berwarna merah gelap yang sedang duduk di sofa sembari kedua kakinya dibaringkan ke atas meja.
"Huuu..... aku akan taklukan dunia ini! Heahh!! Ayo baby menarilah bersamaku syalalalala......" terdengar suara orang sedang menyanyi di lantai atas. Tampak seorang pria yang terlihat masih bocah remaja. Penampilan menggunakan sweeter hoodie dan celana panjang. Rambutnya berwarna kuning dengan mata birunya yang sangat bening.
"Haissss si Gio itu berisik sekali. Aaaaaa...! Membuat telingaku sakittt. Anak itu tidak adakah pekerjaan yang harus dilakukannya ya?? Bahkan dia sangat buruk dalam bernyanyi." kata pria berambut coklat sambil mengorek-ngorek kuping kirinya.
"Sekarang kita harus menyiapkan barang para pengirim untuk di kirimkan besok pagi. Kalian ini terlalu manja."
ucap pria berkacamata itu dengan bijaksana.
Ketiga pemuda ini adalah pemilik kantor Jasa Pengiriman Paket Kilat di gedung ini. Pria yang menggunakan kacamata bernama Panji. Dia adalah bos sekaligus Direktur. Kedua bernama Saputra atau nama panggilannya adalah Putra si rambut coklat. Putra bertugas mengurus para pelanggan. Dan yang terakhir adalah Gio si bocah remaja berambut kuning. Penampilannya masih remaja tetapi sifatnya tidak seperti bocah remaja.
"Oia kita harus menerima para pelamar pekerja hari ini." Putra menyingkirkan kakinya di meja lalu membuka laptop ke meja.
"Apa kita harus terima semua pelamar ini?" tanya Putra kepada Panji yang tampak masih sibuk menulis.
"Terimalah satu orang saja, kita tidak butuh banyak pekerja baru." jawab Panji dengan singkat kepada Putra.
"Baik-baiklah. Jaaah.... kita lihat orang yang seperti apa yang pantas untuk kita pekerjakan." Putra sambil mendata file-file data pelamar kerja di layar laptopnya. Melihat foto seorang wanita muda di daftar riwayat diri. Membuat Putra makin terheran dengan wanita ini.
"Sepertinya wanita ini terlihat berbeda. Ok, aku pilih dia!" seru Putra sambil mengetik email untuk mengirim pemberitahuan kepada email wanita yang baru saja di pilihnya.
"Hei-heii.. wanita ini sangat imut sekali. Aku menyukainya." ucap Gio yang muncul tiba-tiba dari belakang Putra.
"Jika membahas wanita, kau langsung tertarik, seakan kau ingin memakan semua kecantikan para wanita. Dasar raja playboy." kesal Putra kepada Gio.
"Haha ayo lah, hidup ini kita harus bersenang-senang dengan wanita cantik. Lalu menikah dan mempunyai anak." dengan santainya Gio berbicara.
Panji pun terlihat sudah menyelesaikan pekerjaannya. Merapihkan dokumen di meja.
"Kita tidak berhak untuk melakukan hal seperti manusia. Ingat kita hanyalah kaki tangan dewa. Kita harus melaksanakan tugas dewa." ucap Panji dengan tenang.
"Baiklah kau benar. Huffff... aku kan hanya bercanda." cemberut si Gio. Sore ini tampak cerah. Hendri dan Ani membantu mamah di toko. Hendri merapihkan tatanan bungkusan kue kering di meja begitupun dengan Ani yang sedang menyapu halaman depan toko.
"Bbbrrrr brrrrr bbrrrrr" getaran ponsel Ani di dalam saku bajunya. Ani pun berhenti menyapu sejenak dan mengambil ponselnya. Ani mengecek ke layar ponselnya. Sebuah pesan email masuk ke akun Gmail Ani. Ia pun klik emailnya. Tertulis pesan dari sebuah kantor jasa yang pernah Ani lamar sebulan yang lalu.
"Selamat anda di terima di kantor kami, datang besok untuk interview lebih lanjut lagi." Ani membacanya, sontak kaget di wajahnya.
"Mamahhh! Kyaaaaa yesss!" Ani berlari masuk ke dalam toko dengan sapu yang ia tinggalkan begitu saja di lantai teras toko.
"Mamah! Mamah! Aku akhirnya mendapat pekerjaan baru kyaaaa!" seru Ani langsung memeluk Mamahnya.
"Wah..! Kakak selamatt! Horeee!" Hendri tampak senang mendengarnya.
"Syukurlah nak..., doa Mamah terkabulkan oleh Tuhan. Terima kasih Tuhan..." Mamah memeluk Ani dengan lembut.
"Ani, kau harus semangat terus dan jangan menyerah. Karena di luar sana kau kan menghadapi banyak rintangan. Kau sekarang sudah menjadi orang dewasa." Mamah mengelus rambut Ani.
"Iya Mamah, pasti! aku tidak akan menyerah apapun yang akan terjadi ke depannya. Demi menuju sukses!" ucap Ani dengan semangat.
"Malam ini Mamah masakin telor gulung enak dan soto babat kesukaan mu. Kita masak enak-enak untuk rayain kamu karena berhasil mendapatkan pekerjaan baru." Mamah sangat baik pada Ani dan Hendri walau papah sudah tiada. Mereka pun menutup toko lebih awal untuk makan malam yang enak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Aku juga udh kasih rate bintang 5 lho 🌟🌟🌟🌟🌟...
2021-01-04
1
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Keren
2020-10-13
1
Radin Zakiyah Musbich
uwuw.... keren... ❤️
aq mampir...
jgn lupa jg mampir dikaryaku dg judul "AMBIVALENSI LOVE"
kisah cinta beda agama 🍰🍰🍰
ku tunggu jejaknya ya 🍰🍰🍰
2020-10-09
1