Senja Pengganti

Senja Pengganti

Nurul Choirunnissa Ghinayah

"Nissa, sepuluh menit lagi senja menghilang. Lebih baik kita turun sekarang, suara azan magrib sebentar lagi berkumandang!" ujar Amira, Nissa menoleh dengan tatapan sendu. Tak ada ekspresi, seolah ada sesuatu yang tengah dipikirkan Nissa.

Nissa berdiri tegak menatap lurus senja di ufuk barat. Kedua kakinya tegak, berdiri di atas bukit tinggi. Tempat paling nyaman dan tenang baginya. Sebuah bukit yang berada tidak jauh dari kotanya. Sebagai seorang pendaki, Nissa terbiasa turun dan naik bukit. Gadis berhijab yang telah lama bersahabat dengan alam. Senja menjadi alasan setiap pendakian dan pengejarannya selama ini.

Nissa menoleh ke sekelilingnya, tempatnya berdiri cukup tinggi. Nissa mampu melihat sekelilingnya dengan begitu jelas. Mengagumi keindahan ciptaan-NYA. Mensyukuri nikmat yang tersaji tepat di kedua mata indahnya. Amira menatap Nissa sendu, ada sesuatu yang mulai mengusik hatinya. Amira menangkap sebuah kecemasan yang tersimpan dalam mata indah Nissa. Sahabat yang selalu mencoba tegar. Meski sakit ada dalam langkah hidupnya.

"Amira!"

"Hmmm!" sahut Amira santai, Nissa menoleh ke arah Amira. Nampak senyum simpul terutas di wajah cantik Amira. Hijab instan Nissa melambai tersapu angin sore. Menyejukkan hati Nissa yang bimbang akan langkahnya.

"Malam ini acara lamaranku. Besok pagi, pengajian di rumahku. Besok lusa pernikahanku!" ujar Nissa lirih, tatapannya tajam ke arah senja yang menghilang.

"Kamu bercanda!" ujar Amira kaget, kedua mata Amira membulat sempurna. Namun rasa kaget Amira berubah. Ketika Amira melihat Nissa menganggukkan kepala. Isyarat perkataan Nissa sebuah kenyataan, bukan candaan semata.

"Entahlah, aku berharap ini hanya mimpi. Berakhir tatkala kedua mataku terbuka!" sahut Nissa lirih, sembari menghela napas.

"Pernikahan bukan didasari 'Entahlah' dan semua selesai. Ini hidupmu, kamu harus berjuang dan berani mengatakan tidak. Senja akan datang meski terlambat, tapi kebahagianmu bukan senja. Kamu berhak bahagia sekarang, bukan nanti!"

"Amira, mungkin ini jalanku. Senjaku mulai menghilang dan aku harus menjadi senja orang lain!"

"Siapa dia?"

"Maksudmu?" sahut Nissa heran, Amira menangkup bahu Nissa. Menatap lekat dua mata sahabatnya. Nissa mengedipkan kedua matanya berkali-kali. Nissa merasa tidak paham perkataan Amira.

"Calon suamimu!"

"Laki-laki!" sahut Nissa santai, Amira mendengus kesal. Nissa tersenyum manis, bahagia melihat kekesalan sahabatnya.

"Jangan katakan, kamu tidak mengenalnya!"

"Jangankan mengenalnya, bertemu dengannya saja aku tidak pernah!" sahut Nissa, Amira terdiam.

Amira melepaskan tangannya, menjauh dari tubuh sahabatnya. Amira menggelengkan kepalanya lemah. Merasa tak percaya akan kenyataan yang terucap dari bibir Nissa. Amira tak habis pikir, Nissa bisa melakukan kebodohan yang benar-benar bodoh. Amira merasa tak mengenal sahabatnya.

"Kamu bodoh atau kehilangan akal. Dua hari lagi kamu menikah, tapi kamu tidak mengenalnya. Nissa ini pernikahan, bukan permainan yang bisa kamu akhiri saat kamu lelah bermain!"

"Amira, aku mungkin bodoh. Namun percayalah, sebodoh-bodohnya aku. Takkan aku mengkhianati janji suci yang terucap. Pernikahan memang bukan permainan, sebab pernikahan hubungan suci yang disatukan oleh ridho-NYA. Aku akan menjaga kesucian hubungan ini dengan segenap hatiku!" tutur Nissa, Amira mengangguk pelan.

Amira merentangkan kedua tangannya. Nissa tersenyum, lalu memeluk Amira. Pelukan dua sahabat yang disaksikan senja. Rasa saling peduli dan percaya. Saling menguatkan dikala lemah dan rapuh. Amira menepuk pelan punggung Nissa. Tepukan hangat sang sahabat, demi sebuah kekuatan dan rasa sayang.

"Aku akan selalu ada bersamamu. Senjamu mungkin hanya pengganti saat ini. Namun percayalah, senja itu akan ada untukmu. Meski terlambat, senja itu akan datang membawa bahagia untukmu. Aku yakin itu dan kamu juga harus yakin itu!" bisik Amira, Nissa mengangguk dalam pelukan sahabatnya.

"Terima kasih!" sahut Nissa, Amira mengangguk pelan.

Senja mulai menghilang, terganti petang yang menyapa. Sayub terdengar murrotal dari masjid di sekitar bukit. Nissa dan Amira langsung melepaskan pelukan mereka. Kedua tersenyum bersama, menertawakan kebersamaan dan kehangatan diantara keduanya. Melupakan waktu yang berdetak, sampai mereka lupa akan malam yang segera menyapa.

"Nurul Choirunnissa Ghinayah, wanita penuh cahaya dan cinta. Sudah saatnya kita pergi, menghadapi jalan terjal di depan kita!" ujar Amira menggoda Nissa. Sekilas terlihat kedipan mata Nissa. Mengiyakan perkataan Amira, lalu menoleh ke arah senja. Sang jingga yang tenggelam jauh di ufuk barat.

"Senja, terima kasih selalu menenangkan hati dan jiwaku. Kelak aku berharap, kamu akan selalu datang menyapaku. Meski aku hanyalah senja pengganti. Namun aku akan selalu menjadi penganggum keindahan lukisan jinggamu. Terima kasih, hadirmu menjadi alasan senyum dan bahagiaku!" batin Nissa, seraya menatap senja dengan begitu lekat.

"Nissa, kita harus pergi!"

"Amira, aku akan menginap. Kamu pulanglah, besok malam aku akan pulang!"

"Kenapa? Malam ini acara lamaranmu. Kamu harus datang, meski kamu terpaksa melakukannya. Semua demi kehormatan orang tuamu!" ujar Amira, Nissa menunduk. Gelengan kepala Nissa, jawaban paling menyakitkan yang terdengar oleh Amira.

"Ini, bacalah!" ujar Nissa singkat, tangannya terulur ke arah Amira. Nissa memberikan ponsel pintarnya.

Amira membaca sebuah pesan yang ingin ditunjukkan oleh Nissa. Amira terkejut, dua bola matanya membulat sempurna. Kedua matanya terasa panas, hatinya berdebar dengan rasa ngilu yang teramat. Nissa menghela napas, saat dia menyadari sikap Amira.

"Nissa, kenapa kamu harus menerima pernikahan ini? Dia menolakmu dengan sangat hina. Dia memandangmu dengan jijik, haruskah semua ini terjadi. Aku mohon Nissa, pertimbangkan lagi!"

"Amira, pengganti akan selalu tersisih. Namun takkan terlupakan. Biarkan dia memandangku hina, tapi ketulusanku akan merubah pandangannya!"

"Kapan semua itu akan terjadi? Sanggupkah kamu menerima semua hinaan. Kamu wanita sempurna, tak pantas menerima hinaan ini!" sahut Amira.

Allahhu Akbar.... Allahhu Akbar

"Pulanglah, aku akan menginap!" ujar Nissa, bersamaan dengan suara azan.

"Nissa!"

"Aku baik-baik saja, percayalah!" sahut Nissa menghapus kecemasan hati Amira.

Nissa menatap punggung Amira yang menjauh. Sedangkan Nissa memutuskan berjalan ke arah gubuk yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Nissa duduk menatap petang, mendengarkan suara azan. Terdengar merdu dan menyayat hati. Nissa merasa damai diantara sepi malam. Tak ada rasa takut, semua sirna oleh rasa takut akan pernikahan dirinya besok lusa.

"Nissa, minumlah!"

"Kamu!" sahut Nissa tak percaya.

"Tidak perlu kaget, aku turun hanya mrngambil makanan dan minuman!"

"Tapi sudah hampir malam. Pulanglah!"

"Aku tidak akan meninggalkanmu, sahabat tidak pernah meninggalkan sahabatnya. Jika kamu tinggal, aku juga akan tinggal. Dia mungkin akan merubahmu, tapi dia tidak akan bisa menghancurkan persahabatan kita!" sahut Amira santai dan lantang.

"Kamu sahabat selamanya!" ujar Nissa sembari berdiri.

"Kemana?"

"Pulang!" sahut Nissa santai.

"Kenapa?"

"Dia ingin menemuiku, ada yang ingin dia katakan!" ujar Nissa, Amira membaca pesan yang baru saja terkirim di ponsel Nissa.

"Laki-laki sombong!" ujar Amira kesal.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

mampir jg thorrrr....

2024-03-29

0

Laksmi Amik

Laksmi Amik

mmpir thor

2024-02-11

0

muthia

muthia

mampir🙏

2024-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Nurul Choirunnissa Ghinayah
2 Ahmad Dzaky Raditya
3 Syakira Asyiffa Ghinayah
4 Saskia Dwi Ananda
5 Zain Al Ghiffari
6 Perdebatan Hangat
7 Izin yang ditolak
8 Tasya Eka Wiguna
9 Farhat Abiyaksa Putra
10 Pelampiasan
11 Kamu Istriku
12 Dermaga
13 Hangat pagi hari
14 Berdua di Mobil
15 Dia Putra kita...
16 Melepas Rindu
17 Kejujuran Menyakitkan
18 Malam Dingin
19 Arsyila Amira Putri
20 Pergi Bersama
21 Alun-alun kota
22 Berdua di Kantor
23 Pesta Ulang Tahun
24 Malam Panjang
25 Harapan
26 Kesalahpahaman
27 Isi Hati yang terluka
28 Di bawah hujan...
29 Diam yang Menyiksa...
30 Alvira Putri Oktaviani Kusuma
31 Pergi tanpa pamit
32 Mbok Parmi
33 Fakta yang Tersimpan
34 Kekaguman Rayhan
35 Cinta yang Rumit
36 Irfan Putra Kusuma
37 Cucu yang tak diharapkan
38 Makan siang yang gagal
39 Rindu tengah malam
40 Cinta
41 Tiga Keturunan Kusuma
42 Hujan
43 Hati yang mengalah
44 Semangkok berdua
45 Di sela hangat fajar
46 Ancaman
47 Pilihan
48 Keputusan
49 Bukti cinta
50 Kebersamaan
51 Keegoisan
52 Daniel Dwi kusuma
53 Permintaan maaf
54 Pulang
55 Naufal Ardiansyah Putra
56 Bersama di waktu Isya
57 Kebenaran
58 Cemburu yang menyakitkan
59 Pertengkaran
60 Sebatas harta
61 Suara hati
62 Pulang dari Rumah Sakit
63 Sepiring berdua
64 Amarah Daniel
65 Zahra Afiqa Putri
66 Tatapan penuh cinta
67 Tamparan
68 Maaf....
69 Dua Bayi Kembar...
70 Amarah Amira....
71 Muhammad Maulana Farhan
72 Haruskah pergi?
73 Taman Rumah Sakit
74 Pergi...
75 Bayanganmu...
76 Surat Terakhir
77 Kabar Gembira
78 Permohonan
79 Humaira Shakila Najma dan Hana Zahra Alwani
80 Pertemuan
81 Di bawah hujan
82 Gadis Bercadar
83 Rapat di restoran
84 Penolakan
85 Kebenaran yang tersimpan
86 Tiga Saudara
87 Dua bidadari...
88 Rencana menginap
89 Amarah Hana
90 Daniel Dwi Kusuma
91 Ketegasan
92 Thariq Irfan Hamzah
93 Siapa dia?
94 Kebencian Daniel
95 Keraguan
96 Alasan yang tersimpan
97 Masa lalu
98 Fakta mengejutkan
99 Fathir Achmad Azzamy
100 Kakak
101 Sebatas Adik
102 Harapan yang pupus
103 Keputusan
104 Kerapuhan Nissa
105 Kekecewaan
106 Pergi
107 Daffa Adzriel Wijaya
108 Jarak tak terlihat
109 Perdebatan
110 Kecemasan dua saudara
111 Nur Ghinayah Putri
112 Penolakan
113 Kepedulian Zain
114 Suara Hati Nur
115 Malam yang Pahit
116 Merah kesucian yang terenggut
117 Tawa Kebahagian
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Nurul Choirunnissa Ghinayah
2
Ahmad Dzaky Raditya
3
Syakira Asyiffa Ghinayah
4
Saskia Dwi Ananda
5
Zain Al Ghiffari
6
Perdebatan Hangat
7
Izin yang ditolak
8
Tasya Eka Wiguna
9
Farhat Abiyaksa Putra
10
Pelampiasan
11
Kamu Istriku
12
Dermaga
13
Hangat pagi hari
14
Berdua di Mobil
15
Dia Putra kita...
16
Melepas Rindu
17
Kejujuran Menyakitkan
18
Malam Dingin
19
Arsyila Amira Putri
20
Pergi Bersama
21
Alun-alun kota
22
Berdua di Kantor
23
Pesta Ulang Tahun
24
Malam Panjang
25
Harapan
26
Kesalahpahaman
27
Isi Hati yang terluka
28
Di bawah hujan...
29
Diam yang Menyiksa...
30
Alvira Putri Oktaviani Kusuma
31
Pergi tanpa pamit
32
Mbok Parmi
33
Fakta yang Tersimpan
34
Kekaguman Rayhan
35
Cinta yang Rumit
36
Irfan Putra Kusuma
37
Cucu yang tak diharapkan
38
Makan siang yang gagal
39
Rindu tengah malam
40
Cinta
41
Tiga Keturunan Kusuma
42
Hujan
43
Hati yang mengalah
44
Semangkok berdua
45
Di sela hangat fajar
46
Ancaman
47
Pilihan
48
Keputusan
49
Bukti cinta
50
Kebersamaan
51
Keegoisan
52
Daniel Dwi kusuma
53
Permintaan maaf
54
Pulang
55
Naufal Ardiansyah Putra
56
Bersama di waktu Isya
57
Kebenaran
58
Cemburu yang menyakitkan
59
Pertengkaran
60
Sebatas harta
61
Suara hati
62
Pulang dari Rumah Sakit
63
Sepiring berdua
64
Amarah Daniel
65
Zahra Afiqa Putri
66
Tatapan penuh cinta
67
Tamparan
68
Maaf....
69
Dua Bayi Kembar...
70
Amarah Amira....
71
Muhammad Maulana Farhan
72
Haruskah pergi?
73
Taman Rumah Sakit
74
Pergi...
75
Bayanganmu...
76
Surat Terakhir
77
Kabar Gembira
78
Permohonan
79
Humaira Shakila Najma dan Hana Zahra Alwani
80
Pertemuan
81
Di bawah hujan
82
Gadis Bercadar
83
Rapat di restoran
84
Penolakan
85
Kebenaran yang tersimpan
86
Tiga Saudara
87
Dua bidadari...
88
Rencana menginap
89
Amarah Hana
90
Daniel Dwi Kusuma
91
Ketegasan
92
Thariq Irfan Hamzah
93
Siapa dia?
94
Kebencian Daniel
95
Keraguan
96
Alasan yang tersimpan
97
Masa lalu
98
Fakta mengejutkan
99
Fathir Achmad Azzamy
100
Kakak
101
Sebatas Adik
102
Harapan yang pupus
103
Keputusan
104
Kerapuhan Nissa
105
Kekecewaan
106
Pergi
107
Daffa Adzriel Wijaya
108
Jarak tak terlihat
109
Perdebatan
110
Kecemasan dua saudara
111
Nur Ghinayah Putri
112
Penolakan
113
Kepedulian Zain
114
Suara Hati Nur
115
Malam yang Pahit
116
Merah kesucian yang terenggut
117
Tawa Kebahagian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!