Selamat membaca 🤗🤗
☆☆☆☆
"Ayah ibu jangan pergi.."
"Aku akan membunuhmu tuan.!!! Aku akan membunuhmu" teriak manda, ia sontak terbangun dari tidurnya.
"Mimpi itu?"
Dengan nafas terenga enga keringat dingin bercucuran. Ia mengusap wajahnya berkali kali mengehela nafas panjangnya mencoba menenangkan hatinya sejenak. "Kenapa mimpi itu muncul lagi" Gumam Manda menarik nafas lalu mengeluarkan perlahan untuk menenangkan hatinya sejenak. "Kejadian itu selalu mengingatkanku akan tujuanku ke kota ini"
Gumam Manda lirih menutup ke dua matanya dengan telapak tangan halusnya.
Perlahan ia menatap jam diding bulat yang terpapang di diding yang luas berwarna merah di sampingnya. jarum jam sudah menunjukan pukul 06.30.
Hari ini hari pertama Manda Amelia, umur 17 tahun pergi ke sekolah barunya. Sejak ke dua orang tuannya meninggal 3 bulan lalu. Ia harus hidup bersama kakaknya di pusat kota. Ia hanya gadis desa yang tak pernah tahu kehidupan di kota sebelumnya. Yang ia tahu hanyalah pepohonan hutan dan ladang milik ayahnya. Kini ladang milik orang tuanya harus ia jual setengahnya untuk biaya hidup dan sekolah di kota. Dan sebagian juga untuk kakaknya. Meski ia tahu jika kakaknya jahat dan tak perduli dnegan keluarganya tapi setidaknya dialah keluarga Manda satu-satunya.
Gadis cantik dengan wajah oval rambut pirang terurai panjang hingga menutupi punggungnya. Bulu mata lentik menghiasi Mata bulat dengan bola mata coklat tajam seperti mata elang. Hidung mungil dan bibir seksi nampak merah muda alami dengan wajah putih berbinar merah tubuhnya terlihat sangat mungil seperti gadis berusia 15 tahun.
Demi melaksanakan balas dendamnya pada seseorang yang telah membunuh ke dua orang tuanya. Ia terpaksa harus ikut tinggal bersama kakaknya untuk mencari tahu pada siapa kakaknya rela hutang dan pada akhirnya orang tuanya harus jadi korban kekejaman pengawal seorang tuan muda itu. Ia ingin tahu siapa nama dan wajah tuan muda yang menyuruh membunuh ke dua orang tuanya .
Sejak kejadian kematian ke dua orang tuanya ia hanya berdiam diri di kamar kakanya mengurung dia di kamar hingga 3 bulan lamanya tak pernah pergi ke sekolah lagi. Ia harus menderita penyaki kepribadian ganda hingga saat ini belum bisa di hilangkan. Namun kini semangat dendamnya mulai tumbuh membara di hatinya. Demi melaksanakan dendam ia tubuh kembali jadi gadis yang lebih kuat dari sebelumnya.
Manda kini terlihat lebih tegar dan jadi gadis ceria, periang meski ia memendam rasa dendam yang membara dalam hatinya. ia tak bisa dengan mudah melupakan semua kejadian yang telah menimpanya dan keluarganya.
Ya Manda gadis kecil yang semula sangat lugu dan manja pada ke dua orang tuanya. Namun semua kehidupannya mulai berubah 90° kini ia harus jadi gadis remaja yang tegar, mandiri dan pantang menyerah demi melaksanakan amarah yang sudah membara dan mendarah daging dalam tubuhnya.
☆☆☆
"Sial aku sudah telat sekarang" Manda bergegas lari turun dari tangga menuju ke ruang tamu mencari kakaknya.
Gadis mungil itu tidak pernah makan pagi karena ia tidak ahli dalam memasak. Ia hanya mebawa roti untuk bekal di sekolahannya. Di rumah kakaknya tidak ada pelayan sama sekali. Di sana hanya ada kakak ku dan kakak ipar yang di bilang sangat malas mereka berdua tidak pernah bangun pagi sedikitpun.
kakak ipar dan kakak manda selalu bangun lebih dari jam 9. mereka berdua pengangguran tetap. hidupnya hanya di buat bersenang senang dan berjudi, menghamburkan uang orang tua Manda sebelum meninggal.
Rumah kecil itu nampak bewarna putih cerah terlihat sangat sepi, sunyi seperti tak ada tanda kehidupan di sana. "Pasti mereka belum bangun, lebih baik aku pergi saja" Manda berlari keluar dari rumah dengan langkah terburu buru.
Kini ia harus berlari maraton untuk menuju ke sekolahnnya . Tanpa menatap kanan dan kiri ia menyeberang jalan tak tahu ada mobil dengan kecepatan tinggi melaju tepat di hadapan Manda.
"Tit....tit.....tit...."
" Tit....Tit....Tit..."
Bunyi klakson itu sangat keras membuat badan manda mulai bergetar ketakutan kakinya seolah berat untuk melangkah.kakinya mematung seketika terhenti tak bisa berjalan.
" AAaaaaaaaaa..." ia hanya bisa berteriak sekeras kerasnya tak berani menatap kenyataan ia harus meninggal di usia muda. Langkah manda terhenti seketika di tengah jalan menutup wajahnya dengan ke dua punggung tangan kecilnya.
"Apa aku harus berakhir disini. Ibu ayah maafkan aku tak bisa membalas dendammu"
"Sshhiiiittt... "
suara keras injakan rem membuat telinga manda semakin mengernyit mobil itu membanting setir ke pohon besar di samping kanan. membuat ia mengerutkan ke dua matanya. terus berdoa agar bisa selamat dari kejadian itu.
"Brookkk" mobil sport hitam itu menabrak sebuah pohon besar. Meski terlihat tak terlalu parah keruasakannya.
"Shiitt.. sial!!!" teriak lelaki itu dalam mobil sport berwarna hitam yang terlihat penyok .
"Apa aku masih hidup, apa aku sudah di surga" Manda terus menutupi wajahnya. Ia masih sangat ketakutan tak berani menatap kenyataan pada dirinya.
"Apa kamu sudah gila" teriak seorang lelaki tampan di balik mobil itu.
Manda sontak menurunkan perlahan ke dua tangan dari wajahnya menatap mobil yang terlihat menabrak sebuah pohon besar di depannya. Tubuhnya gemetar seketika melihatnya dengan rasa takut gugup, keringat dingin mulai bercucuran membasahi wajah cantiknya tanpa balutan make up tebal.
"Aahhh.. ?? ada orang menabrak pohon gara-gara aku ??apa yang harus aku lakukan sekarang?? apa aku harus pergi atau selamatkan dia. tapi sepertinya om itu tidak kenapa-napa hanya mobilnya lecet. tapi dia terlihat sangat marah padaku. kalau dia menyuruhku ganti rugi nantinya. aku bisa dapatkan uang dari mana? Lebih baik aku kabur saja. lagian sekarang hari pertama ku di sekolah kalau saja aku telat pasti kepala sekolah akan marah besar padaku dan mencabut bea siswaku nantinya" cerocos Manda tak henti hentinya.
"Hai gedis sialan cepat kemari??" teriak lelaki itu dari dalam mobil yang suda mulai geram.
Manda tanpa perdulikan teriakan lelaki itu ia bergegas kabur menghindari para kerumunan orang yang sudah mulai datang menolong.
lelaki itu menatap manda pergi berlari tanpa perdulikannya.
"Dasar gadis kecil sialan, awas saja jika aku bertemu denganmu nanti. aku tidak akan mengampunimu" ucap lelaki itu memukul setir mobil bulatnya sangat keras memandang manda yang sudah berlai menjauh.
Manda melanjutkan lari maraton menuju ke sekolahan yang nampak tak jauh dari tempat kecelakaan mobil tadi. Hanya 3 km dari tempat kejadian.
lima belas menit setelahnya. matanya mulai berbinar melihat gerbang sekolahnya masih terbuka meskipun hanya sedikit tetapi sangat pas di tubuh mungilnya.
Dengan nafas masih terenga enga ia menatap pintu gerbang yang masih terbuka melihat ada satpam dari sela sela pintu gerbang yang masih berdiri di belakang.
Ia bergegas berlari masuk ke dalam sekolahan. Menepuk pundak pak satpam di depannya secara tiba tiba.
"Ehh.. curut" pak satpam itu nampak latah terkejut dengan tepukan pundak manda.
"Maaf pak satpam aku terlambat" Manda melempar senyum manis pada satpam di depan . Tanpa berhenti ia berlari menuju ke ruang kepala sekolah. Semua sudah sangat sepi tak nampak siswa dan siswi di sekolahan tersebut bermain di luar kelas.
"Dasar anak sekarang tidak tahu sopan satun pada orang tua untung aja aku tidak punya riwayat penyakit jantung" gumam pak satpam
Hanya Manda seorang berjalan perlahan menelusuri setiap lorong sekolah menuju ke ruang kepala sekolah. ia berjalan perlahan memutar matanya ke kanan dan ke kiri mencari ruang kepala sekolah.
"Ini dia yang aku cari" gumam Manda berjalan masuk tanpa mengetuk pintu.
"Permisi pak" Manda menundukkan kepalanya dengan perasaan gugup ia mencengkram erat rok pendek selutut miliknya menghilangkan rasa gugup dan takut yang mulai menyatu.
"Braakkk..." suara keras gebrakan meja membuat mandang mengernyitkan dahinya , menyipitkan ke dua mata bulat tak berani menatap amarah kepala sekolahnya yang sudah mulai mengobarkan api di bola matanya.
"Dari mana saja kamu, kenapa kamu jam segini baru datang lihat sekarang sudah jam 7 lebih 30 menit kamu anak baru dan dapat bea siswa tapi malah memberi contoh yang buruk pada anak di sini" bentak kepala sekolah membuat manda berdiam tanpa kata. Nyalinya seolah mengerut seketika mendengar bentakan kepala sekolah yang terngiang ngiang keras di telinganya.
"Sudah pak bicaranya, aku kesini hanya ingin surat rekomendasi bukan ceramah pak" ucap Manda dengan polosnya.
kepala sekolah mengeluarkan tatapan tajamnya, dengusan nafas marah terdengar jelas di hidung lebar milik kepala sekolah itu.
"Jangan marah pak nanti cepat tua" Manda semakin bikin suasana jadi tambah mencengkam. Atsmofer ruangan itu berubah menakutkan.
Bersambung
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN BERI LIKE DAN COMENT YA ❤❤ DAN DUKUNG TERUS AUTOR😍😍
JIKA ADA KRITIKAN ATAU MASUKAN DARI KALIAN MOHON TULIS DI KOLOM KEMENTAR.
TERIMA KASIH🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
Salahuddin Udin
ok bgus thor cerita nya kok polos ki ya mandanya bisa" dia bicara seperti itu ke kepala sekolah nya padahal dia siswa baru disana
2022-01-12
0
Yeni Oktafiyanita
mantap
2020-11-09
3
NurIndah375
Assalamualaikum,semangat upnya thor
Jangan lupa mampir yuk
-Benci jadi cinta(BTS)
Gomawo:)
2020-09-25
3