Keempat : See you Bella Renjani!

Tiba saatnya hari dimana aku mengumpulkan keberanian untuk dapat sampai disini, aku menyerah atas semua penolakan ku yang biasanya aku lakukan. Kakiku mengayun lamban menuju dimana tempat acara pertunangan berlangsung, dengan terus berdoa semoga dia tidak bertemu dengannya disini. Tidak, aku bukan menghindari nya karena aku belum dapat melupakannya hanya saja aku masih takut untuk terlalu banyak mengenang semuanya sekarang.

"Eh lo udah sampai Bel?" Dapat kulihat perempuan yang sedari dulu bersamaku dan yang selalu mendukungku sudah memakai kebaya dengan sangat amat anggun. Aku hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban dan tak lupa dia dengan cepat menarikku ke pelukannya. "Gue kira lo bakalan bohong waktu itu, gue seneng banget akhirnya kita semua kumpul lagi disini" Bagaimana bisa aku mengecewakan orang ini saat tahu responnya seperti ini.

"Semua tentang lo gue gabakal bohong Ca!".

Setelah beberapa menit bercengkrama Caca sudah kembali kesinggasananya, yang sekarang hanya menyisihkan aku sendiri dengan mata yang bergerak liar untuk memastikan bahwa dia tidak benar benar datang. Setelah hampir pertengahan acara, aku merasa bahwa hari ini bukan hari terbaik untukku karena diujung sana aku dapat melihatnya, dia yang mengenakan kemeja polos berwarna gelap sedang tersenyum kearah lawan bicaranya dan dengan cepat aku menjauh dari pandangan orang itu.

"Bel gue cariin kemana mana ternyata lo disini" Dengan panik aku menolehkan wajahku kearah wanita yang tadi memanggilku, aku takut suaranya akan memancing perhatian orang itu "Ay jangan teriak teriak, gue ga budeg!" wanita tersebut hanya menyengir dan menampilkan gigi gingsulnya "Bel tadi ada yang nanyain lo" aku menatapnya seolah meminta kelanjutan dari kata-katanya "Sam, Mantan lo" Sembari menarik kursi disebelahku dia melanjutkan kata-katanya yang mampu membuatku lebih panik dari tadi. Seakan menutupi rasa gugup yang mendera aku meminum minuman yang sedari tadi menemaniku tanpa menjawab apapun.

Tiba saatnya acara akan selesai dan tanpa menunggu berlama-lama aku segera berpamitan kepada si empu acara. Namun belum sempat aku melangkah kearah Caca ada seseorang yang berjalan menuju ke arah ku dengan tersenyum canggung "Hai Bel!"Tanpa bisa aku hindari lagi aku hanya membalas sapaannya dengan cara yang sama "Oh hai, Sam".

"Udah mau pulang?" Setelah beberapa saat dari sapaan pertama tadi dia berinisiatif untuk mengeluarkan suaranya. "I-iya" seakan gugup yang sedari tadi aku kendalikan tidak bisa di sembunyikan lagi hingga aku mengeluarkan suara yang hampir bergumam. "Kamu sekarang tinggal dimana? aku tanya Caca katanya kamu udah pindah dari Bandung" Dia mengeluarkan pertanyaan yang sebenarnya tidak ingin aku jawab padanya karena pertanyaan semacam ini akan mengundang pertanyaan-pertanyaan berikutnya yang sangat aku hindari "Iya, aku kerja di Jakarta"tanpa menatapnya aku menjawabnya dengan cepat seakan tidak ingin dia melanjutkan pertanyaannya pada ku. "Di Bandung tinggal dimana? soalnya beberapa kali aku lewat rumah kamu disana udah sepi banget" Pertanyaan ini memang sudah aku perkirakan akan segera dikeluarkannya karena beberapa kali Caca mengatakan bahwa dia menanyakan keberadaanku padanya "Aku tinggal di Hotel". "Yaudah aku anterin ya!"Dia menatapku seolah tidak ingin aku menolak tawarannya. Belum sempat aku menjawabnya dia menarik lenganku dengan lembut menuju kearah Caca. "Ca kita pamit ya, Gua mau nganterin Bella" Disaat seperti ini aku tahu bahwa mengatakan apapun akan percuma, karena yang ada didepanku saat ini adalah Samuel Gavirera yang tidak pernah mendengarkan orang lain.

Seakan waktu yang berjalan dengan sangat lamban, entah sampai kapan aku harus terjebak berdua dengan orang yang paling aku hindari. "ibu gimana kabarnya?" Pertanyaan pertama keluar dari bibirnya. "Baik" Dengan meremas ujung gaun yang aku kenakan saat ini aku berharap dia tidak terlalu banyak bertanya mengenai masa lalu atau apapun yang berkaitan dengannya dulu. Seolah mengetahui isi hati ku dia tidak menanyakan apapun selain menganggukan kepalanya atas jawaban ku dan kembali menikmati alunan radio yang ada di mobilnya ini. "See you Bella Renjani"Gumamnya pelan saat aku hendak melangkahkan kakiku untuk keluar dari mobil dan masih terdengar olehku namun aku abaikan karena aku benar benar tidak tahu apa yang harus aku tanggapi seperti apa.

Episodes
1 Pertama : tanpa ada kata pembuka
2 Kedua : Semua berubah
3 Ketiga : Flashback
4 Keempat : See you Bella Renjani!
5 Kelima : Samuel's POV
6 Keenam : Kebetulan yang berulang
7 Ketujuh : Pergi
8 Delapan : Bermain dengan takdir
9 Sembilan : Apakah semuanya akan membaik?
10 Sepuluh : Samuel's POV
11 Sebelas : Good Night Bella!
12 Dua Belas : Maafkan Aku!
13 Tiga Belas : Dia Sakit
14 Empat Belas : Bioskop
15 Lima Belas : Samuel's POV
16 Enam Belas : Makan Bersama
17 Tujuh Belas : Hai Samuel!
18 Delapan Belas : Komitmen?
19 Sembilan Belas : Aku Bahagia
20 Dua puluh : ILY 10000
21 Dua Puluh Satu : Maafkan Aku Ayah!
22 Dua Puluh Dua : Apalagi Ini?
23 Dua Puluh Tiga : Apalagi ini?
24 Dua Puluh Empat : Samuel's POV
25 Dua Puluh Lima : Dejavù
26 Dua Puluh Enam : Terimakasih Samuel!
27 Dua Puluh Tujuh : Aku tidak Marah tapi Aku Kecewa
28 Dua Puluh Delapan : Makan Malam
29 Dua Puluh Sembilan : Samuel's POV
30 Tigapuluh : Makan Siang Bersama
31 Tiga Puluh Satu : Bucin
32 Tiga Puluh Dua : Semoga!
33 Tiga Puluh Tiga : Sembuh
34 Tiga Puluh Empat : Samuel's POV
35 Tiga Puluh Lima : Ayo Kita Nikah
36 Tiga Puluh Enam : Liburan
37 Tiga Puluh Tujuh : Resiko
38 Tiga Puluh Delapan : Takut
39 Tiga Puluh Sembilan : Berubah
40 Empat Puluh : Kenyataan yang Menyakitkan
41 Empat Puluh Satu : Samuel's POV
42 Empat Puluh Dua : Samuel's POV
43 Empat Puluh Tiga : Samuel's POV
44 Empat puluh Empat : Samuel's POV
45 Empat Puluh Lima : Tidak akan aku lepaskan
46 pengumuman
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Pertama : tanpa ada kata pembuka
2
Kedua : Semua berubah
3
Ketiga : Flashback
4
Keempat : See you Bella Renjani!
5
Kelima : Samuel's POV
6
Keenam : Kebetulan yang berulang
7
Ketujuh : Pergi
8
Delapan : Bermain dengan takdir
9
Sembilan : Apakah semuanya akan membaik?
10
Sepuluh : Samuel's POV
11
Sebelas : Good Night Bella!
12
Dua Belas : Maafkan Aku!
13
Tiga Belas : Dia Sakit
14
Empat Belas : Bioskop
15
Lima Belas : Samuel's POV
16
Enam Belas : Makan Bersama
17
Tujuh Belas : Hai Samuel!
18
Delapan Belas : Komitmen?
19
Sembilan Belas : Aku Bahagia
20
Dua puluh : ILY 10000
21
Dua Puluh Satu : Maafkan Aku Ayah!
22
Dua Puluh Dua : Apalagi Ini?
23
Dua Puluh Tiga : Apalagi ini?
24
Dua Puluh Empat : Samuel's POV
25
Dua Puluh Lima : Dejavù
26
Dua Puluh Enam : Terimakasih Samuel!
27
Dua Puluh Tujuh : Aku tidak Marah tapi Aku Kecewa
28
Dua Puluh Delapan : Makan Malam
29
Dua Puluh Sembilan : Samuel's POV
30
Tigapuluh : Makan Siang Bersama
31
Tiga Puluh Satu : Bucin
32
Tiga Puluh Dua : Semoga!
33
Tiga Puluh Tiga : Sembuh
34
Tiga Puluh Empat : Samuel's POV
35
Tiga Puluh Lima : Ayo Kita Nikah
36
Tiga Puluh Enam : Liburan
37
Tiga Puluh Tujuh : Resiko
38
Tiga Puluh Delapan : Takut
39
Tiga Puluh Sembilan : Berubah
40
Empat Puluh : Kenyataan yang Menyakitkan
41
Empat Puluh Satu : Samuel's POV
42
Empat Puluh Dua : Samuel's POV
43
Empat Puluh Tiga : Samuel's POV
44
Empat puluh Empat : Samuel's POV
45
Empat Puluh Lima : Tidak akan aku lepaskan
46
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!