"Selamat datang tuan muda!"
"Hmmm, dimana semua orang?" sahut Radit dingin, langkah kakinya terasa begitu kaku.
Raditya sang tuan muda, penguasa beberapa perusahaan besar. Seorang pembisnis yang kaku, tapi sesungguhnya hangat pada keluarganya. Sikap yang selalu ditutupinya, agar tak ada orang yang memandangnya lemah. Radit seorang ayah dari putra dengan kebutuhan khusus. Tulang punggung dari keluarga besarnya. Tanggungjawab yang sudah dipikulnya sejak masih remaja. Beban berat yang menempa Radit menjadi kuat dan bertanggungjawab.
"Tuan besar ada di perpustakaan, sedangkan yang lainnya ada di kamar mereka masing-masing. Tuan muda Zain, ada di taman belakang!" ujar Ifa, salah satu ART di rumah besar Radit.
"Panggil semua orang, mereka harus menyambut istriku. Nyonya baru di rumah ini. Katakan pada mereka, aku hanya akan menunggu selama lima menit tidak lebih. Jika ada yang tidak datang, mereka akan menerima amarahku!" ujar Radit tegas dan lantang, Ifa mengangguk dengan rasa takut. Radit bukan pribadi yang bisa diajak berkompromi. Sekali dia tidak suka, selamanya dia akan tidak suka. Tak ada satupun yang berani melawan kehendak Radit.
"Kemari kamu!" panggil Radit pada Nissa, tepat sesaat setelah Ifa pergi memanggil semua orang.
Nissa berjalan perlahan, gaun putih pengantinnya telah berganti. Gamis berwarna maroon melekat indah di tubuhnya. Hijab panjang menutupi mahkota yang tak pernah tergerai. Nissa anggun dengan pakaian yang menutup seluruh lekuk tubuhnya. Kecantikan muslimah yang tersimpan dalam sederhana sosok Nurul Choirunnissa. Sejenak Radit terpana akan sosok Nissa. Namun secepat mungkin Radit menutupi kekagumannya. Seakan rasa kagum akan sosok Nissa salah dan tidak pantas.
"Ada apa tuan besar?" sahut Nissa lirih, Radit langsung menoleh. Nampak Nissa menundukkan kepalanya. Nissa berdiri beberapa langkah di belakang Radit. Jarak yang sengaja dibentuk Nissa akan sosok imam dunia akhiratnya.
"Kamu serius memanggilku tuan besar!" sahut Radit dingin, Nissa mengangguk tanpa menoleh ke arah Radit. Senyum sinis Radit, tak terlihat oleh Nissa. Senyum yang tengah mencemooh sikap Nissa.
"Bukankah panggilan itu yang anda harapkan. Seorang suami yang tak pernah menganggap serius pernikahannya. Takkan pernah bersikap hangat pada istrinya. Status nyonya yang anda katakan, tak lebih nama lain dari sebutan untuk ART!"
"Kamu!" sahut Radit marah, jelas terlihat kekesalan Radit. Amarah yang terpancing, kala Nissa memojokkan dirinya. Nissa seolah ingin mengatakan pada dunia dan semua orang. Jika dirinya tak lebih dari ART Radit.
"Kenapa?" sahut Nissa lugas, Radit menghela napas. Memilih diam, mengakhiri perdebatan yang baru saja dimulai. Nissa berjalan mundur beberapa langkah. Jarak jelas terlihat diandatara Nissa dan Radit. Jarak yang tak begitu jauh, tapi tidak juga dekat saat kita melewatinya.
"Kemana mereka? Kenapa lama sekali?" ujar Radit dengan amarah. Rasa kesal yang tak jelas alasannya. Nissa diam setengah mengacuhkan amarah Radit. Entah kenapa Nissa harus berada di sekitar Radit? Jika tersisih dan teracuhkan. Jalan takdir tak pernah bisa ditebak. Hanya menjalani dengan ikhlas, cara terbaik menerima yang tertulis.
"Ada apa Radit? Tidak perlu marah-marah. Butuh waktu berjalan kemari, lima menit tidak akan cukup!"
"Tapi mereka sengaja berjalan pelan!"
"Bukan mereka yang sengaja melakukannya, tapi kasih sayangmu yang membuat mereka bersikap seperti itu. Kamu selalu lemah, tak pernah tegas pada mereka. Ini yang akhirnya harus kamu terima. Mereka menganggap angin lalu peringatanmu!"
"Papa, kenapa malah membuat kak Radit membenci kami?" sahut Saskia, langkah anggun penuh keangkuhan nampak di setiap langkahnya. Radit dan Sanjaya menoleh, ke arah nona muda keluarga ini. Hanya Nissa yang tak peduli akan sosok Saskia. Nissa memilih untuk diam dalam pemikirannya yang tak tentu arah.
Saskia Dwi Ananda, putri kedua keluarga besar Radit. Adik perempuan Raditya, usianya hampir sama dengan Nissa. Hanya selisih beberapa tahun, lebih muda Nissa. Cantik itu pasti, melihat Radit yang tampan berkharisma. Angkuh menjadi watak dominan Saskia, sebab kemewahan sudah menyelimuti hidupnya sejak lama. Kasih sayang Radit menjadi alasan kedua sikap sombong Saskia. Adik kesayangan sang tuan muda yang akan mendapatkan semua hal dalam sekejap mata.
"Saskia dia istri kakak!" ujar Radit, Saskia berjalan menghampiri Nissa. Dengan langkah yang begitu angkuh. Saskia berdiri tiga langkah di depan Nissa. Lalu memutar tubuhnya, menoleh ke arah Radit.
"Wanita ini yang menjual dirinya padamu. Aku pikir dia wanita berkelas, ternyata norak dan kampungan. Berapa kakak membelinya?" ujar Saskia sinis, Nissa dan Radit langsung mengakat wajahnya. Keduanya menatap Saskia secara bersamaan. Hanya arti tatapan mereka yang berbeda.
Nissa menoleh ke arah Radit, tatapan sendu Nissa terasa menusuk hati Radit. Entah kenapa Radit merasakan ngilu yang teramat? Radit merasa kecewa dengan perkataan Saskia. Namun kata terlanjur terucap dan tak mungkin bisa ditelan. Nissa menunduk, sesaat setelah dia menatap Radit. Tangan Nissa mengepal sempuna, menggenggam erat ujung hijab panjangnya. Pertama kalinya, Nissa merasa terhina. Itupun dari keluarga imam dunia akhiratnya. Keluarga yang akan hidup bersamanya selama beberapa tahun atau bahkan selama sisa hidupnya.
"Dimana yang lain?" ujar Radit datar, acuh akan perkataan kasar Saskia. Meski Radit mengerti arti tatapan Nissa yang penuh rasa sakit. Namun kasih sayangnya pada Saskia membuat Radit tak berdaya dan membela Nissa. Istri yang baru dinikahinya beberapa waktu yang lalu.
"Mereka sibuk, tidak ada waktu bertemu dengan dia!"
"Saskia, dia istri kakak!" sahut Radit santai, Saskia tak menggubris perkataan Radit. Dengan santainya Saskia berlalu pergi. Meninggalkan Nissa dan Radit begitu saja. Tak ada uluran tangan, sekadar sikap hangat pada istri kakaknya.
"Maafkan sikapnya, dia Saskia adik Radit!" sahut Sanjaya, Nissa mengangkat wajahnya. Radit menoleh ke arah Nissa. Kebisuan Nissa mengusik hati Radit. Entah kenapa ada rasa bersalah menyusup di hatinya? Tatkala Radit mengingat perkataan dan sikap kasar Saskia pada Nissa.
"Tidak perlu meminta maaf, tak satupun perkataannya salah. Aku memang wanita pelunas hutang. Putramu telah membeliku dengan sangat mahal. Kekesalan adiknya sangat pantas, mengingat kakaknya membeli wanita murah dengan harga mahal!" sindir Nissa, Radit seketika menoleh. Tatapan tak percaya Radit akan perkataan Nissa jelas terlihat. Radit merasa tiap kata Nissa ditujukan untuknya.
"Nak, jangan berkata seperti itu. Apapun alasan yang membuat kalian berdua menikah. Radit tetap suami yang harus mengayomi dan melindungimu. Kelak semua akan berubah, seiring waktu mereka akan menyadari cintamu. Sekarang istirahatlah. Aku masuk dulu!" tutur Sanjaya hangat, Nissa mengangguk sembari menangkupkan tangan. Mengiyakan perkataan Sanjaya, menyambut hangat uluran tangan ayah mertua.
"Tuan besar, dimana kamar pembantu?" ujar Nissa, sesaat setelah Sanjaya pergi.
"Ada di rumah belakang, mereka tinggal di satu rumah. Namun berbeda rumah laki-laki dan perempuan!" sahut Radit santai, Nissa mengangguk pelan. Nissa menarik koper sedang miliknya. Koper yang membawa beberapa gamis miliknya. Radit terpaku, melihat Nissa berjalan melewatinya. Radit tak mengerti, kenapa Nissa berjalan menuju arah belakang?
"Tunggu, kemana?" ujar Radit bingung, sembari menahan tangan Nissa.
"Kamar pembantu!"
"Untuk!" sahut Radit semakin bingung, tanpa melepaskan tangan Nissa.
"Istirahat, bukankah seorang pembantu harus tidur di kamar pembantu. Tidak mungkin aku tidur di kamar majikan. Jika nyatanya aku ada di rumah ini sebagai pembantu!" ujar Nissa dingin, Radit membisu.
"Nissa kamu salah paham!"
"Permisi, saya harus meletakkan barang. Jika tuan butuh sesuatu, silahkan telpon saya!" ujar Nissa dingin, sedingin es yang mampu membekukan hati dan jiwa Radit.
"Nissa, jangan berlebihan!" ujar Radit, lalu menarik tangan Nissa. Radit melepaskan koper dari tangan Nissa. Radit meminta asisten pribadinya membawa koper Nissa menuju kamar utama.
"Saya hanya mengikuti perkataan anda!"
"Diamlah!" bentak Radit, Nissa menutup mata ketakutan. Radit merasa bersalah, saat melihat rasa takut di wajah Nissa.
"Maaf!" batin Radit pilu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Yuli Yuli
Raditia Uda mulai suka ni
2024-03-29
0
Mommy Kymi
ceritanya menarik...makasih thor... bisa buat me time ku saat rehat dr rutinitas
2024-02-11
0
Rita Riau
sabar ya Nissa,,, buat Raditya jatuh cinta pada mu,,, 🥰🥰
2023-12-27
0