"Aduh Switi, kenapa kamu malah narik aku ke sini sih?" keluh Karamel yang merasa sebal.
"Aduh!,gimana aku gak narik kamu buat pergi. Orang kamu malah buat Roy ketakutan tahu!" ucap Switi sambil memijat pelipisnya karena merasa pusing dengan tingkah absurd sahabatnya itu.
"Aduh sahabat ku yang baik, pokok nya kamu tenang saja, biar aku yang akan mengurus cara agar kamu bisa semakin mendekat menuju ke arah Roy!" seru Karamel yang begitu bersemangat.
Switi hanya mampu geleng-geleng kepala dan tersenyum saat melihat tingkah sahabatnya yang terlihat seperti orang tidak waras. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, Karamel dan Switi sedang berada di balik tembok yang sama tempat di mana mereka diam-diam bersembunyi untuk bisa melihat ke arah lapangan basket kampus.
"Coba kamu perhatikan dengan seksama yaa. Pasti kan kamu bisa melihat Roy!" perintah Karamel dengan tegas sambil melihat ke arah lapangan basket dengan seksama.
"Iya-iya, aku tidak mengerti kenapa kamu begitu bersemangat untuk membantu ku agar bisa lebih dekat dengan Roy?" ucap Switi sambil terus menatap ke arah lapangan basket dengan seksama.
Karamel menoleh dan menatap Switi dengan raut wajah serius.
"Karena cinta harus di dapatkan dengan usaha, bukan dengan mengemis. Agar bisa mendapatkannya, kita butuh taktik dan pendekatan yang terencana!" ucap Karamel dengan raut wajah serius.
Tuk, jari telunjuk Switi memukul dahi Karamel.
"Hei!, kamu kan gak pernah jatuh cinta, malah sok si paling penyair cinta lagi." ucap Switi yang merasa jengkel.
"Hehe, ya udah sih ah!, yang penting aku bisa berkata-kata." ucap Karamel dengan percaya diri.
Mereka berdua kembali menatap ke arah lapangan, namun mereka belum melihat tanda-tanda kedatangan Roy di sana.
"Aduh Kara, aku kebelet pipis nih." ucap Switi dengan raut wajah yang menahan rasa kebelet.
"Aduh!, kenapa harus sekarang sih?, kenapa gak tadi?" keluh Karamel.
"Yaa gak tahu! aduh ... ,aku udah gak tahan lagi nih." ucap Switi.
"Ya sudah sana!, biar aku yang memantau dia dari sini. Tapi kembali lah dengan cepat!" perintah Karamel dengan tegas.
Switi hanya mengangguk kan kepala, lalu dengan cepat Switi berlari untuk menuju ke kamar mandi. Karamel kembali menatap ke arah lapangan basket sambil terus bersembunyi di balik tembok.
"Aduh, kemana sih tuh cowok!" gerutu Karamel yang sudah mulai merasa kesal.
Karamel terus fokus menatap ke arah lapangan dan akhirnya dia merasa bahagia ketika melihat Roy orang yang sedang di cari-cari nya, sudah berada di lapangan basket dan tengah bersiap-siap untuk bermain.
"Yes! akhirnya. Sekarang menunggu level selanjutnya nih." seru Karamel dengan rasa senang.
Drap ... drap ..., suara langkah kaki perlahan-lahan mendekat ke arah Karamel yang masih sibuk fokus menatap ke arah lapangan basket dan tidak menoleh sama sekali ke arah belakang untuk melihat siapa yang tengah datang menghampiri nya.
"Kau sudah datang?, Bagus lah kalau gitu. Lihat lah orang yang kita cari sudah ada di sana." ucap Karamel sambil menunjuk ke arah lapangan.
Orang yang tadi mendekat ke arah Karamel, memicingkan mata karena merasa bingung dengan apa yang tengah di lakukan oleh Karamel.
"Hoy Switi!, kok diam aja sih, cepat buruan diam di belakang gue!, nanti loh ketahuan kalau gak sembunyi di balik tembok ini." perintah Karamel dengan tegas sambil masih menatap ke arah lapangan basket.
Orang itupun segera berjalan mendekati Karamel dan kini sudah berada tepat di belakang tubuh Karamel yang mungil.
"Kamu pokok nya turuti aja apa yang aku suruh oke!" perintah Karamel dengan tegas.
Karamel merasa sedikit bingung sekaligus juga jengkel karena tidak mendengar jawaban satu kata pun dari Switi. Karamel yang merasa sedikit jengkel, secara tiba-tiba menjinjitkan kaki nya dan merangkul pundak orang yang ia kira Switi agar bisa sejajar dengan nya.
"Dengar yaaa Switi, pokoknya kamu harus turuti apa pun rencana yang aku buat. PAHAM!" ucap Karamel dengan tegas sambil berbisik ke telinga orang yang ia anggap switi.
Drap ... drap ..., suara langkah yang sedikit cepat terdengar menuju ke arah tempat Karamel berada saat ini.
"Pasti Kara merasa sebal karena menunggu ku cukup lama." ucap Switi sambil mempercepat langkah nya.
Switi hampir sampai ke tempat dia dan Karamel bersembunyi tadi. Saat sedang berjalan, Switi tidak sengaja menoleh untuk melihat ke arah Karamel. Namun, betapa terkejutnya Switi ketika melihat Karamel tengah merangkul Haru dengan santai dan akrabnya.
"Kara!" teriak Switi tidak sengaja, dengan raut wajah yang merasa sangat terkejut sambil berhenti dan berdiri membatu.
Karamel yang seperti mendengar suara Switi, segera menoleh dan membulatkan mata karena merasa terkejut sekaligus bingung ketika melihat Switi tengah berdiri cukup jauh dari posisi nya saat ini.
"Loh??, kalau Switi ada di sana ... , lalu yang gue rangkul siapa dong??" gumam Karamel dengan raut wajah yang merasa bingung.
Karamel perlahan-lahan menoleh ke arah samping, betapa terkejutnya Karamel ketika melihat wajah tampan Haru begitu dekat dengan wajah nya sehingga hanya bisa di ukur dengan jarak beberapa inci saja. Sedangkan Haru hanya diam membatu sambil terus menatap Karamel dengan menahan perasaan salah tingkah nya karena sedang di rangkul dan sangat berdekatan dengan Karamel.
"Aaa!!!" teriak Karamel terkejut sambil melepas tangannya dari pundak Haru dan berjalan mundur cukup jauh.
Haru merasa terkejut dengan suara teriakan Karamel yang cukup keras, segera dia kembali berdiri dengan benar sambil sesekali memukul punggung nya yang cukup terasa sakit karena terlalu lama membungkuk.
"Huuf ... ,baru kali ini aku di kejar oleh fans seperti ini." ucap Haru sambil menghela nafas dengan raut wajah yang merasa percaya diri.
Karamel memicingkan mata karena merasa aneh dengan ucapan dari Haru.
"Maaf??, apa maksud mu ya?" Tanya Karamel dengan raut wajah yang merasa bingung.
"Maksud ku, aku tahu jika aku adalah primadona kampus. Tapi, tidak seharusnya kamu sampai begini untuk melihat diri ku." ucap Haru dengan percaya diri nya.
"Hah??, hoo ... , Astaga!, siapa juga yang mau lihat loh tahu gak!" Ucap Karamel dengan tegas.
Haru menatap ke arah Karamel dengan raut wajah yang merasa bingung, karena baru kali ini ada seorang wanita yang tidak tertarik untuk mengejar dan mengetahui tentang diri nya.
"Apa Loh bilang!" ujar Haru dengan nada suara yang merasa geram.
"Gue bilang, gue gak tertarik buat lihat loh! dan gue harap gue gak akan pernah dekat loh!, biar hidup gue jadi aman tentram tanpa harus di mangsa sama fans-fans gila loh!, iiih ... ,gue jadi merinding membayangkan nya." ucap Karamel panjang lebar dengan raut wajah yang merasa takut ketika membayangkan jika di serang oleh fans gila Haru.
"Apa!!" teriak Haru sambil menahan rasa kesal.
Switi segera berlari untuk menarik Karamel agar tidak mencari masalah dengan Haru.
"Kara udah, ayo kita pulang saja, lagi pula sebentar lagi jam 5 sore." ucap Switi dengan pelan sambil menarik-narik tangan Karamel.
Switi berusaha untuk menarik-narik tangan Karamel untuk segera pergi dari sana, namun Karamel menahan tangan Switi sambil terus menatap Haru dengan tatapan penuh rasa jengkel.
"Tidak Switi!, pokoknya hari ini kita harus berhasil!" ujar Karamel dengan tegas.
Haru juga menatap Karamel dengan seksama, lalu kemudian dia memicingkan mata karena merasa kenal dengan gadis yang tengah berada di depannya ini.
"Tunggu dulu, loh bukannya gadis yang waktu itu nabrak gue pas di lantai 3, kan? dan loh juga gadis yang ada di kelas prodi bisnis tadi, kan?" tanya Haru dengan raut wajah yang serius.
Karamel menelan ludah ketika mendengar ucapan yang keluar dari mulut Haru. Karamel merasa tidak menyangka jika Haru bisa mengingat diri nya padahal banyak wanita yang ada di sekitarnya selama ini, dan kenapa harus dia yang harus Haru ingat.
( Ah sial!, kenapa dia malah ingat gue sih!) Ucap Karamel dalam hati dengan perasaan yang sedikit was-was.
"Hei!, kenapa loh diam!, cepat jawab!" ujar Haru sedikit berteriak sambil menatap Karamel dengan tajam.
Karamel hanya diam, sedang kan Switi merasa sangat panik saat ini karena mengetahui jika Haru malah bisa mengingat Karamel, padahal selama ini Haru di kenal tidak pernah mengingat hal-hal yang tidak menarik baginya, bahkan para wanita cantik yang terus menerus mengejar-ngejar nya tidak pernah ia ingat sama sekali.
"Se-sembarangan!, gue gak pernah tuh nabrak loh!, apalagi nabrak dada loh yang bidang waktu itu." ucap Karamel gugup sambil memalingkan wajah nya dari Haru.
Haru menaiki salah satu alisnya dan terus menatap Karamel, sedang kan Switi sudah menepuk jidat karena merasa sangat kesal dengan pengakuan yang di lakukan sendiri oleh Karamel. Karamel yang tadinya dengan percaya diri membatah perkataan Haru, tiba-tiba menutup mulutnya dengan kedua tangan nya karena telah salah bicara.
"Oh ..., jadi kamu bisa merasakan dada ku yang bidang?" tanya Haru sambil tersenyum misterius ke arah Karamel sambil berjalan mendekati Karamel.
"Bu-bukan begitu, eeuum ..., jadi maksud ku itu adalah ...." ucap Karamel terbata sambil sedikit melangkah mundur.
"Maksud mu apa?" tanya Haru sambil tersenyum miring.
Karamel menatap mata Haru sambil menelan ludah. Grep, dengan cepat Karamel menarik tangan Switi dan mengajak Switi segera berlari dengan cepat.
"Ayo Switi!, kita lari!!" teriak Karamel sambil terus berlari dengan cepat.
Haru yang terkejut dengan tindakan tiba-tiba dari Karamel, segera melangkah mundur dan menatap dengan raut wajah terkejut bercampur kesal ketika melihat Karamel sudah berlari dengan cepat meninggalkan tempat.
"Lihat saja, akan aku beri perhitungan!" gumam Haru sambil menahan rasa kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments