Seorang wanita paru baya melongo ditempat nya saat melihat dapur yang sebelumnya rapi dan bersih kini kotor dan berantakan, tatapan nya beralih kearah seorang pemuda yang berada di dapur tepat nya berdiri didepan kompor dengan memegang sotel ditangan nya.
...(Gambar sumb: Pinterest)...
"Astaghfirullah Bang! Kamu lagi ngapain?" tanya Bunda Gea syok melihat putra sulungnya berada didapur.
"Abang lagi masak bun, kenapa?" tanya pemuda itu balik.
"Masak apa? Tumben banget abang masak biasa nya ga pernah tu jangankan masak, masuk dapur aja abang jarang" ujar sang Bunda bingung.
"Buat Istri abang bun, abang pengen masakin dia bekal buat sekolah" jawab pemuda itu.
Bunda Gea membuka mulut nya lebar saat mendengar ucapan sang putra sulungnya itu, ibu tiga anak itu syok saat mendengar ucapan Jay.
"Istri siapa?! Kapan kamu nikah bang?! Kenapa ga ngasi tau bunda hah?!" tanya Bunda Gea syok, kapan putra nya ini menikah tiba-tiba saja sudah punya istri.
"Belum nikah bun, tapi udah kawin" jawab Jay santai sembari membalik telur nya yang setengah gosong itu.
Bunda Gea melotot kan matanya saat mendengar ucapan sang anak, ia menatap syok putra sulungnya itu, apa katanya tadi? Sudah kawin.
"aaaaa bunda sakit bun sakit" ringgis Jay saat telinga nya di jewer Bunda Gea.
"Jayden Denanda! Kamu ngapain anak orang hah?! Bagaimana jika dia hamil, bunda ga mau tau kamu harus nikahi anak orang itu!" ujar Bunda Gea marah.
Jay mengerutkan dahinya bingung saat mendengar ucapan sang bunda, memang nya kapan dia nidurin Lian sampai Lian hamil, dekat saja harus dipaksa apalagi tidur.
"Bun abang ga ada nidurin cewek abang, mana berani abang bun" ujar nya.
Bunda Gea melepaskan jeweran nya pada telinga Jay, ia memicingkan matanya menyelidik sejak kapan putra nya ini serius dengan hubungan.
"Sejak kapan kamu pacaran? Kenapa tidak kenalkan sama Bunda?" tanya Bunda gea menyelidik.
"Baru bun, nanti aja abang kenalin soal nya yang satu ini susah bun,galak orang nya " ujar Jay sembari mencebikan bibir nya.
Bunda Gea mengulum senyum saat melihat raut kesal anak nya itu, dia jadi penasaran seperti apa orang yang sudah membuat anak nya seperti ini.
"tada! masakan nya sudah jadi" ujar nya menunjukan masakan nya pada Bunda.
Bunda gea menatap ngeri pada masakan Jay, telur setengah gosong itu apakah bisa dimakan? Ingin menegur putra nya namun bunda Gea takut mematahkan hati sang putra.
"Abang biar bunda yang siapin bekal untuk pacar abang ya? Abang siap-siap dulu sana" ujar Bunda Gea.
Jay menggeleng lalu menyusun bekal buat Lian dan menaruh nya didalam mini bag, setelah itu ia bergegas pergi kekamar nya untuk bersiap.
Bunda Gea menghembuskan nafas berat nya dan menatap iba pada bekal yang terletak diatas meja itu, semoga saja pacar putra nya tidak Sekarat setelah memakan masakan putra nya.
......(foto sumb: pinterest)......
...Masakan Bang Jay ni senggol dong!...
_________________
Lian menatap bingung sodoran kotak persegi didepan nya, ia menatap Jay seolah bertanya.
Pemuda didepannya ini malah tersenyum manis sembari menggerakkan tangan nya agar Lian menerima bekal yang ia buat, Lian mengambil bekal itu dan disambut senyum mengembang milik Jay.
Saat ini kedua sejoli itu sedang berada di taman belakang sekolah, setelah bel istirahat berbunyi Jay langsung menarik tangan nya menuju taman belakang. Lian membuka kotak bekal itu, ia terdiam sejenak melihat telur setengah gosong itu lalu menatap Jay yang masih memasang senyum pebsoden nya.
Lian menyendok makanan itu lalu memakan nya,pada kunyahan pertama Lian terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menganggukan kepalanya pelan.
"lumayan" ujar nya kembali menyuap lagi makanan kedalam mulutnya.
Jay senang bukan main saat mendengar ucapan Lian, ia pikir masakan nya tidak enak ternyata pikiran nya salah, ia ingin mencoba masakan nya namun tangan nya ditepis kasar oleh Lian.
"lo masak ini buat gue kan?" tanya Lian.
Jay mengangguk sembari menatap Lian. "berarti ini milik gue dan lo ga boleh minta!" ujar Lian.
Jay tersenyum, ia tidak marah saat Lian berujar seperti itu, ia menyimpulkan bahwa masakan nya enak karna itu Lian tidak mau berbagi.
"Lian!" Jay dan Lian menoleh ke arah suara disana terlihat Gali yang sedang berlari kearah nya.
"Kenapa?" tanya Lian saat Gali sampai didepan nya dengan nafas ngos-ngosan.
"lo huhh lo dipanggil huhh sama kepala sekolah" ujar Gali masih ngos-ngosan.
"wih ada telor ni" ujar Gali riang saat melihat telur yang tersisa sedikit dikotak bekal itu.
Tanpa permisi Gali mengambil telur itu lalu memakan nya, Jay melotot kan matanya garang saat melihat siswa didepan nya ini memakan bekal yang ia siapkan untuk Lian.
Gali memuntahkan lagi makanan nya saat merasakan asin pada telur itu, dengan cepat ia meminum air minum Lian.
"Buset asin bener ni telur! Ini makanan atau racun!" ujar Gali setelah meminum habis air dari botol Lian.
Jay melotot kan mata nya saat mendengar ucapan Gali, ia mengambil sisa potongan kecil telur yang tersisa lalu memakan nya, baru satu kunyahan Jay langsung memuntahkan lagi telur itu dan meminum air nya.
Jay menatap Lian yang hanya diam menatap nya,lalu kembali menatap kotak bekal yang sudah kosong itu.
"gue kesana setelah bel masuk, lo duluan" ujar Lian pada Gali.
Gali mengangguk lalu pergi dari sana, Lian mengambil kotak bekal itu dan menutup nya setelah nya ia memberikan pada Jay.
"makasih buat bekal nya Kak" ujar Lian.
"kenapa lo makan semua nya? Itu kan asin?" tanya Jay pada Lian.
"kata mama kita ga boleh menolak pemberian orang, suka atau tidak kita harus memakan nya sebagai bentuk rasa hormat kita" ujar Lian.
"Gue duluan kak" ujar Lian lalu pergi dari sana.
Jay menatap kosong kotak bekal ditangan nya, ia tersenyum tipis sembari memeluk kotak bekal itu.
"Lo bisa aja nolak atau bilang masakan gue ga enak tapi ga lo lakuin, apa gue bisa nyimpulin kalo lo udah nerima gue" ujar Jay pada dirinya sendiri.
Jay mengguyar rambut nya kebelakang, ia tersenyum manis sembari menatap langit yang sang cerah.
"aahhh bisa gila gue lama-lama kalo begini " kekeh nya.
Jay melangkah pergi dari sana sembari tersenyum kecil, hatinya sangat bahagia.
Setelah kepergian Jay seseorang yang sejak tadi bersembunyi dibalik pohon besar itu keluar, tangan nya terkepal erat menatap punggung Jay yang menjauh.
"Lian sialan! Jay hanya punya gue!" ujar nya lalu pergi dari sana.
_________
Lian menatap pak kepala sekolah itu dengan lamat, ia menunggu ucapan yang akan dikeluarkan oleh kepala sekolah itu dan perasaan Lian tidak enak sejak tadi.
"Kenapa pak?" tanya Lian karna kepala sekolah nya tidak berbicara.
"Lian, saya mendapatkan laporan bahwa uang spp mu masih menunggak selama 3 bulan ini. Saya harap kamu segera lunasi tunggakan itu atau terpaksa kami mengeluarkan mu dari sekolah ini" ujar kepala sekolah itu pada Lian.
Lian terdiam mendengar ucapan kepala sekolah nya, ia memang menunggak spp nya selama 3 bulan, bukan karna ia tidak mau bayar namun memang ia tidak memiliki uang untuk membayar nya, bersekolah di sekolah swasta yang terkenal ini juga harus mengeluarkan uang yang banyak, seperti spp contoh nya.
"Maaf pak, saya memang menunggak selama 3 bulan, tapi bisakah berikan saya waktu. Saya tidak punya cukup uang untuk melunasi nya dalam waktu dekat ini pak" ujar Lian pada kepala sekolah dan ia berharap kepala sekolah nya itu mengerti.
"Saya tau kehidupan kamu memang susah Lian, dan saya bisa mengerti tapi guru-guru yang lain belum tentu mengerti" ujar kepala sekolah itu.
"baik pak, akan saya usahakan untuk segera melunasi nya" ujar Lian.
Kepala sekolah itu mengangguk lalu mempersilahkan Lian keluar dari ruangan nya, mengacak rambutnya frustasi, ia berjalan menuju taman belakang biarlah ia bolos untuk sehari ini.
Dimana dia harus mendapatkan uang sebanyak itu untuk spp nya, bahkan gaji nya tidak cukup untuk membayar spp nya, tidak mungkin ia meminta sama mama nya meskipun mama nya tidak keberatan tapi tetap saja masih banyak pengeluaran yang di butuhkan.
Lian mengacak-ngacak rambutnya frustasi, ia menggigit bibir bawahnya agar isak tangis nya tidak keluar, dia lelah sangat lelah untuk sekarang ia benar-benar rapuh, kenapa harus dia yang berada diposisi ini.
"gue capek" lirih nya.
Lian menutup wajah nya dengan kedua tangan nya, ia menangis tanpa suara, ia benci disaat seperti ini, Lian sangat ingin mengambil jalur beasiswa namun dia sadar dia tidak sepintar itu mendapatkan beasiswa, dirinya bisa masuk kesini karna paksaan dari sahabat nya dan awal nya ia pikir tidak ada yang nama nya spp setelah sebulan dia masuk dia baru mengetahui bahwa sekolah ini adalah Swasta dan spp nya sangat mahal. Lian ingin berhenti saat itu namun saat mendapati pertanyaan dari sang Mama alasannya ingin berhenti justru sang mama malah mengajukan diri untuk membayar spp nya dan saat itu Lian tidak jadi berhenti dan berbohong pada sang mama bahwa spp nya murah dan bisa ia bayar sendiri.
Lian menghapus air mata nya, lalu mengepalkan tangan nya erat, dia tidak boleh lemah dan dia harus kuat jika dia terjatuh siapa yang akan menjadi sandaran untuk keluarga nya.
"bisa, gua pasti bisa ayo bekerja keras Lian dan semangat!" ujar nya menyemangati dirinya sendiri.
Lian pergi dari taman belakang menuju kelasnya, ia tidak akan menyerah hanya karna masalah ini, tanpa Lian sadari seseorang sudah memperhatikan nya sejak ia datang tadi, orang itu menatap lamat punggung Lian yang menjauh.
"Sepertinya gue harus turun tangan dalam masalah ini, ada penghianat disekolah gue" ujar Orang itu dingin.
_________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Alfan
aku bantu like dan subscribe ya kak karya mu, semoga kakak suka dan jangan lupa untuk saling dukung ya 🤗🙏
2023-10-06
1