Cinta Almeera

Cinta Almeera

Almeera Tungga Dewi Hutomo

Almeera Tungga Dewi Hutomo putri tunggal dari pasangan Anita Rosadi mantan penyanyi terkenal dieranya dan Gunawan Tri Hutomo seorang lawyer terkemuka hingga sekarang. Hidup berbekal sendok emas sudah menjadi takdir untuknya. Di dukung wajah ayu serta otak yang bisa dibilang encer membuat gadis 16 tahun tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu manusia beruntung di dunia ini.

Almeera Tungga Dewi Hutomo layaknya cover buku yang begitu menarik untuk dimiliki. Namun terkadang kita lupa, cover memang ditakdirkan untuk dibuat semenarik mungkin tapi isi, terkadang tak semenarik apa yang kita pikirkan. Akan ada banyak catatan serta goresan yang membuatmu tersadar. Hidup tak selamanya berbicara akan kebahagiaan, tangisan serta ratapan juga akan selalu membayangi.

"Non Mira," panggil Bi Surti.

Bi Surti adalah pembantu yang sudah belasan tahun mengabdi untuk keluarga Hutomo. Kerjanya yang cekatan dan beres membuatnya lama kerja untuk keluarga ini.

"Iya Bi, ada apa?" sahutnya sembari menghentikan aktifitasnya yang sedang sarapan.

"Maaf non, Pak Ujang bilang mobilnya sudah siap jika non ingin berangkat sekarang."

"Bilang pada Pak Ujang, hari ini saya berangkat bareng Jovan Bi."

"Baik Non." Jawab Bi Surti dengan cepat kemudian berlalu keluar rumah menemui Pak Ujang.

Almeera lantas melanjutkan sarapannya kembali. Tak lama kemudian terdengar bunyi notifikasi dari ponsel miliknya yang kebetulan ia taruh diatas meja samping piring. Ternyata ada pesan masuk dari Jovan.

Jovan : Sayang aku udah didepan.

Jovan Andrea Putra adalah kekasih Almeera sejak setahun yang lalu. Tampang yang bisa dibilang good looking serta pribadi yang hangat membuatnya terpilih untuk mengisi hati seorang Almeera Tungga Dewi Hutomo.

Almeera : tunggu sebentar.

Almeera memutuskan menyudahi sarapannya kemudian mencangklongkan tasnya lalu keluar rumah rumah untuk berangkat sekolah bersama kekasihnya, Jovan Andrea Putra. Begitu tiba dihalaman rumah terlihat sosok Jovan dengan memakai seragam berbalut Hoodie warna biru laut tersenyum kearahnya.

Almeera sangat bersyukur ditengah rasa sepi akibat terlahir menjadi anak tunggal dan orang tua yang banyak acara, dia dipertemukan dengan cowok seperti Jovan. Cowok itu membuat apa yang awalnya kosong sedikit demi sedikit mulai terisi.

"Pakai helmnya!" suruh Jovan sembari menyodorkan helm warna putih ke arah Almeera.

"Siap kapten." Jawabnya dengan mengangkat tangan memberi hormat lalu mengambil helm yang disodorkan kekasihnya tersebut.

...**********...

Sekitar lima belasan menit Kawasaki Ninja 250R warna hijau milik Jovan akhirnya memasuki kawasan SMA 1 Kartini. SMA tersebut adalah salah satu SMA terfavorit di kota ini. Fasilitas yang lengkap dan bagus serta para guru yang kompeten membuat banyak pesohor negeri berbondong-bondong menyekolahkan anak mereka kesini. Jadi sudah tidak heran lagi banyak jebolan alumni dari sekolah ini yang menjadi orang-orang hebat seantero negeri.

"Kamu turun disini atau ikut ke parkiran?" tanya Jovan setelah mematikan mesin motornya di halaman sekolah.

"Disini saja." Jawab Almeera kemudian turun dari motor Jovan lalu melepas helm yang dia pakai dan memberikannya kepada Jovan.

"Ingat nggak boleh nakal di kelas apalagi curi-curi waktu main game!" nasehat Jovan seraya menerima helm dari Almeera.

"Kayak situ nggak," celetuk Almeera yang masih bisa didengar oleh Jovan.

"Dibilangin bantah. Awas aja kalau sampai ketahuan, ponsel kamu aku sita." Ancaman Jovan mau tak mau membuat Almeera menurut.

"Iya-iya." Almeera hanya bisa pasrah sembari mendumel dalam hati.

"Gitu dong, sana masuk kelas!" suruh Jovan sambil mengacak-acak rambut Almeera gemas.

Almeera lantas tersenyum hangat menikmati setiap moment yang terjadi diantara mereka berdua. Jovan layaknya kuas yang memberikan coretan penuh warna dalam hidup Almeera. Almeera berharap sosok Jovan bisa terus mewarnai harinya sepanjang hidupnya, walau dia tahu manusia hanyalah makhluk yang bisa berencana. Kita tidak akan pernah tahu kejutan apa yang terjadi diujung sana.

"Malah nglamun, sana masuk kelas!" suara Jovan membuat Almeera tersadar dari lamunannya.

"Bawel," Almeera lantas membalikkan tubuhnya kemudian bergegas menuju kelasnya.

Jovan hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah kekasihnya. Jovan menyadari selama setahun ini sosok Almeera selalu hadir dihidupnya. Sosok yang membuatnya nyaman untuk berbagi cerita kehidupan dikala duka maupun suka. Dia berharap apapun yang terjadi nanti mereka akan tetap berhubungan baik.

...************...

Tiba di kelas XI IPA Almeera segera mendudukkan tubuhnya disamping cewek berambut panjang memakai bandana polkadot hitam dan putih. Freya Artalita Yafa Nasution, sahabat Almeera semenjak kelas X. Hubungan persahabatan mereka terjalin karena insiden MOS yang tengah berlangsung. Saat itu Almeera tidak sengaja meninggalkan salah satu atribut penting untuk ikut kegiatan tersebut. Beruntungnya dia dipertemukan dengan Freya yang kebetulan tidak bisa lanjut mengikuti kegiata MOS karena alasan kesehatan.

Freya Artalita Yafa Nasution bungsu dua bersaudara yang terlahir kurang beruntung karena harus menjadi yatim semenjak ia dilahirkan. Ayahnya seorang abdi negara harus gugur ketika tengah bertugas didaerah konflik. Saat itu Freya masih dalam kandungan berumur delapan bulan. Walaupun hidup menjadi seorang yatim Freya tak pernah kekurangan kasih sayang. Ibunya, Mirna Nasution selalu memberi yang terbaik untuk dia. Kakak lelaki satu-satunya Yuda Mahendra Nasution juga selalu menjadi pelindung terdepan.

"Selamat pagi" sapa Almeera dengan nada ceria.

"Pagi juga." Balas Freya juga dengan senyuman pula.

"Ngomong-ngomong Dika sudah datang?" tanya Almeera sambil celingak-celinguk mencari sosok sahabat satunya lagi.

"Belum, dia tadi malam bilang katanya ada urusan dengan kakaknya sampai pagi. Malahan dia kerumah bawa buku Matematika suruh ngerjain PRnya. Mau nolak, lihat mukanya jadi kasian." Terang Freya panjang lebar.

"Jadi tadi malam dia kerumah kamu?"

"He eh."

"Oh." Respon Almeera sembari mengangguk-anggukkan kepala.

"Mungkin bakalan terlambat dia, secara rumah kakaknya jauh dari sekolah."

"Bener juga. Eh memang kemarin ada PR Matematika?" Almeera tiba-tiba teringat semalam dia main game hingga larut dan tidak ingat kalau ada PR matematika.

"Ada, lima nomor kemarin. Soalnya dibuat langsung oleh Pak Amir dipapan tulis."

"Ya ampun aku lupa. Pinjam punya kamu dong. Aku lagi males mikir nih, kepalaku pusing. Tadi malam begadang. Hehehe." Ungkap Almeera mencoba menampilkan wajah semelas mungkin.

"Nih." Tanpa menunggu lama Freya segera menyerahkan buku bersampul biru muda kearah Almeera.

"Makasih." Ungkap Almeera girang.

Ini yang membuat Almeera betah bersahabat dengan Freya. Cewek itu memiliki sifat dan kepribadian yang baik. Pembawaannya yang kalem dan wajah yang meneduhkan mata membuat siapa pun betah didekatnya. Ada juga hal yang membuat Almeera kagum akan sosok Freya. Freya adalah jenis manusia yang bisa dibilang langka saat ini. Dia seringkali mengabaikan kebahagiaannya sendiri dan lebih memilih membahagiakan orang lain. Terkadang Almeera ikut gemas dibutnya. Freya juga tak pernah itung-itungan dalam segala hal.

"Hai semua!" makhluk yang tengah dibicarakan oleh Almeera dan Freya akhirnya tiba dikelas dengan penampilan yang bisa dibilang berantakan.

"Habis nguli Dik?" tanya Almeera dengan nada mengejek kemudian kembali fokus menyalin PR milik Freya.

Dika Nanda Al Ghazali cowok tinggi berkulit putih dengan mata sedikit sipit yang ditakdirkan untuk bersahabat dengan Almeera dan Freeya. Pembawaanya yang santuy dan humoris membuat cowok itu mudah bergaul dengan siapa saja, meskipun diawal-awal Almeera dan Dika lebih mirip musuh daripada sahabat.

"Enak aja, gue habis naik angkot desak-desakan. Mana disebelah bapak-bapak serem, kumisnya tebel bawa ayam lagi. Belum lagi nglihat wajahku ini kayak lihat pangeran sampai nggak kedip." Cerocos Dika tanpa jeda dan koma.

"Mungkin dia naksir kali." Celetuk Almeera menyulut api permusuhan.

"Enak saja dikiri sini gay apa." Sangkal Dika tak terima.

"Tuh ngaku sendiri." Kata Almeera dengan mati-matian menahan diri untuk tidak tertawa ngakak.

"Dasar Almeera si nenek lampir." Balas Dika mengolok-olok Almeera.

Almeera spontan menghentikan aktifitasnya mendongak kearah Dika sekaligus memberi plototan tajam. Dika malah terlihat senang dan balik menjulukan lidahnya mengejek Almeera. Melihat kelakuan mereka Freya hanya geleng-geleng kepala karena hal seperti ini sudah lumprah dan sering dia lihat.

"Almeera sebentar lagi masuk, Pak Amir tau sendiri killernya gimana kalau kita nggak ngerjain PR." Peringatan Freya membuat Almeera kembali fokus.

"Dika taruh tas kamu dibelakang kemudian cuci muka sebentar dikamar mandi. Nanti kalau Pak Amir datang aku yang akan bilang ke beliau kalau kamu nggak telat dan PR kamu nanti aku juga yang ngumpulin." Ketika Freya Altalita Yafa Nasution sudah bertitah, Dika Nanda Al Ghazali langsung pasrah tanpa mendebat.

Terpopuler

Comments

Rian Hermanto

Rian Hermanto

semangat ya

2023-09-19

0

Azuraa Zahra

Azuraa Zahra

semangggatt kak

2023-08-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!