Anak Sapi

Setelah Reya menghentikan mobilnya, dia langsung memeriksa keadaan anak - anak yang ada di dalam mobil.

"Kalian baik - baik saja?" tanya Reya melihat ke semua anak, mereka menganggukkan kepala ke arah Reya.

"Kami baik - baik saja Mbak" jawab Agus dan Indah berbarengan, Reya menghela nafas lega melihat tidak ada yang terluka.

Dia kemudian turun dari mobil dan memeriksa keadaan anak sapi tadi. Reya melihat anak sapi itu terduduk di pinggir jalan, dia berusaha membuat anak sapi itu berdiri. Saat berhasil berdiri, Reya menyadari kalau ada luka di kaki belakang anak sapi itu.

Ternyata sapi itu sempat terserempet bodi mobil Reya yang menyebabkan anak sapi itu pincang, Reya merasa kebingungan bagaimana mengatasi masalah ini. Tidak ada orang di sekitarnya yang bisa di tanya tentang pemilik sapinya.

Melihat Reya yang kebingungan, Tole dan Doni turun dari mobil. Mereka berjalan menghampiri Reya yang jongkok di samping anak sapi itu.

"Mbak sapinya terluka?" tanya Doni saat sampai di samping Reya.

"Kakinya luka, kalian tau ini sapi siapa?" tanya Reya. Doni dan Tole saling pandang seakan bertanya melalui tatapan mata, apa salah satu dari mereka mengenal pemilik anak sapi itu.

Sayangnya Doni dan Tole tidak tau pemiliknya karena di desa mereka banyak orang yang mempunya sapi, "Kami tidak tau Mbak" jawab Doni.

"Bagaimana kalau kita ke Lek Toyo saja, dia kepala desa kita Mbak" saran Tole.

"Ide bagus itu Le, tapi sapinya ini terluka. Lebih baik kita bawa ke dokter hewan dulu baru ke rumah kepala desa" ucap Reya.

Mereka bertiga kemudian mengangkat anak sapi itu untuk di masukkan ke dalam mobil, anak sapi itu di taruh di bagasi belakang mobil.

"Mbak, kok anak sapinya di masukkan?" tanya Indah saat mereka bertiga sudah kembali duduk di dalam mobil.

"Kakinya terluka, kita antar anak sapinya ke dokter hewan dulu ya" jawab Reya melihat ke belakang kursinya.

"Tapi Mbak, kan Mbak masih harus beli banyak barang. Apa masih sempat waktunya?" tanya Indah yang terlihat bingung.

"Kita antar anak sapinya ke dokter, lalu kita titipkan di kliniknya dulu. Terus kita bisa belanja, kalian tau klinik dokter hewan tidak?" jelas Reya, saat ditanya tentang klinik dokter hewan semua anak menggelengkan kepalanya tanda tidak ada yang tau tempatnya.

"Gak masalah kalau gak ada yang tau, kita pakai google maps saja. Nanti setelah ke klinik, kita ke toko furnitur dan toko kue dulu ya. Es krimnya kita beli di warung yang ada di desa" ucap Reya dengan memberi penjelasan ke semuanya.

"Oke Mbak" teriak semua anak dengan gembira. Reya kemudian membuka google maps dan mulai mengikuti arahnnya. Sepanjang jalan, sesekali terdengan suara anak sapi yang melenguh.

Sesampainya di klinik hewan, Reya dibantu Agus dan Tole menurunkan anak sapi itu. Saat membawa anak sapi mengambil nomor antrian, Reya di tatap oleh semua orang yang sedang mengantri. Reya merasa agak malu saat di tatap mereka.

Mungkin di fikiran orang - orang itu, Reya terlihat agak aneh karena membawa anak sapi ke klinik hewan. Reya berusaha mengabaikan tatapan semua orang, dia menunggu di ruang tunggu bersama dengan Tole saja. Anak - anak yang lain menunggu di dalam mobil karena terlalu ramai jika semua ikut turun.

Cukup lama Reya dan Tole mengantri, sekitar 45 menit baru giliran Reya. Reya dan Tole menggotong anak sapi itu untuk masuk ke ruang periksa.

"Wah tidak biasanya ada sapi di sini" canda sang dokter saat melihat Reya dan tole masuk. Reya dan Tole hanya membalas ucapan dokter itu dengan tawa saja.

Setelelah membaringkan anak sapi itu di ranjang/meja periksa, dokter itu mulai bertanya tentang keluhannya.

"Keluhannya apa ini?" tanya dokter itu.

"Tadi keserempet mobil Dok, itu kaki belakangnya kelihatannya luka" jawab Reya sambil menunjuk ke arah kaki belakang anak sapi.

Dokter itu mengangguk dan kemudian memeriksa kaki belakang anak sapi, kemudian ke bagian tubuh lainnya. Kemudian dokter itu mulai mengambil obat dan alat untuk mengobati anak sapinya.

Setelah selesai mengobati Reya bertanya apa ada masalah yang serius, "Lukanya serius gak dok?" tanya Reya dengan kawatir.

"Enggak masalah, ini cuma luka luar saja. Beberapa hari lagi juga sudah bisa berjalan normal kok" jawab dokter itu sambil membereskan semua peralatannya.

Reya menghela nafas lega setelah mendengar penjelasan dokter, dia kemudian membawa keluar anak sapi itu dengan Tole. Reya meminta Tole untuk menunggunya sebentar karena mau membayar biaya pengobatan.

"Kak, berapa total biayanya?" tanya Reya saat sudah sampai di kasir.

"Totalnya seratus ribu rupiah Kak, mau tunai apa pakai kartu?" jawab perawat dengan ramah.

"Tunai saja Kak" Reya kemudian merogoh tasnya dan mengeluarkan dua lembar uang lima puluh ribu rupiah.

"Ini Kak. Oh ya, boleh nitip anak sapinya sebentar gak di depan klinik?" tanya Reya saat menyerahkan uangnya.

"Boleh Mbak, tapi nanti jangan lupa di ambilnya" jawab perawat itu setengah bercanda, Reya tertawa pelan karena ucapan perawat itu.

Setelah selesai mengurus pebayaran, Reya mengajak Tole ke depan untuk mengikat anak sapi ke salah satu pohon yang ada di parkiran. Reya memastikan talinya sudah kuat baru meninggalkan sapi itu.

Reya membawa anak - anak ke toko furnitur, dia berencana membeli kasur, lemari, meja, sofa dan kompor terlebih dahulu. Untuk furnitur lainnya Reya akan membelinya nanti saja.

Anak - anak sangat senang mencoba beberapa kasur dan sofa bersama Reya. Setelah memilih semua yang dia butuhkan, Reya segera membayar dan memberikan alamat rumahnya agar segera di antar sebelum magrib.

Kemudian mereka semua ke pasar yang tidak jauh dari toko furnitur, Reya membeli bahan kue dan bahan untuk makan malam.

Saat semua kebutuhan sudah terpenuhi mereka menjemput anak sapi yang masih ada di klinik, Reya melajukan mobilnya kembali ke desa. Reya mengikuti arahan Tole untuk sampai ke rumah Lek Toyo.

Sesampainya Reya di rumah Lek Toyo, dia melihat ada beberapa Bapak - bapak yang telihat sedang mengobrol di depan rumah. Mereka terlihat sangat serius, ada raut ketakutan dan kawatir di wajah mereka. Reya yang ingin turun menjadi agak segan, dia takut menganggu pembicaraan mereka.

"Ayo Mbak turun" ajak Tole melihat Reya yang tidak kunjung turun.

"Itu di depan terlihat sedang ada perbincangan yang serius Le, apa tidak masalah kita turun sekarang?" tanya Reya mengungkapkan kekawatirannya.

"Gak masalah Mbak, itu salah satu di antara mereka ada bapakku" ucap Agus sambil menunjuk ke salah satu Bapak - bapak yang memakai baju abu - abu.

Reya akhirnya turun setelah mendengar bujukan merka, dia dan Tole menurunkan anak sapi. Sebelum Reya berjalan ke depan rumah kepala desa, Agus sudah berteriak memanggil bapaknya.

"Bapak" teriak Agus sambil berlari ke arah bapaknya, mendengar teriakan Agus sontak membuat semua orang mengalihkan pandangannya ke arah mereka.

"loh Gos, dari mana?" tanya bapak Agus saat melihat Agus turun dari mobil.

"Dari nganteri Mbak Reya belanja. Oh ya, kita juga nemu anak sapi Pak" jawab Agus. Mendengar perkataan Agus, semua orang melihat ke arah Reya yang sedang kesusahan membawa anak sapi dengan Tole.

"Syukurlah, ternyata gak hilang anak sapinya" ucap salah satu bapak - bapak yang agak berisi.

"Sore Pak, ini tadi saya gak sengaja menyerempet anak sapi. Kakinya terluka, tapi sudah saya bawa ke dokter dan sudah di obati. Kira - kira ini anak sapi siapa ya?" tanya Reya saat sudah berdiri di depan Bapak - bapak di ikuti semua anak - anak yang ada di belakangnya.

"Itu sapinya Juragan Nalendra yang sedang saya angon tadi mbk, ikatan talinya tadi lepas dari pohon. Untung ketemu Mbak, kalau tidak bisa kena masalah aku" ucap bapaknya Agus.

Reya hanya tersenyum saja karena tidak tau harus menjawab apa, dia yang menabrak kenapa malah di beri ucapan terima kasih. Itu membuat Reya bingung dan malu.

"Sekarang anak sapinya ketemu, kamu bawa sana ke kandang. Jangan sampai hilang lagi" ucap seorang Bapak - bapak yang kelihatannya itu adalah Lek Toyo.

"Mbak baru di sini ya? perkenalkan saya kepala desa disini. Nama saya Toyo, panggil saja Lek Toyo" lanjut Lek Toyo memperkenalkan dirinya.

"Saya Reya Lek, kalau begitu kami pamit dulu Lek kalau tidak ada masalah lagi" ucap Reya yang ingin segera pulang. Lek Toyo mengangguk ke arah Reya dan melambaikan tangannya untuk mempersilahkan pergi.

Reya dan anak - anak kemudian pergi ke warung untuk membeli es krim. Setelah mendapat es krim, mereka kembali ke rumah Reya. Sesampainya di rumah, Reya segera membuat kue sesuai janjinya tadi sambil menunggu kedatanga furnitur yang di belinya. Anak - anak bermain di ruangan depan sambil memakan es krim mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!