Delux Royal Hotel.
Didalam kamar suite, tampak wanita cantik yang baru terjaga dari tidur panjangnya. Dia adalah Nixeelin— wanita yang sudah menghabiskan waktu semalaman bersama sosok sitampan Miguel.
Pandangannya buram, menatap pada langit-langit kamar. Mengerjapkan beberapa kali kelopak matanya, Nixeelin segera bangun dan bersandar pada headboard.
Kepala berdenyut, dan terasa sangat berat. Ia tak ingat pada apa yang terjadi semalam. Tapi menyadari tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun, Nixeelin terkejut. Terlebih lagi dia merasakan perih diarea sensitifnya.
Dengan memaksakan diri, ia hendak beranjak tapi kembali terdiam saat merasakan sakit yang luar biasa. Tanpa terasa air matanya menetes, saat tiba-tiba sekelebat bayangan Miguel terlintas dibenaknya.
Dia sekarang mengingat bahwa semalam kesuciannya sudah direnggut oleh Miguel.
Memilih berdiam diri diatas tempat tidur, Nixeelin lalu memeluk kedua lututnya. Ia menangis, menyadari bahwa sesuatu yang berharga dalam hidupmu sudah hilang dan berganti rasa sakit. Entah bagaimana dirinya akan menjelaskan pada keluarga jika seandainya mereka mengetahui hal ini.
Lama tercenung dengan linangan air mata, Nixeelin segera meraih ponselnya diatas nakas dan menghubungi asistennya— Viet.
“ Hallo, Viet.. “ suara Nixeelin lemah. Gelombang suaranya bergetar saat menyerukan nama asistennya.
“ Xeelin, kau dimana? Sejak semalam aku mencarimu. Kau menghilang kemana.”
Serentetan pertanyaan dilontarkan Viet diseberang sana. Nada suara pria muda itu terdengar begitu khawatir. Tentu saja, karena Viet bukan hanya seorang asisten melainkan sepupu Nixeelin.
“ Viet.. jemput aku dihotel Delux Royal.”
Alih-alih memberi jawaban atas pertanyaan Viet, Nixeelin justru memberi titah kepada asistennya.
Sesaat Viet diseberang telfon terdiam, namun tak lama segera memutus panggilan dan buru-buru dia bergegas ketempat tujuan.
****
Disatu sisi, ada Davis yang tengah berada didalam mobilnya. Dia tengah mengemudi seraya menghubungi orang kepercayaannya.
“ Ishal, kau mendengarku..” ucap Davis saat panggilannya sudah terhubung dengan orang diseberang sana.
“ Iya, ada apa?”
“ Dengarkan aku.. kau cari Nixeelin. Cari tau, apakah dia masih dihotel Delux atau tidak. Dan juga.. beritahu pada anak buahmu, suruh mengawasi kakakku dan laporkan padaku apa saja yang dilakukannya.”
Dengan satu tarikan nafas, Davis menurunkan titah kepada orang kepercayaannya— Ishal.
Ishal adalah pengikut setia Davis. Pria muda itu sudah menjadi orang terdekat Davis sejak masih kecil hingga sekarang usia Davis sudah memasuki usia dewasa.
⚘️
⚘️
⚘️
Mansion Kwans.
Dikamar utama Nauora duduk disofa seraya melihat berita dalam ipadnya. Tak lama kemudian beralih pada koran diatas meja. Dugaannya tak pernah meleset, setiap kali sang suami berulah pasti dalam hitungan detik media langsung mempublis. Seperti sekarang, berita mengenai suaminya yang mengunjungi hotel dimalam minggu sudah tersebar.
Senyum tipis terukir setelah membaca berita suaminya, Nauora segera merobek koran itu dengan kasar.
“ Mereka semua sudah lancang.” ucap Nauora dengan suara pelannya. Menghela nafas kasar, ia segera meraih ponselnya dan menghubungi orang kepercayaannya.
“ Ciko, temui aku dikamar.”
Hanya seuntaian kalimat yang diucapkannya dan segera memutus panggilan begitu saja. Tak kurang dari satu detik, muncul lah sosok pria tampan bertubuh kekar yang tak lain adalah Ciko— asisten sekaligus orang kepercayaan Nauora.
“ Nyonya memanggil saya.” ujar Ciko dengan suara beratnya.
“ Bungkam semua media. Jangan sampai berita tentang suamiku sampai pada Ayahku. Dan juga.. cari tau siapa wanita yang sudah ditiduri Miguel.” titah Nauora dengan tegas.
“ Baik, Nyonya.”
Ciko tak bergeming meski tuturnya sudah siap melaksanakan perintah. Dia mematung ditempat, memandangi wajah cantik Nyonya nya yang sedang tengah berfikir keras.
“ Ada apa? Kenapa kau masih disini?” Nauora yang baru sadar, kini mengangkat pandangan dan menatap keherangan pada asistennya.
“ Maafkan aku, Nyonya. Tapi apakah bisa aku tau.. apakah anda baik-baik saja.”
Setelah memberanikan diri, Ciko akhirnya melontarkan tanya karena sesungguhnya jauh didalam lubuk hati ia merasa khawatir pada apa yang dialami sang atasan.
Pertanyaan Ciko membuat Nauora tersenyum kecut. Lama menatap pria tampan didepannya, ia pun segera memalingkan wajah saat tiba-tiba pandangannya buram karena lapisan bening yang tercipta dimanik matanya.
“ Tidak.. aku tidak baik-baik saja.”
Gelombang suara Nauora terdengar bergetar. Wanita cantik itu tengah berusaha menahan tangisnya.
Sedangkan Ciko, pria dewasa itu perlahan mendekat dan berjongkok dihadapan Nauora. Ia juga membantu menyeka air mata wanita cantik didepannya yang mengalir begitu saja.
“ Semua akan baik-baik saja, Nyonya. Jangan menangis dan tetaplah seperti biasa.” Ciko menenangkan Nauora seraya menatap intens wajah wanita itu.
“ Terima kasih.”
Nauora menampilkan senyum meski wajahnya sudah berlinang air mata. Dirinya bersyukur karena memiliki sosok Ciko yang selalu setia bersamanya dan juga menyayanginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments