Kedua : Semua berubah

Jam 3 dini hari, selalu seperti ini sejak saat itu mimpi tentang kebahagiaan ku di masa yang lalu seolah menghantui ku, kenyataannya bahwa hingga kini aku tidak bisa mengiklaskan kepergiannya itu nyata. Jika dulu aku akan menangis tanpa suara hingga akhirnya tertidur dengan sendirinya dan terbangun dengan wajah yang kacau, Kini aku hanya akan berdiam dengan menatap langit-langit kamar hingga pagi datang.

"Bel, lu udah janji ya bakalan dateng ke Bandung buat acara lamaran gue"  Bahkan sejak pagi aku belum mendaratkan diri setelah berjibaku dijalanan yang padat. " Ca bahkan gue belum duduk ini, lo udah nyuguhin gue pertanyaan gini" Helaan napas terdengar dari seberang sana, dengan aku yang masih disibukan membereskan meja kerja yang akan aku pakai.

"gue tau lo bakal buat alesan lagi bel, sejak lulus dan pergi ke jakarta lo selalu aja ngehindar tiap kali gue ataupun yang lain ngebahas soal Bandung, kenapa sih bel? ada hal yang ga lo ceritain ke gue? gue sengaja nelpon lo karena kehadiran lo berarti banget buat gue bel" Pernyataan yang disampaikan caca sekarang seolah menamparku bolak balik. Ternyata selama ini aku sudah pergi terlalu jauh untuk mereka hanya karena aku yang tidak bisa bergerak ke depan.

"Gue bakal dateng ca!" Aku meyakinkan caca untuk tidak mengeluarkan kata-kata sanggahan lagi "Serius ya bel!" Suara cempreng caca seketika terdengar sangat antusias. "Serius Casya Adeeva! Udah ya ca gue mau nyari cuan dulu buat ongkos ke Bandung" Terdengar kekehan dari seberang sana dan akupun segera menutup panggilan setelah mendengar sahutan dari seberang sana.

Entah ini keputusan yang tepat atau tidak, Entah memang ini jalan takdir yang harus aku jalani, dan entah apakah aku sudah siap untuk kembali dengan kenangan-kenangan itu.

"Kenapa muka lu kusut banget pagi-pagi begini Bella?" Aku mengangkat kepalaku yang sedari tadi aku rebahkan di meja kafe yang beberapa menit lalu aku datangi

"Caca ngebet banget pengen gue ke Bandung, gue juga ga enak kalo ga dateng karena ini Caca"Ayana yang sedari tadi masih membereskan barang bawaannya, memang sedari awal tujuan kami datang kesini adalah ide dari Ayana karena sudah suntuk bekerja di Rumahnya. "Oh jadi kalo misalkan itu gue lo gabakalan segalau ini dong buat mutusin ga dateng" gumamnya dengan mengangguk nganggukan kepala seolah meyakinkan ucapannya tersebut. "Lah kok lo mikir gitu sih, Gue emang semager itu Ay buat ke Bandung, Soal Caca lo kan tau gimana si Caca itu" Memang di antara pertemanan kami bisa di bilang Caca ini penengah kami, Dia yang akan paling sibuk saat kami ada masalah ataupun ada hal penting yang harus di rayakan. "Iya iya gue paham!?.Udahlah Bel, ngapain sih mikir nya mager-mager mulu. Jakarta ke Bandung itu ga sejauh itu Bel asal lo tau"Helaan napas terdengar keras, dengan aku yang kembali merebahkan kepala di meja sembari memejamkan mata untuk meredakan debaran yang terjadi setiap kali memikirkan kota itu.

"Atau memang ada yang lo hindari disana?" Ayana menatapku tajam seolah mencari-cari jawaban atas pertanyaan yang hingga kini tidak bisa aku ucapkan.

Aku menemani Ayana bekerja hingga mencapai jam makan siang tiba, Namun jangan kita Ayana akan menghiraukan aku yang ada didepannya saat ini. Karena sudah menjadi kebiasaannya jika saat dia menulis novel novel fiksinya itu dia akan lupa segalanya, dan semua orang yang mengenal Ayana Jasmine akan tahu jika saat dia berimajinasi artinya semua orang didekatnya akan hilang. "Ay udah hampir 5 jam gue duduk didepan lo dan sekarang udah waktunya makan siang, lo makan dulu gih udah gue pesenin" Aku menegur Ayana sembari menepuk kecil lengan wanita itu. "Wah makasih Bel, Sering-sering ada lo hidup sehat dah tu gue" Candanya dengan mata berbinar melihat makanan yang tersuguh didepannya

"bacot lu, eh gue kayaknya mau pergi dulu deh abis ini ada urusan bentar, Sorry gabisa nemenin sampe sore" Aku menatap jam tangan yang melingkar di lenganku saat mendengar dentingan ponsel yang terus terdengar

"oh gitu, yaudah gapapa lagian lo gue kacangin juga disini hehe" "Hati-hati dijalan ya Bel" aku menganggukkan kepala sembari beranjak dari tempat dudukku "lo juga hati-hati disini jangan pulang kemaleman,setting alarm aja biar inget waktu"Wanita tersebut hanya mengangkat tangannya membentuk bulatan dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.

Hai-Hai aku update lagii!!!

Episodes
1 Pertama : tanpa ada kata pembuka
2 Kedua : Semua berubah
3 Ketiga : Flashback
4 Keempat : See you Bella Renjani!
5 Kelima : Samuel's POV
6 Keenam : Kebetulan yang berulang
7 Ketujuh : Pergi
8 Delapan : Bermain dengan takdir
9 Sembilan : Apakah semuanya akan membaik?
10 Sepuluh : Samuel's POV
11 Sebelas : Good Night Bella!
12 Dua Belas : Maafkan Aku!
13 Tiga Belas : Dia Sakit
14 Empat Belas : Bioskop
15 Lima Belas : Samuel's POV
16 Enam Belas : Makan Bersama
17 Tujuh Belas : Hai Samuel!
18 Delapan Belas : Komitmen?
19 Sembilan Belas : Aku Bahagia
20 Dua puluh : ILY 10000
21 Dua Puluh Satu : Maafkan Aku Ayah!
22 Dua Puluh Dua : Apalagi Ini?
23 Dua Puluh Tiga : Apalagi ini?
24 Dua Puluh Empat : Samuel's POV
25 Dua Puluh Lima : Dejavù
26 Dua Puluh Enam : Terimakasih Samuel!
27 Dua Puluh Tujuh : Aku tidak Marah tapi Aku Kecewa
28 Dua Puluh Delapan : Makan Malam
29 Dua Puluh Sembilan : Samuel's POV
30 Tigapuluh : Makan Siang Bersama
31 Tiga Puluh Satu : Bucin
32 Tiga Puluh Dua : Semoga!
33 Tiga Puluh Tiga : Sembuh
34 Tiga Puluh Empat : Samuel's POV
35 Tiga Puluh Lima : Ayo Kita Nikah
36 Tiga Puluh Enam : Liburan
37 Tiga Puluh Tujuh : Resiko
38 Tiga Puluh Delapan : Takut
39 Tiga Puluh Sembilan : Berubah
40 Empat Puluh : Kenyataan yang Menyakitkan
41 Empat Puluh Satu : Samuel's POV
42 Empat Puluh Dua : Samuel's POV
43 Empat Puluh Tiga : Samuel's POV
44 Empat puluh Empat : Samuel's POV
45 Empat Puluh Lima : Tidak akan aku lepaskan
46 pengumuman
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Pertama : tanpa ada kata pembuka
2
Kedua : Semua berubah
3
Ketiga : Flashback
4
Keempat : See you Bella Renjani!
5
Kelima : Samuel's POV
6
Keenam : Kebetulan yang berulang
7
Ketujuh : Pergi
8
Delapan : Bermain dengan takdir
9
Sembilan : Apakah semuanya akan membaik?
10
Sepuluh : Samuel's POV
11
Sebelas : Good Night Bella!
12
Dua Belas : Maafkan Aku!
13
Tiga Belas : Dia Sakit
14
Empat Belas : Bioskop
15
Lima Belas : Samuel's POV
16
Enam Belas : Makan Bersama
17
Tujuh Belas : Hai Samuel!
18
Delapan Belas : Komitmen?
19
Sembilan Belas : Aku Bahagia
20
Dua puluh : ILY 10000
21
Dua Puluh Satu : Maafkan Aku Ayah!
22
Dua Puluh Dua : Apalagi Ini?
23
Dua Puluh Tiga : Apalagi ini?
24
Dua Puluh Empat : Samuel's POV
25
Dua Puluh Lima : Dejavù
26
Dua Puluh Enam : Terimakasih Samuel!
27
Dua Puluh Tujuh : Aku tidak Marah tapi Aku Kecewa
28
Dua Puluh Delapan : Makan Malam
29
Dua Puluh Sembilan : Samuel's POV
30
Tigapuluh : Makan Siang Bersama
31
Tiga Puluh Satu : Bucin
32
Tiga Puluh Dua : Semoga!
33
Tiga Puluh Tiga : Sembuh
34
Tiga Puluh Empat : Samuel's POV
35
Tiga Puluh Lima : Ayo Kita Nikah
36
Tiga Puluh Enam : Liburan
37
Tiga Puluh Tujuh : Resiko
38
Tiga Puluh Delapan : Takut
39
Tiga Puluh Sembilan : Berubah
40
Empat Puluh : Kenyataan yang Menyakitkan
41
Empat Puluh Satu : Samuel's POV
42
Empat Puluh Dua : Samuel's POV
43
Empat Puluh Tiga : Samuel's POV
44
Empat puluh Empat : Samuel's POV
45
Empat Puluh Lima : Tidak akan aku lepaskan
46
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!