Sepulang dari kantor Safa seperti biasa dia berlanjut berjualan untuk menambah pemasukan untuk hidup sehari harinya. Biasanya dia baru selesai berjualan ketika bada shalat Isa. Setelah shalat isa di masjid baru Safa pulang ke rumahnya. Namun hari ini tiba tiba ada seorang ibu-ibu memanggilnya. “Neng, neng jual kue ya?, Kebetulan saya sedang mencari kue buat acara pengajian dua hari lagi, acaranya kebetulan malam sekitar habis shalat isa apa bisa neng? “ Tanya Salah satu ibu ibu jamaah masjid yang melihat Safa hendak pulang sembari membawa dua box dengan bertulisan kue bolu.
“Alhamdulillah kalau malam saya bisa bu, kalau siang atau sore saya gak bisa soalnya harus bekerja di tempat lain bu” jawab Safa dengan senang.
Si ibu pun memeberikan sejumlah uang kepada Safa sebagai DP, takutnya Safa tidak mempunyai cukup uang buat beli bahan bahan kuenya. Dia pun juga memberikan alamat dan nomer telpon yang dapat di hubungi untuk lebih jelas lagi berapa kue yang akan ia order.
Safa pun menerima uang tersebut sekaligus selembar kertas kecil yang bertulisan nomor kontak si ibunya. Tertulis nama Bu Aminah. “Baik bu Aminah, nanti saya hubungi, terima kasih ya bu” ucap Safa
Setelah kepergian Bu Aminah, Safa pun langsung bergegas pulang ke rumah dengan hati yang gembira, dia sangat bersyukur di saat dirinya mendapat musibah ternyata Allah telah mempersiapkan rezeki lain untuknya.
Keesokan harinya Safa selesai Shalat subuh dia langsung bergegas pergi menuju rumah milik Albert sesuai yang dia lihat di kartu nama yang di berikan oleh Adam, dan ternyata rumah Albert tidak jauh dari rumah peninggalan orang tua Safa.
Dengan mengendarai sepeda motornya Safa menelusuri jalan menuju rumah Albert, sesampainya di rumah Albert dia langsung membulatkan matanya melihat rumah yang dia lihat seperti sebuah istana di negeri dongeng. Belum lagi dengan penjagaan yang ketat, Safa langsung di introgasi oleh satpam begitu dia sampai di depan gerbang. Setelah satpam sudah mengkonfirmasi kalau benar Albert, sang tuan rumah menantikan kedatangan Safa, barulah Safa di perbolehkan masuk. Ia langsung di sambut oleh kepala pelayan rumah Albert.
“Assalamualaikum, kamu Safa, ya? Saya Inah panggil saja bi Inah, oh ya tadi malam tuan Albert berpesan kepada Saya, mbak Safa di minta untuk membuat Sarapan tuan Albert, setelah itu baru mbak Safa membangunkan tuan Albert, nanti saya akan kasih tahu kamarnya dimana” jelas Bi Inah. Sebelumnya Albert sudah memberi tahu kepada bi Inah jika, hari ini akan ada orang datang ke rumahnya dan akan di jadikan pelayan pribadinya.
“Baik Bi” Sahut Safa lalu dia langsung mengikuti bi Inah menuju dapur. Dia memulai masak masakan sebisanya, untungnya Safa pintar masak karena dari dulu dia selalu di ajarkan masak oleh ibunya, dan semenjak sepeninggalan ibunya dia sudah biasa masak sendiri untuk dirinya dan juga almarhum ayahnya ketika masih hidup.
Kali ini Safa akan memasak sarapan untuk Albert sebuah sandwich dan juga nasi goreng kampung, kenapa Safa menyediakan 2 menu karena dia tidak tahu kesukaan bosnya apa, biar nanti bosnya lah yang akan memilih sendiri. Setelah sarapan sudah tertata rapi di meja makan, baru Safa mengikuti bi Inah ke lantai 2 dengan menggunakan lift, mereka akan menuju kamar milik Albert.
Sesampainya di depan kamar Albert, bi Inah pun menjelaskan apa saja yang mesti di kerjakan oleh Safa. “Ini mbak Safa kamar tuan Albert, nanti mba Safa masuk saja dan langsung membangunkan tuan Albert, dan mempersiapkan segala kebutuhannya untuk ke kantor” ucap bi Inah.
“Baik bi” sahut Safa
“Ya sudah kalau begitu saya tinggal dulu ya mbak” pamit bi Inah
“Iya bi” sahut Safa.
Setelah kepergian bi Inah, Safa langsung mengetuk pintu kamar Albert tapi tidak ada sahutan dari dalam kamarnya. Safa pikir Albert masih tidur makanya dia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamar. Ketika sudah memasuki kamarnya dan melihat sekeliling kamar yang begitu mewah tapi pandangan Safa langsung tertuju kepada seorang pria tampan yang tengah shalat dengan mengenakan sebuah sarung dan juga baju koko, sampai siapa pun melihatnya akan jatuh hati dengan pria tampan yang ada di hadapannya yang tak lain adalah Albert.
“Ya allah, indahnya ciptaan mu” batin Safa sembari memandang wajah Albert yang begitu mempesona dengan pakaian muslimnya.
Albert memang sejak kembali dari Amerika dia mempelajari agama kembali kepada salah satu ustadz yang memang dulu pernah menjadi guru ngajinya ketika sang ibu masih hidup.
Selesai shalat Albert melihat ada Safa yang tengah berdiri di belakang pintu, dia langsung menatap tajam Safa yang masih terdiam dan terpesona akan dirinya.
“Kenapa kamu, terpesona ya sama saya?” Tanya Albert yang baru selesai shalat menganggetkan lamunan Safa.
“Oh..tidak, tuan maafkan saya” sahut Safa langsung menundukkan kepalanya. Tanpa memedulikan Safa, Albert pun berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya.
Setelah berganti pakaian dengan setelan baju olahraganya, Albert langsung mendekat ke arah Safa. “Kamu beresin kamar saya, saya akan olahraga dulu, jangan lupa siapkan pakaian kantor saya, awas jangan sampai ada yang hilang barang saya” pintah Albert
“Baik tuan” sahut Safa
“Emangnya gua mau maling apa disini” gumam Safa ketika Albert berjalan keluar kamar.
Albert pun membalikan badannya ketika sedikit mendengar gumaman Safa.
“Kamu bicara apa?” Tanya Albert
“Tidak tuan, tidak papa” sahut Safa setelah itu Albert langsung berjalan meninggalkan safa di kamarnya dan berjalan menuju ruang Gym untuk berolahraga. Sedangkan sepeninggalan Albert Safa langsung membereskan kamar milik Albert.
Setelah selesai dia langsung mencari dimana letak lemari baju milik Albert, ketika sudah menemukannya Safa langsung menyiapkan pakaian kerja Albert lalu dia letakan di tepi ranjang dan setelah itu dia memutuskan untuk cepat cepat keluar dari kamar, sebelum Albert kembali ke kamarnya.
Selesai Olahraga Albert langsung bersiap untuk mandi dan memakai pakaian kantornya. “Boleh juga selera tuh cewek” ucap Albert ketika sedang berdiri di depan cermin dengan mengenakan pakaian yang di siapkan oleh Safa tadi.
Ketika sudah selesai bersiap Albert langsung beranjak meninggalkan kamarnya menuju ruang makan untuk sarapan. Sesampainya di ruang makan di lihat semua pelayan sudah berjejer berdiri di dekat meja makan. Melihat tuannya datang bi Inah langsung menghampiri Albert yang sudah duduk di kursinya, seperti biasa bi Inah akan mengambilkan makanan untuk Albert.
“Pagi tuan” sapa semua pelayan.
“Hemm” sahut Albert.
Ketika melihat apa yang hendak di lakukan bi Inah, Albert pun langsung mencegahnya. “mulai hari ini bibi gak usah layani saya, biar dia yang layani segala kebutuhan saya bi” ucap Albert sembari menunjuk ke arah Safa.
“Baik tuan” sahut Bi Inah, Bi Inah pun langsung memundurkan langkahnya ke tempat semula.
“Kamu” panggil Albert kepada Safa.
“Saya tuan?” Tanya Safa dengan polos.
“Iya lah siapa lagi, ambilkan makanan buat saya sekarang” pintah Albert
“Baik tuan” sahut Safa, langsung mengambilkan makanan untuk Albert.
“Mau makan pakai apa tuan?” Tanya Safa
“Nasi goreng” jawab Albert tanpa melihat ke arah Safa dia sedang fokus ke handphonenya.
Mendengar jawaban bossnya Safa pun langsung mengambilkan nasi goreng dan ia letakan tepat di hadapan Albert.
“silahkan tuan” ucap Safa dengan memberikan senyum terpaksanya, padahal hatinya sudah sangat kesal terhadap Albert.
Ketika Albert hendak melihat Safa ingin memundurkan langkahnya, Albert langsung mencegahnya.
“Kamu ikut sarapan sekalian, saya gak mau nanti kamu kelaparan dan di kira saya nyiksa kamu lagi” pintah Albert.
“Tapi tuan” tolak Safa
“Duduk, dan makan” pintah Albert dengan tatapan dinginnya dia paling benci penolakan.
“Baik tuan” sahut Safa, dia langsung duduk dan mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Mereka berdua menikmati sarapan dengan sangat nikmat walaupun Safa merasa canggung dan kesal terhadap bosnya itu.
“Enak juga masakan nih cewek” batin Albert ketika baru menyuap nasi gorengannya.
“Gak bisasanya tuan Albert mau makan bersama orang yang baru di kenal, perempuan lagi, biasanya paling anti dekat dengan orang baru apalagi kalau dia seorang wanita” batin bi Inah yang memperhatikan Albert dan Safa sedang makan.
Selesai Sarapan kini Safa mengikuti Albert keluar rumah, mereka berdua akan berangkat ke kantor. Albert merasa kesal ketika melihat Safa hendak menaiki motornya. “Eh.., ngapain kamu naik motor?” Tanya Albert ketika melihat safa sudah duduk di motornya.
“Ya ikut tuan ke kantor” jawab Safa.
“Gak ada, kamu ikut saya” pintah Albert.
“Tapi tuan motor saya gimana?” Tanya Safa
“Ya nanti kan kamu juga pulang kesini sama saya, uda cepetan” pintah Albert.
“Baik tuan” sahut Safa langsung berjalan menuju mobil yang akan di kendarai Albert.
“Eh eh.., ngapain disitu, di depan emangnya saya supir kamu” pintah Albert ketika Safa hendak membuka pintu mobil belakang.
“Rese banget sih nih orang” batin Safa dengan kesal lalu dia menuruti perintah bosnya untuk duduk di samping pengemudi. Albert memang setiap pergi ke kantor selalu menyetir sendiri tidak pernah pakai supir terkecuali jika ke luar kota.
Sesampainya di kantor mobil yang di kendarai Albert berhenti di depan lobby, semua kariyawan dan staff matanya langsung tertuju kepada Safa yang keluar dari mobil Albert dengan membawakan tas kerja Albert.
“Eh bukannya itu Safa ya ko dia bisa satu mobil dengan tuan Albert ya, padahal dia baru kerja dua hari disini” ucap Salah satu teman Safa yang sesama cleaning Servis.
“Atau jangan jangan, dia menggoda tuan Albert lagi agar bisa naik jabatan” gosip gosip terus di bicarakan oleh para kariyawan tapi Safa mencoba untuk tidak mempedulikan omongan orang, yang penting bagi dia, dia tidak pernah melakukan apa yang di tuduhkan para kariyawan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Ros Lina
kok cuma smpe bab 3 aja
2023-08-08
1
💞🖤Icha
Safa...buat nasi goreng kampung...jadi senyum" juga...ada aza idenya...aq fikir sama aza nasi goreng hanya olahannya lebih lengkap....🤭🤭
Aq juga mau ngerasain nasi gorengmu Safa...buat sarapan pagi ini 👍👍😅😅
2023-08-08
2
Tri Oktifatun
lanjuutt kak othor...
2023-08-07
1