Pulang sekolah hari ini Almeera rencananya dia akan membeli buku bersama Dika. Stok novel di rumahnya semakin menipis, jadi dia akan membeli beberapa novel terbaru yang sedang populer. Almeera izin dulu kepada Jovan sebelum dia kesana, soalnya tadi pagi dia berangakat bersama. Dia memilih mengirim pesan via WA.
Almeera : kak
Tak lama Jovan langsung membalas peaan Almeera.
Jovan :ada apa sayang?
Almeera : aku mau beli buku sama Dika.
Jovan : naik apa?
Almeera : taksi, soalnya Dika nggak bawa motor. Pulangnya tolong dijemput ya😁😁
Jovan : oke, tapi aku juga ada latihan futsal dulu.
Almeera : oke.
Jovan : take care sayang
Almeera :😍😍😍
Almeera senyum-senyum sendiri setelah membaca pesan dari kekasihnya. Dari dulu Jovan orangnya sangat baik, dia jarang bilang tidak ketika benar-benar bisa.
"Ayo Mir!" ajak Dika dari luar kelas.
"Oke," balas Almeera kemudian melangkah keluar kelas menghampiri Dika.
"Freya beneran ada eskul tari hari ini?" tanya Dika ketika Almeera tengah ada didepannya.
"He eh. Sudah ke tempat latihan malah." Jawab Almeera cepat.
"Yaudah ayo kita berangkat!" ajak Dika sembari melangkah lebih dulu.
"Ayok," Almeera kemudian berjalan dibelakan Dika mengikuti cowok itu.
Mereka kemudian berjalan ke depan mencari taksi. Begitu mendapatkan taksi mereka lantas memberi instruksi kepada sang sopir untuk melajukan taksinya ke toko buku yang biasa Almeera kunjungi.
Tiba ditoko buku mereka lantas berpencar Almeera pergi ke tempat novel dijual sedangkan Dika menuju ke tempat komik.
Hampir satu jam mereka berkutat mencari novel dan komik. Hingga berakhir Almeera membawa lima buah novel dan Dika tiga komik. Mereka kemudian membawanya ke kasir untuk membayar pesanan masing-masing. Proses pembayaran selesai mereka memutuskan keluar toko untuk pulang.
"Mir pulang yuk, kita cari taksi!" ajak Dika dengan pebuh semangat karena dia ingin cepat sampai rumah dan membaca komik yang baru ia beli.
"Sorry Dik, aku pulangnya dijemput Jovan." Kata Almeera merasa tidak enak.
"Kok tega sih lo?" keluhnya terdengar miris.
"Alay lo tinggal pesan taksi naik udah sampai rumah,"
"Yaudah kalau gitu gue duluan ya," pamit Dika kepada Almeera.
"Hati-hati," ucap Almeera dengan tulus.
Tak lama kemudian Dika sudah pergi bersama taksi yang sudah ia pesan. Almeera lantas menelfon Jovan namun tak kunjung dijawab. Dia sudah mencoba beberapa kali namun tetap nihil. Almeera lantas memilih menunggu Jovan dengan duduk di emper toko.
Tiga puluh menit Almeera masih mencoba sabar, namun dua jam telah berlalu Jovan tak kunjung tiba atau memberi kabar. Rasanya Almeera ingin menangis, apa Jovan belum selesai main futsal. Apa Jovan malah sudah pulang duluan dan lupa jemput.
Sialnya lagi cuaca tiba-tiba berubah mendung, disusul dengan hujan rintik yang semakin lama semakin deras. Toko juga kebetulan sudah di tutup. Almeera disini merasa marah dan bingung, tubuhnya juga semakin menggigil kedinginan. Satu tetes air mata jatuh dari kedua matanya.
...*************...
Dipertengahan permainan teman Jovan yang kebetulan tidak ikut main memanggilnya dan memberitahu kalau telfonnya berbunyi. Jovan segera menghentikan permainannya dan mengambil telfon yang disodorka oleh temannya tersebut.
"Halo,"
"Van lo lagi dimana?" tanya Yuda dengan cepat.
"Gue masih di sekolah sih, ada apa?" Jovan penasaran dari nada bicara Yuda seperti sedang gelisah.
"Kebetulan," Jeda Yuda sebentar. "Tolong anteri Freya pulang bisa," Lanjutnya.
"Memangnyanya Freya kenapa?" tanya Jovan ikut khawatir.
"Dia mengeluh pusing, dan gue nggak bisa jemput. Gue lima menit lagi musti presentasi." Papar Yuda tak bisa menutupi rasa khawatirnya.
"Sekarang Freya dimana?" tanya Jovan ingin tahu.
"Ada di halte tempat biasa gue jemput."
"Oh oke." Ucap Jovan sembari mengangguk-anggukkan kepala.
"Thank ya Jov." Ucap Yuda lega.
Begitu sambungan mereka terputus Jovan segera pamit kepada teman-temannya dan bergegas menemui Freya. Dia sangat khawatir terjadi hal yang tidak-tidak dengan gadis itu. Dan apa yang dikhawatirkan Jovan ternyata benar-benar terjadi. Di halte Freya terlihat duduk dan memegangi kepalanya. Jovan lantas turun dari motornya dan segera mengajak Freya untuk pulang.
Freya yang memang kepalanya terasa pusing dia mengikuti saja instruksi Jovan tanpa banyak bicara. Ia juga menyadari ini semua salahnya, karena tadi pagi dia tidak sarapan. Keasyikan baca buku sampai lupa waktu, akhirnya bangun kesiangan. Saat istirahat dia juga hanya membeli minum, Freya sibuk dengan tugas bersama kelompoknya.
"Masih pusing?" tanya Jovan sembari menoleh kebelakang memastikan Freya sudah duduk di jok belakang dengan nyaman.
"Iya," jawab Freya lemah.
"Kenapa kok bisa pusing?" Jovan tahu penasaran dengan penyebab Freya pusing.
"Tadi nggak sempat sa...sarapan." Jawabnya ragu-ragu.
"Kok bisa?"
"Bangunnya kesiangan kak," Freya sebenarnya rada bingung kepada Jovan, kepala sudah nyut-nyutan tapi masih terus diajak ngobrol.
"Lain kali sempetin sarapan, kamu tahukan akibatnya kalau nggak sarapan." Suruh Jovan penuh perhatian.
"Iya kak," jawab Freya seadanya.
Jovan lantas melajukan motornya ke jalan. Dia tersadar kalau Freya sedang mengeluh sekarang. Dalam hati Jovan berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan cewek itu.
"Pegangan Frey, nanti jatoh!" suruh Jovan dari balik helmnya denga nada keras.
"Baik kak!" dengan ragu Freya perlahan mengaitkan kedua tangannya ke pinggang Jovan. Freya perlahan merasa terlindungi dan bisa dibilang nyaman. Dari dulu Jovan sudah memperlakukannya dengan baik. Jovan sering main kerumahnya karena dia sudah bersahabat baik dengan Yuda sejak lama.
********
Dika sejak pulang dari sekoalah langsung berkutat dengan komik yang baru ia beli tadi. Di tengah-tengah proses membaca ponselnya berbunyi. Ternyata ada telfon dari Almeera, tumben.
"Halo Mir ada apa?" tanya Dika to the point.
"Dik," balas Freya dengan suara lemah.
Dika langsung terbangun dari posisi rebahannya. Dia ingin tahu apa yang terjadi dengan Almeera sampai suaranya lemah begitu. Perasaan tadi dia baik-baik saja.
"Iya, ini dengan Dika Nanda Al Ghazali." Hanya Dika yang tahu disaat khawatir dengan seseorang dia masih sempat nglawak.
"Jemput gue!" Perintah Almeera seperti tak ingin dibantah.
"Lah tadi katanya lo dijemput Jovan, gimana sih." Dika nampak terkejut plus bingung dengan Almeera.
"Jovan nggak bisa dihubungi," Jelas Almeera lirih.
"Yaudah tunggu disitu jangan kemana-mana, kalau perlu masuk toko dulu!" suruh Dika terdengar waras.
"Toko tutup."
"Sebentar lagi gue otw." Dika buru-buru mempersiapkan dirinya walaupun sesekali mendumel. Tadi diajak pulang nggak mau, sekarang minta dijemput. Taksi, sopir, dan gojek memang sudah tidak beroperasi lagi.
Dengan cepat Dika langsung menjalankan motornya balik lagi ke toko buku yang tadi ia dan Almeera kunjungi. Dia agak khawatir temannya itu diculik Om-Om, walaupun dirinya cukup sangsi siapa yang mau menculik manusia absurd macam Almeera. Dika juga tak habis pikir Jovan memangnya kemana sampai kekasihnya terlantar begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Sunarti Narti
kasian Almeera. lanjut Thor aku tunggu update nya
2023-08-09
0