Sang Idola

"Bagaimana?" Mona kembali bertanya, meminta persetujuan Erica.

Niat hati ingin mencegah Mona datang ke rumah, yang ada perempuan itu malah berniat menginap dirumahnya. Erina tak habis pikir dibuatnya.

Haruskah aku menjawab pertanyaan yang sangat tidak perlu jawaban ini? batin Erica.

"Kemasi baju Zhafran, Ri!" perintah Adam. Lelaki itu akhirnya angkat bicara. Darahnya berdesir melihat Mona meminta persetujuan Erica untuk menginap.

Erica membelalak. "Tapi.."

"Zhafran masih belum bisa tidur tanpa ibunya," jelas Adam. Walau sebenarnya bukan itu yang jadi masalah. Masalahnya terletak pada Mona. Meski Mona merupakan ibu dari anaknya, bukan berarti ia boleh menginap di rumahnya. Zhafran boleh menginap, tapi tidak dengan Mona.

"Tapi Mas-"

"Kemas, Ri!" ucap Adam setengah membentak.

Erica menurut, baju yang semula sudah disimpan di lemari kini dikeluarkan lagi lalu di kemas oleh Mona. Setelah mengemasi pakaian Zhafran, Mona beralih ke bocah yang tengah tertidur pulas itu. Digendongnya Zhafran dalam pangkuan Mona. Tanpa belas kasihan, Mona membawa Zhafran pulang menembus dinginnya malam.

Erica terdiam, pun dengan Adam. Hatinya teriris, terluka. Sakit rasanya. Mona benar-benar menjauhkan Zhafran dari Adam, terlebih dari Erica. Tak sedikitpun ia memberikan celah pada Adam untuk menjadi ayah seutuhnya.

"Masuk, Ri," lirih Adam.

Erica hanya terdiam, menatap bayangan Zhafran yang dibawa Mona dalam keadaan tengah malam.

"Kayaknya aku nggak salah-salah amat nggak suka sama mbak Mona." Erica berucap, ada nada kecewa dalam suaranya.

Adam yang sudah memejamkan mata kini kembali terjaga. Ia baru menyadari ternyata Erica belum terlelap. Dalam gelapnya malam, Adam menggeser tubuhnya mendekati istrinya itu. Dipeluknya tubuh Erica.

"Jangan ambil pusing, Ri." Adam berucap lembut di telinga Erica. "Kamu yang terbaik, sayang."

"Mas, kok mas mau sama aku?" tanya Erica tiba-tiba. Insecure, mungkin itu yang sedang Erica rasakan. Pertemuannya dengan Mona selalu memupuk rasa insecure dalam hatinya. Jika dibandingkan... Erica tidak ada apa-apanya dengan Mona. Mona bak model, dan Erica bak tuan putri, begitu kata Adam tempo hari.

"Karena kamu mau sama mas," jawab Adam simple.

"Kalo aku nggak mau sama mas, mas nggak akan ngejar?" Erica ingin tahu, sejauh mana perjuangan Adam untuk mendapatkannya.

"Kenapa mas mesti ngejar orang yang nggak mau sama mas?"

Erica terdiam, kecewa dengan jawaban suaminya itu. Adam benar-benar realistis. Berbanding terbalik dengan apa yang selama ini ia baca di platform novel, dosen yang mengejar cinta mahasiswanya, dosen yang menikahi mahasiswanya karena skandal. Ah, Adam bukan tipe lelaki seperti itu.

Nyatanya, Erica lah yang ingin menikah dengan Adam. Bahkan harus berdebat dengan orang rumah karena memilih lelaki yang seumuran dengan om-nya. Terlebih lagi karena Adam seorang duda anak satu. Erica tidak pernah mempermasalahkan status Adam, tapi bagi kedua orangtuanya merupakan suatu masalah.

"Kalau mbak Mona mau sama Mas, Mas mau juga?"

"Nggak."

"Kenapa?"

"Ada dua alasan. Mau dengar alasan baik atau buruk?"

"Buruk."

"Karena Mas sudah punya kamu, itu merupakan alasan buruk untuk Mona."

"Baiknya?"

"Tidak semua yang mau sama Mas merupakan orang yang Mas mau."

Dibawah gelapnya kamar, bibir Erica merekah. Adam memang bukan lelaki romantis yang pernah ia temui, tapi setiap ucapannya selalu mampu untuk membuat paru-parunya kembang kempis.

"Kenapa? Padahal yang mau sama Mas cantik-cantik, lho." Erica mencoba mengetes sejauh mana tingkat kesetiaan Adam, meski sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan. Jauh dari lubuk hati paling dalam, ia percaya Adam tidak mungkin menduakannya. Adam bukan tipe lelaki mata keranjang, ia percaya itu.

"Emang tahu gitu, siapa aja yang mau sama mas?"

"Mulai dari mahasiswa baru, kakak tingkat, sampai dosen muda, aku tahu, Mas. Status Mas menjadi nilai tambah yang membuat gadis di luaran sana mengagumimu, Mas."

"Emang status Mas apa diluar sana?"

"Duda anak satu."

Adam tergelak. Sejauh ini, ia tidak tahu panggilan yang mereka sematkan pada dirinya.

"Apa yang mesti dikagumi dari seorang duda, sayang?" tanyanya, ingin mengetahui sejauh mana pandangan orang di luar sana terhadapnya.

Erica sedikit berpikir sebelum menjawab, "lebih menggoda."

Adam kembali tergelak, kali ini sedikit geli. Ia tidak paham apa yang di maksud 'menggoda' oleh mereka. Tapi dari suku katanya saja, sudah pasti mengarah ke pikiran liar. Padahal tidak sekalipun ia berpikiran seperti itu, terlintas pun tidak pernah.

"Jadi, kamu juga tergoda sama Mas?"

Pertanyaan Adam berhasil membuat Erica mati kutu. Menyesal ia telah menjawab pertanyaan Adam.

"Sudah malam, Mas, tidur." Erica menarik selimut lebih tinggi, menyembunyikan wajahnya yang tengah bersemu.

Lagi-lagi Adam tergelak dibuatnya.

"Tapi sayang sekarang Mas bukan duda lagi," bisik Adam tepat di telinga Erica sebelum beranjak ke alam mimpi.

Bisikan itu membuat bibir Erica merekah lebih lama. Bisikan yang mampu mengantarkannya pada mimpi indah.

Dan..

Pagi menjelang, aktivitas berjalan seperti biasa. Adam menepikan mobilnya empat ratus meter dari gerbang. Seperti hari-hari sebelumnya, Erica turun di sana dan melanjutkan perjalanan ke kampus dengan berjalan kaki. Entah sampai kapan mereka akan berlagak seperti tidak perduli di area kampus.

Sejujurnya, Adam ingin memperkenalkan Erica kepada dunia bahwa gadis itu istrinya. Ia ingin mengumumkan bahwa sekarang statusnya bukan duda lagi, tapi seorang suami. Setelah percakapan tadi malam, Adam jadi merasa kasihan pada Erica. Gadis itu menahan sakit dan sesak setiap kali ada perempuan lain yang memuji-muji dirinya.

Menikah secara diam-diam ternyata lebih beresiko. Terlebih, katanya Adam seorang idola. Sudah pasti Erica lah yang paling terkena imbasnya.

"Pak Adam?"

Adam terhenyak. "Ya, Bu?"

"Bapak dengar saya bicara kan?" Syahnaz menatap langsung bola mata lawan bicaranya. Ada rasa kesal ketika Adam tidak menanggapi ucapannya.

Adam memijat keningnya, pening rasanya. "Maaf Bu, saya harus masuk kelas." Adam segera berlalu dari ruang prodi, meninggalkan Syahnaz yang mungkin sedang menggerutu sekarang.

Dilain tempat, Erica terduduk dengan wajah kesal. Erica itu dicegat oleh gadis yang bahkan tidak ia kenal, tapi yang pasti gadis itu merupakan kakak tingkatnya. Setelah berhasil menggiring Erica ke kantin, ia didudukkan disana.

"Kamu kayaknya dekat ya sama Pak Adam?" tanya gadis itu, memulai pembicaraan.

Erica memutar bola mata, malas. Bukan kali pertama ia dicegat dan diintrogasi seperti ini. "Pak Adam dosen wali saya," sahutnya. Memang benar, selain suaminya Adam juga merupakan dosen walinya.

Gadis itu mengangguk kecil, bibirnya merekah dan Erica sebal melihatnya.

"Boleh saya minta tolong?"

Dahi Erica mengernyit. Ia benci bagian ini, dimintai tolong oleh orang tidak dikenal yang dengan tidak sopan mencegat dan mengintrogasinya seperti ini.

"Minta tolong apa?"

Gadis itu tampak malu-malu. Entah apa yang diinginkan gadis itu. Tapi entah apapun itu, Erica membencinya.

Tak lama kemudian gadis itu mengeluarkan sebuah kotak makan. Erica terkejut dibuatnya. Baru kali ini ada yang memberi Adam makanan, biasanya berupa barang-barang mahal yang uangnya entah mereka dapatkan darimana untuk membelikan barang untuk pujaan hatinya.

Pujaan hati? Ha ha ngakak! Batin Erica tertawa sarkasme.

"Saya buat nugget pisang, tolong sampaikan ke Pak Adam, ya?" Gadis itu menyerahkan kotak makan berwarna hijau itu ke tangan Erica. "Dan ini buat kamu," imbuhnya seraya memberi sebuah paper bag berwarna cokelat.

Erica membelalak. Baru kali ini ia mendapat imbalan, biasanya hanya ucapan terimakasih. Ia terenyuh dibuatnya, tapi di lain sisi ia juga sebal karena gadis ini telah mengagumi suaminya.

Terpopuler

Comments

titik sofiah

titik sofiah

,bagus thor critanya

2021-08-14

1

Rahasya

Rahasya

next aku suka

2020-09-25

2

seizy Kurniawan

seizy Kurniawan

aku suka kak. semangat terus ya kak dalam berkarya nya.

salam MY ENEMY IS MY LOVE

2020-07-15

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!