Aku adalah Karamel, seorang gadis yang berusia 19 tahun dan sedang kuliah semester 2 bidang prodi bisnis. Apa yang kalian pikirkan dan harapkan tentang ku?, tentu saja aku bukan gadis yang kalem dan juga tenang. Aku adalah seorang gadis yang berpenampilan sederhana dengan rambut pendek hitam bergelombang sebahu dengan kacamata dengan kaca berwarna agak gelap dan berbentuk persegi empat yang cukup besar, wajah yang sedikit tembem, berkulit kuning langsat dan berlesung pipi di sebelah kanan,periang dan ramah kepada orang yang bisa menghargai ku. Namun aku adalah gadis dengan kepribadian yang meledak-ledak seperti bom waktu ketika bertemu dengan orang-orang yang sangat menjengkelkan!.
"Hei Karamel!, buat tugas kuliah gue dong!" perintah seorang gadis dengan tidak sopan.
Karamel yang tengah bersantai dengan bukunya sambil duduk di koridor gedung kampus, menoleh sambil menatap teman satu kelas nya ini dengan perasaan jengkel yang menggebu-gebu.
"Hei Karamel!, loh dengar kagak?" tanya gadis itu dengan kasar.
Karamel mengabaikan kan ucapan dari teman kelas nya itu dan kembali fokus dengan buku yang tadi ia baca.
"Cih!, dasar gadis cupu!" ucap gadis teman sekelas Karamel itu dengan rasa geram.
Teman sekelas Karamel itu segera berjalan mendekat dengan langkah penuh amarah, saat sampai dan berdiri tepat di depan Karamel yang sedang duduk. Dia langsung mengambil buku Karamel dan menghempaskan nya ke lantai dengan kasar. Karamel yang tadinya berusaha menahan rasa geram, segera menatap teman sekelas nya dengan tajam dan penuh amarah.
"Apa!,apa lihat-lihat?, dasar culun!HAHA .... " ucap gadis teman sekelas Karamel sambil tertawa mengejek.
"Cih!, dasar sialan!" gumam Karamel dengan rasa geram.
Karamel segera berdiri dari posisi duduk nya dan menatap mata teman sekelas nya itu dengan tajam.
"Hei culun dan pendek!, apa-apaan ini?. HAHA ...., loh berusaha menjajarkan tinggi badan loh dengan tinggi bada gue yang ideal ini Ha!" ucap teman sekelas Karamel dengan kasar.
Karamel merasa sangat-sangat kesal saat ini,dia megenggam kedua tinju nya dengan erat sambil terus menatap tajam ke arah teman kelas nya yang sialan itu.
"HAHA ... ,lihat lah itu teman-teman, dia lihat gue dengan tatapan seolah-olah seperti mau menerkam gue!" ucap gadis teman sekelas Karamel sambil tertawa mengejek.
Semua geng dari gadis yang mengejek karamel barusan, dengan serentak tertawa keras. karena merasa begitu hebat dengan banyaknya teman-teman yang mendukung nya, wanita itu melepaskan kacamata yang sedang di gunakan oleh Karamel dan membuang nya ke lantai sehingga membuat kacamata itu menjadi pecah.
"Ups, gak sengaja deh." ucap gadis teman sekelas nya itu sambil tersenyum miring.
Karamel yang belum siap dengan tindakan tiba-tiba dari teman kelas nya yang menyebalkan itu,merasa sedikit terkejut dan menatap kacamata nya yang terjatuh ke lantai dengan perasaan marah yang sudah mencapai 100 persen.
"Dasar brengsek!!!" teriak Karamel dengan marah.
Plak!!, tamparan keras di layangkan Karamel tepat mengenai kepala teman kelas nya itu sehingga membuat teman kelas nya jatuh terduduk ke lantai dan teman-teman geng nya membulatkan mata karena merasa terkejut dengan tindakan Karamel.
"Aww!!, sakit!" teriak teman sekelas Karamel sambil meringis kesakitan.
Karamel berjalan dengan langkah penuh amarah mendekati teman kelas nya yang kurang ajar itu.
"Dasar sialan!!, berani sekali loh lempar buku sama kacamata gue!!" teriak Kamala sambil menarik kera baju teman sekelas nya itu.
Teman sekelas nya itu tidak berdaya melawan Karamel sehingga membuat nya hanya bisa pasrah ketika Karamel menarik kera baju nya untuk membuat dia kembali berdiri.
Plak!!, plak!!, dua tamparan keras melayang di kedua pipi teman kelas nya itu.
"Ingat ini di dalam otak loh itu!!, gue gak pernah ganggu orang lain, tapi kalau orang lain yang ganggu gue!, gue babat sampai habis!! PAHAM LOH!" teriak Karamel dengan keras dan marah.
Teman kelas Karamel beserta anggota geng teman kelas kurang ajar nya itu hanya diam dan sedikit melangkah mundur ketika melihat Karamel menatap mereka dengan tajam dan lama sambil terus berjalan meninggalkan tempat. Karamel segera mengambil tas nya beserta buku dan juga kacamata nya yang jatuh di lantai.
"Cih sialan!, dia gak tahu apa yaa, kalau kacamata ini beli nya pakai duit." gerutu Karamel dengan kesal sambil duduk di bangku taman belakang yang ada di halaman kampus.
"Kara." ucap Switi dengan bahagia.
Switi berjalan menuju Karamel dan langsung duduk di samping Karamel.
"Kara??, ada apa dengan mu?, kenapa kamu terlihat sedih?" tanya Switi dengan raut wajah bingung.
"Huuf ... ,sahabat ku, entah angin barat atau timur mana yang membuat ku sial hari ini!" ucap Karamel sambil menghela nafas pasrah.
"Hei, katakan pada ku apa yang terjadi?" tanya Switi
"Ini loh, kacamata ku menjadi pecah gara-gara wanita ondel-ondel sialan itu!" gerutu Karamel dengan kesal.
"Ondel-ondel??" ucap Switi dengan raut wajah bingung.
Switi berusaha keras untuk memikirkan siapa yang di maksud oleh sahabat baik nya itu.
"Iya yang riasan muka nya mirip ondel-ondel itu." ucap Karamel.
"Astaga!, maksud kamu sih Tasya itu?" tanya Switi untuk memastikan.
"Nah iya, betul tuh." jawab Karamel.
"Ya ampun, sudahlah, kamu tenang saja, aku akan memberikan mu kacamata yang baru." ucap Switi sambil tersenyum.
Karamel menoleh ke arah Switi sambil menatap dengan tatapan yang terharu..
"Uuh, kamu ini memang sahabat terbaik ku." ucap Karamel dengan manja sambil memeluk Switi dengan erat.
Switi hanya tersenyum sambil membalas pelukan Karamel dengan erat dan hangat.
"Kara, aku tidak mengerti, kan kamu tidak rabun, kenapa kamu malah perlu menggunakan kacamata?" tanya Switi
"Huuf ... ,coba kamu lihat baik-baik mata ku ini, lihat kan jika bola mata ku ini sedikit biru laut, padahal orang tua ku bukan keturunan luar negeri. Jadi, aku berusaha sedikit menyamarkan warna bola mata ku ini dengan cermin kacamata yang sedikit berwarna kehitaman seolah-olah mata ku ini minus." jelas Karamel sambil menghela nafas.
"Oh iya-iya, semua itu terjadi karena 5 tahun yang lalu, kan?" tanya Switi.
Karamel yang mendengar ucapan Switi langsung mengubah raut wajah nya menjadi sendu seolah-olah 5 tahun yang lalu merupakan hal yang paling sedih bagi hidup nya.
"Astaga!, Kara maafkan aku ... ,aku tidak bermaksud mengingat kan mu akan hal itu." ucap Switi yang merasa bersalah.
"Tidak apa-apa Switi, itu sudah berlalu kok." jawab Karamel sambil tersenyum tipis.
Sementara itu terdengar suara keributan di koridor kampus yang ada di lantai 3, semua wanita berkumpul sambil terpesona dengan seorang lelaki yang tengah berjalan di koridor dengan wajah yang tampan, bibir berwarna pink tipis yang kecil, berkulit putih, hidup kecil yang mancung, dengan rambut hitam dan rapi serta memiliki tubuh sedikit atletis dengan tinggi 180 cm.
"Ya ampun!!, Haru benar-benar tampan!" seru beberapa wanita dengan histeris.
Haru sesekali tersenyum ke arah para wanita yang menatap nya sambil terus berjalan dengan tegap dan percaya diri.
"Hoy Haru!" teriak Roy
Haru pun berhenti dan menoleh ke arah belakang.
"Ada apa?" tanya Haru
"Sore ini jadikan kita latihan basket?" tanya Roy.
"Jam berapa?" tanya Haru
"Jam empat sore. Jadi, awas loh ya kalau gak dateng!" ucap Roy yang sedikit menekan.
"Iya-iya, gue pasti dateng." ucap Haru sambil tersenyum.
"Cih!, dasar, kenapa tuhan gak adil banget. kenapa harus ngasih pesona yang berlebihan ke loh." ucap Roy yang merasa kagum dengan ketampanan Haru.
"Haha ... ,mana gue tahu lah." jawab Haru dengan santai.
Sementara itu, Switi sedang berlari dan Karamel juga ikut berlari mengikuti dirinya, karena ia merasa khawatir bahwa Switi sedang dalam masalah besar.
"Hei Switi!, kenapa sih loh lari-lari!" teriak Karamel sambil ngos-ngosan karena berlari.
Switi terus berlari untuk naik ke lantai tiga dan berhenti tepat di belakang kerumunan banyak wanita.
"Aduh!, aku kan jadi gak bisa lihat dia." ucap Switi sambil berusaha untuk melihat seseorang yang di halangi beberapa kerumunan wanita.
Karamel yang terus berlari dengan tubuh mungil dan langkah kecil nya itu, tanpa sengaja menerobos kerumunan sehingga membuat dia tidak bisa menghentikan larinya.
"Aaa!!!" teriak Karamel yang berusaha menghentikan langkahnya karena berusaha mengelak untuk tidak menabrak seorang pria yang ada di depan mata nya itu.
Semua orang nampak terkejut melihat suara keributan yang terjadi karena di sebabkan oleh Karamel.
Bruk!!, Karamel tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang dengan tubuhnya yang mungil dengan tinggi 150 cm itu.
"Aduh!" keluh Karamel sambil memegang dahi nya yang sedikit sakit.
Semua wanita yang berada di sana, menatap dengan raut tidak suka ke arah Karamel, karena dengan berani nya Karamel jatuh ke pelukan Haru pria tampan yang menjadi primadona kampus. Haru yang terkejut karena tiba-tiba seorang gadis dengan tubuh mungil tiba-tiba jatuh ke pelukan nya, hanya diam membatu dengan raut wajah yang nampak sangat kaget.
"Aduh benjol dah dahi gue." ucap Karamel sambil yang belum sadar jika sekarang ini dia tengah menabrak tubuh siapa.
Karamel perlahan-lahan tersadar jika dia sudah dengan tidak sengaja menabrak tubuh seseorang, dia pun segera melangkah mundur sedikit menjauh dari tubuh orang yang ia tidak sengaja tabrak. Karamel perlahan-lahan menoleh ke atas untuk menatap siapa orang yang tidak sengaja ia tabrak. dengan raut wajah yang terkejut, Karamel merasa sedikit kagum dan terpukau melihat sosok pria tampan dan juga tinggi, tengah berdiri tepat di depan nya dengan sangat dekat.
"Wah tampan nya." gumam Karamel dengan rasa kagum.
Sementara Haru masih terdiam dengan kaku.
"Hoy Haru!, loh kenapa?" tanya Roy yang merasa bingung.
Haru yang mendengar suara Roy, dengan segera mengembalikan kesadaran nya dan perlahan sedikit menunduk untuk menatap gadis yang dengan berani menyentuh bahkan menabrak dirinya.
Deg!, jantung Harus sedikit berdetak karena terpaku melihat sekilas warna bola mata gadis yang menabrak nya. Karamel yang sadar jika Haru sedikit menatap nya cukup lama, segera mengalihkan pandangannya.
"Maafkan saya, saya permisi dulu!" ucap Karamel yang sedikit berteriak dan segera berlari meninggalkan tempat.
Haru menoleh kebelakang sambil menatap punggung gadis yang menabraknya tengah pergi menjauh, dengan tatapan yang cukup lama dan penuh makna.
"Haru?, loh gak apa-apa kan?" tanya Roy sambil memegang bahu Haru.
"Hah??, Oh ya, gue gak apa-apa kok. Ayo kita cabut sekarang." ucap Haru sambil sesekali kembali menoleh ke arah gadis yang berlari menjauh itu.
Haru dan Karamel berjalan menjauh dengan arah yang saling berlawanan. Roy merasa sedikit bingung dengan raut wajah Haru yang berubah sedikit sendu sesudah bertemu gadis yang menabraknya tadi. Namun Haru masih terus berjalan walaupun raut wajah nya masih terlihat nampak sendu, sedang kan Roy mengikuti langkah Haru dengan terus berjalan di samping nya dengan banyak pertanyaan yang berlalu-lalang di pikiran nya karena melihat perubahan suasana dari Haru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Nino
Author, chapter baru kapan? Saya ketagihan nih!
2023-08-10
2
Haris Saputra
Pulang kerja langsung baca cerita, seru banget!
2023-08-10
1