Dengan rasa marahnya kepala sekolah terpaksa menyerahkan surat rekomendasi manda untuk masuk ke kelas XI- B . Manda menarik nafas lega ia memegang dadanya mengusap lembut, bergegas pergi tanpa terima kasih atupun bersalaman pada kepala sekolah yang dengan cuma-cuma memberikan surat rekomendasi untuknya.
Perasaan lega yang menyelimuti hatinya membuat ia lupa segalanya. Ia terus berlari dengan rasa gembira meluap -luap menuju ke kelas yang sudah di tentukan.
"Dasar anak sekarang" kepala sekolah menggelengkan kepala nya tak percaya dengan perlakuan tak sopan Manda.
Sepertinya Gadis itu mempunyai kepribadian ganda jika aku marah dengannya dia pasti akan berbuwat macam macam di sekolahan ini. Ini sangat berbahanya aku harus mengawasinya secara langsung.
Raut Wajah Manda nampak berbinar sangat ceria. Entah sejak kapan wajah remajanya mulai kembali lagi secantik dan seanggun dia dulu. Namun semua keceriaan itu hilang ketika ia mulai membuka pintu kelas barunya. Tiba-tiba suara itu terngiang terus di telinga. Seolah kejadian 3 bulan lalu muncul lagi di depan matanya. membuat ia memejamkan mata seketika menutup ke dua telingannya rapat dengan ke dua tangannya.
"Tolong jangan muncul di saat seperti ini" Gumam Manda mencoba mengontrol dirinya sendiri.
"Aku akan membunuhmu tuan muda.."
"Aku akan membunuhmu"
"Ayah, ibu. Jangan pergi tinggalkan aku sendiri"
Suara itu terus terngiang bayangan kejadian 3 bulan lalu masih nampak jelas terbayang-bayang di otaknya. Hingga ia tak sadar terus berjalan mundur tepat di dekapan seorang lelaki di belakangnya. Tubuhnya bersandar di dada bidang milik lelaki itu. Wanita itu terus memejamkan matanya mencoba menahan dirinya agar kepribadian gandanya tak muncul di saat yang kurang tepat.
Semua mata di dalam kelas tertuju padanya dengan tatapan bingung. Dengan apa yang terjadi pada manda. Guru yang semula menerangkan pun ikut terdiam mematung mebelalakan matanya menatap manda yang berdiri di depan pintu dengan tingkah anehnya.
"Kamu tidak apa apa?" Lelaki itu memegang ke dua bahu manda yang masih gemetar ketakutan.
Manda terdiam ia masih memejamkan matanya.namun kehangatan pelukan lelaki di belakangnya membuat ia merasa nyaman berada di dekatnya. Ketakutannya kini perlahan mulai mereda. Lelaki itu membalikkan badan manda perlahan menatapnya ia menurunkan ke dua tangan yang menutupi telinga dan matanya.
"Bukalah matamu" Ucap lembut lelaki di depannya.
Manda perlahan membuka mata bulatnya menatap lelaki tampan dengan mata bulat,tatapan tajamnya dan bibir seksi mengoda setiap senyum yang membuat hati para gadis meleleh seketika.
"Dia sangat tampan" Gumam Manda lirih
Namun tubuhnya masih bergetar hebat. Jemari lentiknya terlahat memucat.
"Ka-kamu siapa?" Manda masih terlihat sangat ugup menatap lelaki tampan di depannya.
"Kamu ngapain di depan halangi jalanku. Minggir aku au masuk" sifat lelaki itu berubah drastis menjadi lelaki songong. mendorong lengan manda yang menghalangi jalannya untuk masuk dalam kelas.
Manda yang semula mengaguminya. Ia menarik kata-katanya tadi.
"Dasar songong" Umpat manda lirih.
"Apa yang kamu katakan? Coba ucapkan lagi tepat di depanku" Lelaki itu sontak menoleh ke belakang dengan tatapan tajamnya.
Tak hanya tampan lelaki itu punya pendengaran yang sangat tajam. Ia mendengar ucapan manda meskipun sangat pelan sekalipun.
Manda hanya terdiam ia menarik nafas mengeluarkannya perlahan untuk menenangkan hatinya sejenak. Agar tidak terbawa emosi lelaki songong di depannya. Ia melemparkan wajah berlawanan arah tanpa perdulikan lelaki songong itu. Seraya tak terjadi apa-apa padanya, ia bergegas masuk melempar senyum manis merekahnya menyapa semua teman sekelasnya meskipun semua tidak ada yang menggubris sapaan manda.
Tak lupa dengan guru di sampingnya, ia juga menyapanya sopan.
"Pagi bu.." sapa Manda membungkkukkan badannya.
"Pagi juga, bukannya kamu murid baru kenapa kamu telat hari ini?"
Manda meringis menatap bu guru di depan dengan tangan menggaruk belakang kepalanya yang meman sebenarnya tak gatal.
"Tadi mengalami kecelakaan kecil bu" Ucapnya polos dengan senyum semringai.
"Oo baiklah sekarang kamu perkenalkan diri di depan teman-teman barumu"
"Baik.." Manda membukkan badannya sedikit.
"Hai teman teman. Namaku Manda Amelia bisa panggil aku Manda" Ia menundukkan badannya melebarkan bibirnya tersenyum menatap para teman barunya.
Tapi semua terlihat hanya terdiam tanpa perdulikan manda di depan. Ada yang bicara sediri, ada yang bercanda gurau dengan temannya. Ada juga yang fokus dengan bukunya dan tak lupa lelaki yang ia lihat tadi itu hanya menatapnya tajam seolah akan menerkamnya.
Terdengar suara tiba tiba yang membuat manda terkejut dari tempat duduk paling belakang.
" iya manda gadis aneh" saut salah satu teman kelasnya itu.
Kelas yang semula sangat ricuh tak perdulikan manda. Semua menatap manda dengan tatapan jijik.
"Gadis aneh...gadis aneh.." sorak teman teman sekelasnya membuat ia terdiam menundukkan kepalanya malu. Membuat seasana kelas jadi gaduh.
" Brakkkk.." gebrakan meja sangat keras membuat semua kegaduhan di kelas mereka terdiam seketika.
"Sudah diam semua..dan kamu Vino siapa suruh kamu duduk. Cepat berdiri di depan sudah telat nyelonong aja gak punya sopan santun mentang-mentang kakak kamu pemilik sekolah ini kamu semena mena datang dan pulang sesukamu" bentak bu guru di samping manda pada Vino.
Vino Bastian seorang lelaki tampan dengan rambut bak model profesional. Mata agak sipit dengan tatapan dingin dan tajam, matanya biru keabuan seperti mata kucing. Lirikkannya dan senyum manis di bibir seksi nya bakal membuat jantung wanita berdegup meleleh seketika. dia terlihat seperti pengeran dalam negeri dongeng yang sangat tampan.
Vino anak seorang kolongmerat paling kaya di kota Canada namun orang tuanya sudah meninggal dan ia kini hidup bersama kakaknya Yang terkenal Sangat sadis dan selalu haus darah membunuh orang-orang yang tak bersalah. Entah apa alasan nya hanya kakaknya dan Tuhan yang tahu itu.
Kakaknya pemilik sekolahan STAR tempat manda bersekolah sekarang . Ke kuasaan kakaknya membuat Vino tidak pernah memakai seragam saat sekolah kata dia itu semua mengganggu dan tak seharusnya semua siswa wajib menggunakan seragam lagian juga tidak ada aturan di sekolah yang harus mewajibkan berseragam. Dia sangat berani menentang semua guru di sana jika semua guru melawannya kakaknya tak segan membunuh maupun memecat guru tersebut.
Sudah hampir puluhan guru harus mati mengenaskan di tangan kakaknya karena ulah Vino. Dan polisi tidak bisa bertindak apa-apa karena kakak Vino adalah pembantu perekonomian terbesar di kotanya. Seolah semua hukum tunduk padanya. Uang adalah segalanya bagi keluarga mereka hanya dengan uang ke dua kakak beradik bisa berbuwat semaunya. Sekaligus bisa membeli hukum di negaranya.
☆☆☆☆
Vino mulai beranjak dari duduknya mendorong kasar kursinya ke belakang. Ia berdiri di depan samping pintu masuk. dengan tataoan terus nengarah pada Manda yang masih berdiri di depan.
"Syukurin! makanya jadi laki-laki jangan songong"manda menjulurkan lidahnya dan bergegas duduk di depan bangku kosong. Matanya tertuju pada gadis dengan rambut berombak sebahu di balut kacamata bulat yang duduk terdiam di sampingnya.
Dari segi penampilanya manda sudah bisa menebak jika dia seorang gadis kutu buku dan pendiam. Dan sepertinya dia tidak perdulikan manda yang sudah duduk di sampingnya. Pandangannya mengarah kembali pada guru di depannya.
Gadis yang semula ia anggap sebagai kutu buku dan pendiam. Tiba tiba mengulurkan tangannya melempar senyum manis pada manda. " aku Sisil " sapanya.
Manda menjabat tangannya " aku Manda, aku kira kamu juga sama dengan teman lainnya tak perdulikan aku"
"Gak lah aku bukan seperti mereka, aku saja juga di kucilkan di kelas ini karena penampilanku yang cupu dan jelek. Dan kini gimana kalau kita berteman. Jangan perdulikan lagi apa kata mereka. Lagian mereka hanya tahu luar kita dan hanya bisa mengkritik tanpa tahu kenyataan sebenarnya" cerocos sisil
"Ternyata kamu ceriwis juga banyak omong pertama bertemu saja langsung akrab, aku kira kamu itu pendiam dan gadis kutu buku?"
Sisil terkekeh. "Kutu buku?? Hmm... dengar kata buku saja rasanya sudah memutar mata malas. Aku gak suka baca buku kalau tidak di paksa orang tuaku"
Manda tertawa kecil dan saat akan membalas ucapan sisil guru killer di depannya pelototan tajam ke arah mereka menghentikan aksi manda.
"Bisa diam ....!!!" suara guru itu yang cetar membahana seisi ruangan, membuat semua murid di kelas tutup telinga rapat rapat.
"Gak guru gak murid baru sama saja semuanya gila" ucap Vino yang masih berdiri di tempatnya sangat lirih .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
Indri Ani40
apakah kk nya vino yg nambrak pohon y
2023-03-30
0
Ayu Ap
thor jangan lupa mampir
ISTRI BAYARAN, mohon suportnya
2023-02-01
0
Melisa Lisa
nyimak...
2020-11-27
1