"Aduh nona, sudah jangan menagis lagi, ini sudah kesekian kalinya aku merias wajah mu," bujuk sang MUA kepada Alzena.
"Nona, dia benar, dan sekarang sudah waktunya nona untuk turun, para tamu sudah berdatangan dan pendeta juga sudah siap," ucap pelayan pribadi Alzena.
"BI, aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak aku kenal, ku mohon tolong aku," ucap Alzena dengan mata semabab dan sedikit bengkak.
"Maaf nona aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku juga hanya sekedar pelayan, aku tau bagaimana sakit nya nona, tapi ini mungkin yang terbaik untuk nona," ucap pelayan nya Alzena berusaha keras membujuk Alzena.
Selang sepuluh menit kemudian, akhir nya Alzena pun luluh,dia pun di rias kembali dengan sangat cantik oleh MUA dan keluar dari ruangan tersebut.
Ini adalah pesta pernikahan termegah yang pernah ada, tamu nya begitu banyak, bukan hanya orang terpandang, tapi juga orang-orang dari kalangan bawah di undang ke pesta tersebut.
Alzena yang terbalut gaun pengantin berwarna putih, berjalan pelan di gandeng sang papa menuju altar,gaun indah yang gemerlapan membuat dirinya seperti seorang putri kerajaan yang sangat cantik.
Semua mata tertuju ke arahnya dengan kagum mereka seolah tak percaya jika tuan Morgan memiliki seorang anak secantik ini.
Terlihat seorang laki-laki bertubuh tegap, tinggi perawakan nya begitu gagah terlihat, serta wajah tampan paripurna dengan tubuh di baluti jas hitam, menambah kegagahan yang di miliki nya.
"Mereka sangat cocok, tuan muda Gara dan juga nona muda kelaurga Morgan yang terpandang, betapa kaya nya kelaurga ini," bisik para tamu.
Sementara Alzena hanya menundukkan kepalanya tak ingin di tatapan siapa pun termasuk papa nya sendiri.
Ia juga belum melihat jelas bagaimana wajah orang yang sebenar lagi akan bersetatus suami nya.
Namun berbeda dengan Alzena yang berjalan pelan sambil menunduk, di depan nya, Elgara sedang menatap dalam ke arah Alzena.
Seketika Gara mengingat hal yang terjadi beberapa hari lalu.
Flashback on
"Menikah lah dengan putri ku, karena hanya kau yang bisa aku percaya untuk memiliki nya," ucap papa Morgan kepada Gara yang saat itu datang ke kantor nya papa Morgan atas undangan untuk diskusi tentang sebuah proyek besar.
Dan ternyata ini adalah proyek besar itu.
"Apa? Om, apa saya tidak salah dengar?" tanya Gara kaget sampai-sampai ponsel yang ada di tangan nya terlepas.
"Ya, karena hanya kau kah yang bisa aku percaya untuk mencintai nya dengan tulus, bukan karena dia pewaris tunggal kelaurga kami," ucap papa Morgan dengan wajah serius nya.
Pucuk di cinta ulam pun tiba, sebenarnya, Gara kaget bukan karena dia tidak suka, namun hal ini lah yang sempat terbenak di pikiran nya, melamar Alzena untuk menjadi istri nya karena sudah lama ia terpikat akan wanita cantik pewaris keluarga Morgan itu.
Sejak lama, papa Morgan dan Gara memiliki hubungan baik karena, dulu nya tuan Aidenio, papa nya Gara adalah sahabat dekat nya papa Morgan, namun papa nya Gara sudah lama meningal dan kini Gara hanya menjadi yatim piatu kaya raya karena mama nya juga sudah meningal, namun Gara bukan lah orang semabrangan dia juga adalah seorang pewaris kelaurga Aidenio.
"Gara, kau tau sendiri aku sudah tua, dan mungkin aku tidak lama lagi akan pensiun dalam mengurus perusahaan, jadi aku akan memberikan semua ini kepada mu setelah kau menjadi suami dari Alzena, aku mohon tolong bantu aku karena aku tidak ingin Alzena menikah dengan orang yang hanya akan membuat nya tersiksa nanti," jelas papa Morgan dengan penuh harapan.
"Om, aku tentu tidak akan bisa menolak kesempatan ini, aku juga sudah tertarik dengan nya, saat beberapa kali bertemu dalam perjamuan yang di adakan perusahaan," ucap Gara dengan wajah memerah menahan malu.
Papa Morgan yang mendengar itu sontak hampir tidak percaya, karena ternyata Gara sudah menaruh perasaan kepada Alzena sebelum nya, hal ini akan lebih mudah tentunya.
Setelah itu mereka pun berdiskusi panjang lebar, dan mengatur semua yang perlu di atur dan pernikahan kilat pun akhirnya terjadi.
Flashback off.
Upacara pernikahan pun akhirnya di langsung kan, setelah melewati beberapa proses dengan pendeta di atas altar, Gara dan Alzena pun kini resmi menjadi sepasang suami istri.
Usia Gara yang saat ini menginjak tiga puluh tahun, sementara Alzena baru saja belum lama ulang tahun yang ke dua puluh lima tahun, mereka terpaut lima tahun.
Dengan mata semabab, Alzena di paksa harus memasang kan cincin di jari Gara setelah Gara selesai memasangkan cincin tersebut kepada Alzena.
Sedari tadi Alzena hanya menuduk tidak ingin menatap Elgara bahkan saat dia memasang kan cincin.
"Selanjutnya, bagaimana jika kita meminta sepasang suami istri ini untuk menyatukan cinta mereka dengan sebuah ciuman?" tanya pendeta.
"Tentu," ucap Gara sambil tersenyum.
Sementara itu Alzena rasanya ingin kabur saja dari atas altar tersebut.
Namun mana mungkin karena sang papa sedang melihat nya dari bawah bersama ratusan tamu.
Sorakan pun mulai terdengar agar Gara mencium bibir Alzena untuk pertama kalinya.
Gara pun memegang pelan pinggang Alzena dan kemudian memegang dagu nya, agar Alzena menatap wajah nya.
Mata itu terlihat sangat redup dan tidak bersemangat, tentu Gara tau Alzena melakukan ini karena terpaksa, namun dia tidak mempedulikan nya,yang penting satu hal, dia mencintai Alzena dan akhirnya mendapatkan Alzena tampa harus bersusah-susah lagi.
Mata Alzena seolah tidak ingin bibir Gara menyentuh bibir nya, ini adalah ciuman pertama nya, namun siapa peduli, toh Alzena adalah istri nya.
Gara pun kemudian mencium lembut bibir Alzena di sertai tepuk tangan meriah dari ratusan tamu serta papa nya Alzena.
Mau tidak mau Alzena memejamkan mata nya meskipun mata itu mengeluarkan bulir bening yang cukup bisa di rasakan oleh Gara.
Beberapa jam kemudian, pesta pun selesai dan kini tiba lah di mana Alzena harus segera di boyong ke mansion Gara.
"Papa," lirih Alzena sambil menatap mata papa nya.
"Semuanya sudah selesai?" tanya Gara kepada para pelayan mansion Moza yang membantu memuat barang-barang Moza ke dalam mobil sport putih yang masih di hiasi bungga di depan nya, pertanda itu adalah mobil pengantin baru.
"Alzena, ayo nak pergi lah, Gara sudah menunggu mu," ucap papa Morgan memegang tangan Alzena dan menuntun nya untuk berjalan menghampiri Gara.
"Pa, kenapa aku tidak tinggal di sini saja? Aku takut" ucap Alzena dengan polos sambil menatap Gara yang kini tengah menatap nya dari jauh.
"Astaga, apa yang kau takut kan? Kau sudah menikah mana mungkin tingal beda rumah dengan suami mu, aku bisa datang ke sini kapan pun kau mau sayang ku," ucap papa Morgan membujuk Alzena sambil memegang pipi nya.
Sementara itu Gara yang melihat istri dan papa mertua nya pun menghampiri mereka.
Bersambung ....
Jangan lupa bintang lima nya, like dan komentar nya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Lucy christiana Dewi
semangat thor,,
2023-08-12
0
Aisyah ais
next
2023-08-10
0
Maria Lina
double ya thor tiap hari up nya mau nya sih wkwk
2023-08-10
0