"Huf ... huf, astaga apa-apaan itu tadi, kenapa pria itu menatap gue sebegitu nya? terus kenapa banyak banget orang berkerumun di sana tadi?" gumam Karamel sambil mengatur nafas dengan raut wajah yang merasa bingung.
Switi yang tadi melihat Karamel sedang di tatap dengan rasa tidak suka oleh banyak wanita yang yang berkumpul di sana, segera mencari-cari dimana keberadaan sahabat nya itu dan pada akhirnya dia berhasil menemukan Karamel yang tengah berdiri dekat tiang dengan tangan kiri nya tengah memegang tiang yang ada di samping nya itu, dengan raut wajah yang nampa kebingungan.
"Kara!, kamu gak apa-apa?" tanya Switi sambil berjalan menghampiri Karamel.
Karamel menoleh ke arah Switi dengan yang terlihat masih ngos-ngosan karena baru saja berlarian tadi.
"Switi, A- ku gak a- pa kok." ucap Karamel sambil mengatur nafas.
"Huuf ... ,astaga Kara, aku merasa sangat takut tadi." ucap Switi sambil menghela nafas lega.
"Takut kenapa??" tanya Karamel dengan raut wajah bingung.
"Yaa takut lah, soalnya tadi kamu udah nabrak primadona kampus. Aku sangat takut jika kamu bakalan di serang sama fans wanita-wanitanya." ucap Switi
"Apa!, primadona kampus?, astaga!, aku benar-benar sial, kenapa aku malah harus menabrak primadona kampus!, bisa-bisa hidup perkuliahan ku tidak akan menjadi tenang lagi." ucap Karamel yang merasa frustasi.
"Hei tenang lah, aku yakin mereka tidak akan mengenal mu. kita akan segera membeli kacamata mata untuk mu pas pulang nanti, mereka tadi kan melihat kamu yang tidak berkacamata, lagipula kelas kamu juga ada di lantai 2, jadi berbeda dengan kelas mereka." ucap Switi sambil tersenyum untuk memenangkan Karamel.
"Huuf ... ,kamu benar." ucap Karamel sambil menghela nafas lega.
Karamel dan Switi memutuskan untuk ke kantin yang berada di lantai tiga itu untuk beristirahat sejenak.
"Akhirnya aku bisa minum juga, sumpah haus banget tahu gak." seru Karamel dengan riang.
"Hehe, iya-iya minum yang banyak." ucap Switi sambil terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu.
"By the Way, kok tadi kamu lari sih??, aku kan jadi panik, maka nya aku ngikutin kamu." tanya Karamel dengan raut wajah yang nampak bingung.
"Eem ... ,itu, anu aku .... " ucap Switi sedikit gugup sambil memutar-mutar pipet minuman nya.
Karamel merasa bingung dengan sikap Switi yang terlihat senyum-senyum dan salah tingkah itu.
"Anu apaan!?, cepat bilang, keburu aku darah tinggi karena penasaran." ucap Karamel sedikit sebal.
"Eh??, iya-iya aku akan bilang. Jadi, tadi itu aku gak sengaja lihat Roy yang berjalan menuju ke lantai 3. Jadi, eeuum aku ngikutin dia deh, hehe .... " ucap Switi sambil terkekeh kecil.
"What!, kamu suka sama ROY!" ucap Karamel yang tak sengaja sedikit teriak sambil berdiri dari tempat duduk nya.
"Aduh!, sssstttt, jangan keras-keras." ucap Switi yang merasa sedikit malu.
"Ups, maaf, hehe .... " ucap Kamala sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan nya.
Karamel kembali duduk, sambil tersenyum kikuk ke arah orang-orang yang tengah duduk di kantin sebagai bentuk rasa maaf karena telah membuat keributan.
"Maaf-maaf kan saya." ucap Karamel dengan sopan sambil sesekali menundukkan kepalanya ke semua orang yang ada di sana.
Switi hanya bisa diam dan menutupi wajah dengan kertas menu yang ada di atas meja.
"Hei Switi, cepat ceritakan yang sebenarnya-benarnya." ucap Karamel yang merasa penasaran.
"iya-iya, jadi sebenarnya aku mulai menyukai Roy ketika pertama Ospek, soalnya dia begitu baik dengan ku, bahkan waktu itu saat aku hampir terjatuh, dia dengan cepat langsung menangkap ku." ucap Switi sambil senyum-senyum salah tingkah.
"Terus-terus, apa kamu sudah mengungkapkan perasaan suka kamu?" tanya Karamel dengan bersemangat.
"Huuf ... ,belum, soalnya aku tidak berani mengungkapkan nya karena dia begitu terkenal di kelas kami. banyak wanita yang juga mengagumi nya bahkan secara terang-terangan menyatakan perasaan mereka, walaupun semuanya di tolak oleh Roy. Jadi, aku merasa dengan mengangumi nya dalam diam dan melihat dia dari jauh pun sudah lebih dari cukup." ucap Switi dengan raut wajah yang sendu.
"Astaga sahabat ku yang satu ini, kenapa malah pasrah dan berlagak jadi penyair cinta sih." ucap Karamel merasa kesal dengan tingkah Switi.
"Yaa mau bagaimana lagi, kan aku prodi kesenian." jawab Switi.
"Eh?, Oh iya-iya, kan kamu anak kesenian, jadi syair-syair juga masuk dalam kesenian, haha .... " ucap Karamel sambil tertawa.
"Hadeh." ucap Switi sambil tersenyum dan geleng-geleng kepala dengan tingkah sahabatnya itu.
Kelas yang di ambil oleh Karamel dan juga Switi sudah lama selesai. Kini mereka berdua tengah bersembunyi di balik dinding dan sedang melihat Roy yang tengah bermain bola basket di lapangan kampus.
"Wih, gak kaleng-kaleng pilihan kamu Switi, ternyata dia ganteng dan juga atletis." ucap Karamel sambil menatap ke arah lapangan basket.
"Hehe ... ,iya dong, Switi gitu loh." jawab Switi sambil terkekeh kecil.
"Haha, kamu bisa saja." ucap Karamel sambil tertawa geli melihat tingkah sahabatnya.
Karamel dan Switi masih terus mengamati Roy yang tengah bermain dengan terus sembunyi di balik tembok yang berada dekat lapangan.
"Eh?, kalau itu siapa Switi?" tanya Karamel dengan raut wajah penasaran
"Mana??" tanya Switi sambil menatap ke arah lapangan dengan seksama.
Switi kemudian melihat Haru yang tengah berlari membawa bola dan melemparkan bola basket tepat masuk ring.
"Ooo ... itu, dia adalah Haru, dia itu dari pro- " ucap Switi terputus karena di potong oleh Karamel.
"Astaga!, dia itu pria yang tak sengaja aku tabrak tadi!, tapi untung lah dia tidak di prodi ku karena aku melihat nya di depan kelas mu tadi." ucap Karamel yang merasa sangat lega dan bersyukur.
"Eeuumm .... ,tapi, dia itu .... " ucap Switi yang kembali terpotong karena di potong oleh perkataan Karamel.
"Sudahlah, ayo kita pulang. Yang penting aku sudah tahu jika pria yang kamu sukai sangat tampan, nanti aku akan mencari cara supaya dia melihat dan tertarik pada mu. Wuahaha!" ucap Karamel sambil berpura-pura tertawa jahat.
"iihh!, tertawa jahat mu sangat merinding, aku takut dengan apa yang akan kamu lakukan." ucap Switi yang sedikit merinding.
"Hayy, sahabat ku, kau tenang saja. biar Karamel yang mengurus jalan agar kisah cinta mu mulus." ucap Karamel dengan percaya diri sambil menarik tangan Switi.
Karamel dan Switi berjalan menjauh dari lapangan basket dan memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Sejak kapan kamu bertambah tinggi??" ucap Karamel sambil berjalan bergandengan tangan dengan Switi.
"Kamu tuh kali yang semakin pendek, Haha .... jawab Switi sambil tertawa lucu.
"Hayshh ... , kau ini." ucap Karamel yang merasa sedikit sebal dan memukul lembut lengan Switi.
Switi segera melepaskan tangan nya dari genggaman Karamel dan berlari sambil tertawa meninggal kan Karamel di belakang.
"Hei Switi!, awas kau yaa." teriak Karamel sambil tersenyum bahagia.
Karamel juga menyusul Switi yang berlari di depan nya dengan rasa yang begitu bahagia.
Sementara itu, Haru yang baru saja istirahat sejenak untuk minum, sedikit tersenyum tipis ketika melihat seorang gadis bertubuh mungil dengan rambut hitam bergelombang pendek di atas bahu, tengah berlari dengan langkah kaki yang pendek. apalagi melihat tas ransel yang dia gunakan di belakang punggung nya juga ikut bergerak-gerak ketika dia berlari mengejar temannya dan Haru juga merasa lucu dengan gantungan kunci kelinci berwarna pink yang tergantung di tas ransel wanita itu.
"Lucu sekali." gumam Haru sambil tersenyum tipis.
"Hah?, siapa yang lucu." tanya Roy yang baru saja berjalan mendekati Haru.
"Ehem!, tidak ada kok." jawab Haru sambil meneguk air minum yang ada di botol nya.
"Hah??, aneh sekali." gumam Roy yang merasa sangat bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments