"Selamat malam, maaf lama menunggu!" sapa laki-laki paruh baya. Nissa langsung berdiri, berjalan mundur beberapa langkah. Tatkala Nissa melihat laki-laki itu mengulurkan tangannya.
Nissa terkejut, melihat seorang laki-laki datang menemuinya. Laki-laki dewasa yang berumur sekitar tiga puluh lima atau lebih. Seorang laki-laki dewasa tampan dengan penampilan sangat modis. Laki-laki yang mampu menawan para kaum hawa. Meski usianya tak lagi muda. Namun penampilannya menunjukkan ketampanan dan kemapanan yang sempurna.
"Maaf!" ujar Nissa, sembari menangkupkan kedua tangannya tepat di depan dada.
"Hmmm, tidak masalah!" sahut sang laki-laki.
Keduanya duduk berhadapan, diam membisu dalam keheningan malam. Nissa melirik ke arah Amira yang duduk tidak jauh darinya. Amira sengaja ikut dengan Nissa. Amira tidak ingin Nissa menemui calon suaminya sendiri. Laki-laki yang tak pernah menghargai Nissa, bahkan sebelum mereka bertemu.
"Raditya, panggil aku Radit!" ujar sang laki-laki, Nissa mendongak.
"Kenapa kamu terkejut? Kamu belum mengenalku!" ujar Radit ketus, Nissa mengangguk tanpa ragu. Radit tersenyum sinis, menertawakan sikap polos Nissa. Pengakuan yang menampakkan jelas jarak antara mereka berdua. Sepasang calon pengantin yang tak mengenal satu sama lain.
"Bukankah anda yang tidak ingin mengenal saya!"
"Kamu benar, aku yang menginginkan itu. Namun sepertinya penilaianku salah. Kamu bukan wanita biasa. Kamu wanita tangguh yang siap melawan alam. Namun anehnya takluk dengan pernikahan bodoh ini!" tutur Radit tegas dan sinis. Nissa diam membisu, sindiran pedas Radit seolah tertuju padanya. Sikap bodoh yang diambil Nissa demi balas budi semata.
"Nissa, bukankah itu namamu!" ujar Radit, Nissa mengangguk pelan.
"Maaf sebelumnya, anda memanggil saya. Tentu bukan tanpa alasan. Kita sudah duduk di sini hampir lima belas menit. Namun sejak tadi anda terus berputar-putar. Sekarang keluarga anda ada di rumah saya. Dua hari lagi, anda akan menikah dengan saya. Jika memang anda ingin mengetahui sesuatu. Lebih baik katakan sekarang, tidak perlu berbelit-belit!"
"Aku menyukai ketegasanmu dan aku harap itu ada dalam kejujuranmu!"
"Saya pastikan itu!" sahut Nissa tegas dan lugas.
"Katakan alasanmu menerima pernikahan ini!"
"Demi balas budi!" sahut Nissa.
"Hanya itu, kamu yakin!" ujar Radit, Nissa mengangguk tanpa ragu.
"Kamu sadar aku siapa? Aku bukan lajang, aku duda dengan satu anak!" ujar Radit, Nissa mengangguk.
"Lalu!" sahut Radit, seolah butuh penjelasan.
"Sejak awal papa memintaku menikah dengan anda. Sedikitpun tidak ada keberatan, selama pernikahan ini bisa membuat keluarga terlepas dari lilitan hutang!" ujar Nissa, Radit tersenyum simpul.
"Bahkan menggadai seumur hidupmu kepadaku!"
"Aku akan menebus setiap sen utang keluargaku pada anda. Namun satu hal yang harus anda ketahui. Pernikahan ini mungkin demi balas budi, tapi bagi saya pernikahan ini suci dan sakral. Terserah anda jika menganggap ini sebagai pernikahan bodoh. Namun saya akan menganggap anda sebagai suami saya lahir dan bathin!"
"Kamu bercanda!"
"Saya tidak pernah bercanda dalam hidup!" sahut Nissa lugas, Radit tertawa dengan lantangnya.
"Nissa, kamu terlalu yakin. Kamu tidak mengenalku, aku bukan pribadi yang mudah dihadapi!"
"Anda juga tidak mengenal saya!" ujar Nissa, Radit terdiam membisu.
"Baiklah, kita akhiri perdebatan ini. Aku hanya ingin mendengar kejujuranmu. Kita akan bertemu di pelaminan. Kamu menggadai hidupmu dan aku siap menebus hidupmu. Kita lihat, siapa diantara kita yang kalah? Aku yang menyerah denganmu atau kamu yang melangkah pergi!"
"Terserah anda, menganggap ini perjudian atau pertarungan. Pernikahan bagi saya sekali seumur hidup. Saya tidak akan pergi, kecuali anda yang meminta saya pergi!" ujar Nissa mantap.
"Satu hal lagi, kamu tidak keberatan dengan perbedaan usia kita. Kamu anak kemarin sore, jelas usia kita berbeda!"
"Usia tidak menunjukkan kedewasaan seseorang. Anda belum mengenal saya, tak pantas anda menilai saya!" sahut Nissa sinis, lalu berdiri meninggalkan Radit.
"Nurul Choirunnissa Ghinayah, gadis pengejar senja. Gadis periang yang sudah melawan beberapa gunung. Hanya demi obsesinya mengejar senja paling indah. Wanita bercahaya penuh cinta, arti dibalik nama yang tersemat dalam hidupmu. Guru honorer yang melawan terjal jalan desa. Demi mengajar murid-muridnya. Seorang adik yang mengalah pada kakaknya. Menerima menikah dengan Ahmad Dzaky Raditya. Seorang duda dengan anak satu. Seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus!" ujar Radit, tepat beberapa langkah Nissa yang menjauh.
Nissa menoleh, ada rasa heran kala dia mendengar suara yang berbeda. Nissa terkejut, tatkala ada sosok lain di samping Radit. Sosok yang lebih muda dan menawan. Seorang laki-laki yang entah kapan dan darimana datangnya? Nissa benar-benar tak percaya. Apalagi saat melihat Radit yang bertemu dengannya membungkuk. Seakan laki-laki muda itu lebih berkuasa.
"Tuan muda!"
"Apa kabar Nissa?"
"Anda siapa?" ujar Nissa bingung, Radit mengulurkan tangannya. Nissa menangkupkan kedua tangannya.
"Maaf, aku lupa kalau kamu tidak ingin menyentuh yang bukan mukhrim!"
"Lebih baik saya pulang, hari semakin malam!" ujar Nissa, Radit menahan tangan Nissa. Seketika tubuh Nissa membeku, hangat tangan Radit membekukan tubuh Nissa. Sentuhan pertama yang dirasakan oleh Nissa.
"Ahmad Dzaky Raditya, aku calon suamimu. Dia asisten pribadiku!"
"Anda sengaja menguji saya!" ujar Nissa kesal, Radit mengangguk seraya tersenyum.
"Jelas aku harus mengujimu, tidak mungkin aku hidup dengan sembarangan orang!" ujar Radit dengan angkuhnya. Nissa menatap tajam Radit, ada rasa kesal. Namun Nissa hanya bisa diam. Tak ada kata yang mampu terucap. Nissa tak berkutik, pesona Radit benar-benar mengalihkan dunia Nissa. Sesaat Nissa kagum, tapi beberapa menit kemudian. Nissa teringat akan sikap kasar Radit padanya.
"Nissa, kita pulang sekarang!" teriak Amira, membuyarkan lamunan Nissa.
"Dia akan pulang bersamaku!" ujar Radit, Nissa menggelengkan kepalanya.
"Tidak akan pernah!" sahut Nissa ketus, Radit terkekeh mendengar jawaban Nissa.
"Dua hari lagi kita menikah. Tidak masalah seandainya kita bulan madu lebih dulu!" bisik Radit nakal, Nissa bergidik ngeri.
"Aku bukan wanita murahan yang bisa anda beli!"
"Nyatanya kamu wanita yang digadai keluargamu demi melunasi hutang padaku!"
"Aku memang wanita pelunas hutang, tapi bukan wanita pemuas napsu semata. Silahkan miliki aku, tapi setelah anda mengucap ijab qobul. Meski pernikahan ini hanya permainan bagi anda. Namun bagi saya ini pernikahan suci dan abadi!"
"Kita lihat saja nanti!"
"Saya permisi, assalammualaikum!" pamit Nissa sopan. Nissa berjalan menghampiri Amira. Radit menatap punggung Nissa, tatapan yang penuh tanda tanya. Menatap masa depan bersama wanita yang belum pernah dikenalnya. Namun mulai mengusik jiwa laki-lakinya.
"Pastikan dia pulang dengan selamat. Persiapkan pernikahanku dengan baik. Malam ini aku keluar kota. Aku akan kembali satu jam sebelum akad nikah!"
"Baik tuan muda!" sahut Firman, asisten Radit.
"Ingat, dia calon istriku. Wanita penebus hutang, gadis pengejar senja yang akan kujadikan sebagai pengganti senja di rumahku. Akan kupastikan dia membayar hutang seluruh keluarganya!" ujar Radit tegas dan sinis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Yuli Yuli
tu aja Uda trpesona dgn Nissa
2024-03-29
0
Rita Riau
pak bos Raditya,, jgn terlalu PD,, sombong,, angkuh,, ntar klo udah bucin,, kan malu sendiri,,🙄🙄😎
2023-12-27
0
Frida Fairull Azmii
bener bener si Radit..hadeuh
2023-12-03
0