Ketiga : Flashback

Hampir 6 tahun aku menghindari semua kehidupan sosial yang dulunya aku punya, aku selalu menyingkir dari seluruh pembicaraan tentang masalalu, namun untuk saat ini aku tidak yakin apakah bisa aku melakukannya lagi? Tidak aku tidak menghindari karena aku sedih dengan masalalu ku tapi aku hanya merasa tidak pantas lagi untuk berada diantara itu. Sejak hari dimana aku melihat dunia ku hancur, sejak itu aku tidak sanggup lagi menata semuanya agar kembali ke tempat semula.

"Kenapa sih ini pada rame-rame, kok gaada yang bilang kalau disini ada acara sih?" Gumam ku saat langkah kaki ku hendak melangkah lebih dalam ke arah perumahan.

"Bella cepet masuk ke dalem" Seorang diantara gerombolan warga menegurku dengan tatapan iba. "Deg!" Tatapan kasihan,Bisik-bisik dari orang orang sekitar seolah berdengung ditelinga. Dengan langkah tergesah aku berlari sekuat tenaga untuk masuk lebih dalam kearah kerumunan orang-orang, belum sempat kakiku menginjak ubin teras aku harus merasakan perih di lututku akibat gesekan yang disebabkan aku yang gagal menyeimbangkan tubuhku. Dapat kulihat ada seseorang yang terbujur kaku di tengah tengah rumah dengan dikelilingi tangisan pilu oleh orang-orang, kakiku terayun untuk melihat apa yang sedang mereka lihat sembari hatiku bergemuruh menyangkal semua praduga yang terus berdatangan dikepalaku. "Apa ini?" Bahkan setelah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri aku masih saja menyangkal seolah masih tidak percaya dengan apa yang ada didepanku saat ini "Ibu, Ayah kenapa?"pandanganku terarah pada wanita yang ada didepanku saat ini yang masih menunduk dan perlahan menatap kearahku dengan pandangan yang sangat rapuh. "Ayah kenapa disini?Ayah kenapa engga bilang kalau Ayah bakal pergi? Ayah kenapa engga nunggu Bella pulang dulu?"Tidak aku bahkan tidak bisa mengeluarkan air mata ku saat ini, seolah semua air mata dan kesedihan tidak akan sanggup lagi menggambarkan bagaimana aku saat ini.

Seolah masih berharap apa yang terjadi didepanku saat ini adalah mimpi aku masih terus berdoa agar secepatnya aku terbangun atau akan ada satu orang yang dapat membangunkan ku dari mimpi ini. Setelah seharian ini aku mengikuti proses pemakaman tanpa berkata apa pun, tanpa melakukan apapun selain berdiam sembari mengikuti arahan dari orang-orang dan tiba lah saatnya aku duduk di ruangan ini, ruangan yang tadinya penuh dengan isak tangis kini hanya tinggal aku sendiri dengan sepiring makanan yang ditinggalkan ibu sebelum mereka semua pergi mengurus hal-hal lainnya yang tidak mau aku mengerti.

Suara ketukan pintu terdengar beberapa kali dari luar sana namun tidak aku hiraukan, sembari merebahkan kepala di lipatan kaki aku dapat merasakan langkah kaki seseorang yang berjalan mendekat. "Hai Bel" Gumam orang itu dengan suara yang hampir tidak terdengar dan dengan perlahan aku mengangkat kepalaku untuk menatap lelaki yang ada didepanku saat ini. Tidak seperti tatapan yang aku terima seharian ini yang aku lihat hanya tatapan sendu dengan senyum tipis seolah mengatakan pada dunia 'Tidak apa Bella'. Seluruh air mata yang tertahan sedari siang seketika runtuh dan menyadarkanku bahwa semua ini memang benar terjadi dan aku tidak memiliki kesempatan barang sebentar saja untuk bangun dari mimpi buruk ini.

Rengkuhan erat darinya aku terima malam ini, untuk pertama kalinya aku menangis didepan orang ini, tanpa berkata apapun dia mengusap punggungku dengan hati-hati dan berkata 'aku disini Bel'. Entah bagaimana akhirnya yang aku ingat saat terbangun di pagi harinya aku kembali hancur dengan semua perubahan yang harus aku terima secara tiba-tiba dan tanpa aba-aba.

Episodes
1 Pertama : tanpa ada kata pembuka
2 Kedua : Semua berubah
3 Ketiga : Flashback
4 Keempat : See you Bella Renjani!
5 Kelima : Samuel's POV
6 Keenam : Kebetulan yang berulang
7 Ketujuh : Pergi
8 Delapan : Bermain dengan takdir
9 Sembilan : Apakah semuanya akan membaik?
10 Sepuluh : Samuel's POV
11 Sebelas : Good Night Bella!
12 Dua Belas : Maafkan Aku!
13 Tiga Belas : Dia Sakit
14 Empat Belas : Bioskop
15 Lima Belas : Samuel's POV
16 Enam Belas : Makan Bersama
17 Tujuh Belas : Hai Samuel!
18 Delapan Belas : Komitmen?
19 Sembilan Belas : Aku Bahagia
20 Dua puluh : ILY 10000
21 Dua Puluh Satu : Maafkan Aku Ayah!
22 Dua Puluh Dua : Apalagi Ini?
23 Dua Puluh Tiga : Apalagi ini?
24 Dua Puluh Empat : Samuel's POV
25 Dua Puluh Lima : Dejavù
26 Dua Puluh Enam : Terimakasih Samuel!
27 Dua Puluh Tujuh : Aku tidak Marah tapi Aku Kecewa
28 Dua Puluh Delapan : Makan Malam
29 Dua Puluh Sembilan : Samuel's POV
30 Tigapuluh : Makan Siang Bersama
31 Tiga Puluh Satu : Bucin
32 Tiga Puluh Dua : Semoga!
33 Tiga Puluh Tiga : Sembuh
34 Tiga Puluh Empat : Samuel's POV
35 Tiga Puluh Lima : Ayo Kita Nikah
36 Tiga Puluh Enam : Liburan
37 Tiga Puluh Tujuh : Resiko
38 Tiga Puluh Delapan : Takut
39 Tiga Puluh Sembilan : Berubah
40 Empat Puluh : Kenyataan yang Menyakitkan
41 Empat Puluh Satu : Samuel's POV
42 Empat Puluh Dua : Samuel's POV
43 Empat Puluh Tiga : Samuel's POV
44 Empat puluh Empat : Samuel's POV
45 Empat Puluh Lima : Tidak akan aku lepaskan
46 pengumuman
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Pertama : tanpa ada kata pembuka
2
Kedua : Semua berubah
3
Ketiga : Flashback
4
Keempat : See you Bella Renjani!
5
Kelima : Samuel's POV
6
Keenam : Kebetulan yang berulang
7
Ketujuh : Pergi
8
Delapan : Bermain dengan takdir
9
Sembilan : Apakah semuanya akan membaik?
10
Sepuluh : Samuel's POV
11
Sebelas : Good Night Bella!
12
Dua Belas : Maafkan Aku!
13
Tiga Belas : Dia Sakit
14
Empat Belas : Bioskop
15
Lima Belas : Samuel's POV
16
Enam Belas : Makan Bersama
17
Tujuh Belas : Hai Samuel!
18
Delapan Belas : Komitmen?
19
Sembilan Belas : Aku Bahagia
20
Dua puluh : ILY 10000
21
Dua Puluh Satu : Maafkan Aku Ayah!
22
Dua Puluh Dua : Apalagi Ini?
23
Dua Puluh Tiga : Apalagi ini?
24
Dua Puluh Empat : Samuel's POV
25
Dua Puluh Lima : Dejavù
26
Dua Puluh Enam : Terimakasih Samuel!
27
Dua Puluh Tujuh : Aku tidak Marah tapi Aku Kecewa
28
Dua Puluh Delapan : Makan Malam
29
Dua Puluh Sembilan : Samuel's POV
30
Tigapuluh : Makan Siang Bersama
31
Tiga Puluh Satu : Bucin
32
Tiga Puluh Dua : Semoga!
33
Tiga Puluh Tiga : Sembuh
34
Tiga Puluh Empat : Samuel's POV
35
Tiga Puluh Lima : Ayo Kita Nikah
36
Tiga Puluh Enam : Liburan
37
Tiga Puluh Tujuh : Resiko
38
Tiga Puluh Delapan : Takut
39
Tiga Puluh Sembilan : Berubah
40
Empat Puluh : Kenyataan yang Menyakitkan
41
Empat Puluh Satu : Samuel's POV
42
Empat Puluh Dua : Samuel's POV
43
Empat Puluh Tiga : Samuel's POV
44
Empat puluh Empat : Samuel's POV
45
Empat Puluh Lima : Tidak akan aku lepaskan
46
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!