"hisss, David di mana kau? Aku merindukan mu, tolong aku, selamat kan aku dari orang mengerikan ini," batin Alzena yang kini terduduk lemah dengan tubuhnya yang bersandar di tembok kamar.
Menangis, menangis dan menangis, itu lah hal yang bisa di lakukan oleh Alzena dalam beberapa jam setelah dia tiba di mansion Gara, rasa sakit hatinya membuat dia tidak lagi kelaparan.
Satu jam pun berlalu, kini Gara kembali masuk ke dalam kamar nya dan melihat Alzena sudah tidur di atas sofa dalam kamar dengan keadaan rambut yang acak-acakan.
"Akhirnya tidur juga, apa dia menagis sampai berjam-jam dan kelelahan?" batin Gara mendekati Alzena yang sedang lelap.
Gara mendekati istri nya dan berjongkok tepat di depan sofa tempat Alzena ketiduran.
Perlahan dia menatap wajah Alzena yang mata nya membengkak akibat terus menerus menangis.
Perlahan Gara menyingkirkan rambut lurus yang menutupi sedikit bagian dari wajah Alzena itu, agar dia bisa melihat jelas wajah Alzena.
Wajah damai itu membuat hati Gara semakin terpikat, bibir nya merah cery membuat Gara serba salah saat menatap lama, aroma wangi khas tubuh Alzena membuat ia tersenyum tipis.
"Sekarang kau boleh bilang kau tidak akan mencintai aku, tapi lihat lah nanti, aku lah yang akan membuat mu menjadi mencintai ku," lirih Gara sambil memainkan rambut coklat lurus dan cantik milik Alzena.
Karena khawatir Alzena akan jatuh, Gara pun memilih untuk memindahkan nya ke kasur, ia menggendong Alzena yang masih lelap dan merebahkan nya di atas ranjang king size milik nya.
Tok ... Tok ... Tok ...
Baru saja Gara selesai menyelimuti tubuh Alzena dengan selimut, pintu kamar itu sudah tiba-tiba di ketok oleh seseorang dari luar.
Gara pun berjalan menuju pintu kamar tersebut dan kemudian membuka nya.
"Maaf tuan mmegangu, di luar ada Farel yang ingin bertemu dengan tuan muda," ucap seorang maid kepada Gara.
"Baik lah, suruh dia menunggu di ruang tamu, aku akan turun lima menit lagi," jawab Gara yang kemudian kembali menutup pintu kamar tersebut.
Sang maid pun kembali ke lantai bawah untuk menemui Farel.
Ya, Farel ini adalah asisten pribadi nya Gara, yang terkenal akan kehebatan nya dalam segala hal tentang bisnis.
Usia Gara dua tahun lebih tua dari Farel, jadi mereka terlihat seperti berteman, bukan boss dan asisten kemana-mana juga selalu berdua.
Lima menit kemudian.
"Ada apa kau mencari ku?" tanya Gara menghampiri Farel yang sedang menunggu nya di ruang tamu mansion.
"Memang nya aku tidak boleh mencari mu lagi? Setelah kau menikah? Tuan muda," celetuk Farel yang memang mines sopan-santun terhadap boss nya.
"Bicara mu itu, apa yang ingin kau katakan? Cepat katakan, aku sedang sibuk dan banyak urusan yang harus aku urus," jawab Gara dengan ketus.
"Baru punya istri sudah jadi banyak urusan, aku hanya ingin mengingatkan bahwa beberapa hari lagi kita ada perjalanan bisnis ke kota x jadi jangan sampai lupa," ucap Farel lagi.
"Astaga, mengapa harus sekarang?" ucap Gara sambil menepuk jidat nya.
"Mengapa?" Lagi-lagi Farel bertanya dengan tatapan bingung.
"Aku baru menikah, apa yang akan di katakan tuan Morgan jika aku pergi perjalanan bisnis dan meningal kan Alzena, aku bahkan belum bulan madu," ucap Gara lagi.
"Itu sangat lah gampang, tingal bawa saja istri mu itu, lagipula hanya beberapa hari saja, tapi pertanyaan nya, apa dia mau ikut dengan mu? Em, maaf tuan muda, apa dia suka kau?"
Lagi-lagi dengan lancang nya Farel mengatakan hal tersebut kepada Gara, karena dia tau Gara dan Alzena menikah karena di jodoh kan.
"Tutup mulut lancang mu itu, atau aku akan menjahitnya," marah Gara.
"Ya maaf, tapi kan itu fakta,"
"Arghhh, Farel bodoh, cepat pergi dari mansion ku!" Merah Gara tak bisa mengontrol emosi nya dengan Farel yang mulut nya ceplas-ceplos.
"Baik lah baik lah, aku pergi, oh iya, tuan muda, jangan lupa ya nanti malam, haha!"ucap Farel dengan sengaja beberapa kali mengoda boss nya itu.
Ini lah sifat Farel yang tidak bisa di tangani oleh Gara, meskipun pintar, tapi dia sangat lah jahil, kejahilan bahkan sudah meraja lela sekarang.
"Aku akan membunuhmu jika kau masih berdiri di sana," ucap Gara melempar kan bantal sofa kepada Farel.
Farel pun segera meninggalkan Mansion Gara, setelah menyampaikan informasi keberatan yang akan berlangsung beberapa hari lagi.
Para maid di mansion sudah tau tentang bagaimana kedekatan antara Gara dan Farel jadi mereka tidak heran jika Gara selalu kewalahan dalam menghadapi asisten pecicilan nya itu.
Malam pun tiba.
Gara kembali masuk ke dalam kamar nya, dan melihat Alzena yang masih tidur lelap di atas ranjang.
"Astaga, masih tidur saja, sudah malam seperti ini," ucap Gara yang kemudian menarik selimut nya Alzena agar dia bangun.
Namun Alzena hanya berpindah posisi saja, dia masih tidur dan tidak mau membuka mata, entah karena terlalu lelah makanya dia jadi seperti ini.
"Hmm," gumam Gara yang kemudian naik ke atas ranjang dan mendekati Alzena.
"Bangun, dan mandi lah, atau aku akan membuat mu tidak bisa bangun dan menuda waktu mandi mu besok," lirih Gara ke telinga Alzena.
Alzena yang merasa geli pun perlahan membuka mata nya dan melihat Gara yang ada di hadapannya.
"Aaaaaaa!" teriak Alzena yang kemudian menendang Gara sehingga Gara terjatuh dari atas ranjang tersebut.
"Arghhh!" sakit bercampur kesal Gara memegang pinggang nya yang terbentur lantai kamar.
"Apa yang sudah kau lakukan?" tanya Alzena dengan kaget nya sambil beberapa kali memeriksa tubuhnya apakah masih mengunakan pakaian atau tidak.
"Bodoh kau pikir apa?" tanya Gara emosi, ia bangun dan memegang pinggang nya yang sakit.
Seperti nya Gara salah sasaran untuk mengerjai harimau betina yang sigap itu.
"Lalu apa yang kau lakukan?" lagi-lagi Alzena bertanya sambil menutupi dada nya dengan selimut.
"Kalau pun aku melakukan sesuatu, apa aku harus mengatakan nya terlebih dahulu? Aku hanya mau kau bangun dan segera mandi," ucap Gara lagi.
Alzena terdiam, dia sedikit merasa bersalah saat melihat Gara berlalu dengan memegang pinggang nya yang sakit.
"Astaga,bodoh nya aku, aku di sini hanya sendiri, menumpang, bagaimana jika dia kesal dan mencekik ku tadi?" batin Alzena.
Memanfaatkan kesempatan saat Gara sedang tidak di kamar, Alzena pun kemudian bergegas turun dari ranjang nya untuk segera mandi, mumpung tidak ada Gara di kamar jadi dia harus cepat-cepat mandi.
Namanya juga pernikahan yang terjadi karena di paksa, jadi lah seperti ini jika mau mandi, Alzena yang takut Gara menerkam nya buru-buru memanfaatkan kesempatan bagus ini saat gara sedang keluar.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Aisyah ais
next
2023-08-12
0
Felicya
lanjut kk othor semngat dan sehat sllu😗😗💪💪
2023-08-11
0
Maria Lina
sok jual mahal lo zena tar cinta lgi wkwk
2023-08-11
3