Deg.
Penuturan Miguel sukses membungkam bibir mungil Nauora. Air mata terus mengalir, tapi kata-kata tak ada yang keluar dari bibirnya.
Semua yang dikatakan suaminya memang benar adanya, tapi ada sesuatu yang tidak pernah suaminya ketahui sampai saat ini.
“ Jadi.. “ Nauora tak dapat berkata-kata. Suaranya tercekat, hanya mampu tersenyum getir seraya mendongak menatap suaminya yang terlihat begitu angkuh.
“ Jadi selama ini.. kau mengira aku melakukan semuanya karena diriku dan putraku? Kau tidak mau tau bagaimana prosesku untuk bisa membuatmu menjadi pimpinan?” lanjutnya dengan air mata yang tak hentinya mengalir.
“ Paling kau hanya meminta tolong pada Ayahmu. Dia seorang presiden, dan sangat mudah baginya membuat menantu bodohnya seperti aku duduk dikursi itu.” Miguel menjawa dengan enteng. Menurunkan pandangannya hingga beradu tatap dengan sang istri.
Perlahan tangan Miguel bergerak, mengusap lembut pipi istrinya yang basah karena linangan air mata.
Begitulah sosok Miguel, meski setiap hari rumah tangganya dibumbuhi perdebatan, tapi jauh didalam lubuk hatinya ia merasa tak tega jika melihat seorang wanita menitikkan air mata.
“ Diamlah dikamar ini, jangan keluar sebelum air matamu kering, jika tidak pelayan akan menertawakanmu.” ucap Miguel setengah berbisik dan segera berlalu, meninggalkan istrinya. Niatnya yang tadi ingin berendam didalam bathroom sudah meluap. Ia kini hanya butuh menyendiri diruangan khususnya. Dengan langkah gontai Miguel meninggalkan kamar utama.
“ Cukup sampai disini.”
Deg.
Langkah kaki tertahan, suara maskulin itu membuat Miguel mematung ditempat. Dia tak menoleh karena tau siapa sipemilik suara itu yang tak lain adalah adik iparnya sendiri— Davis Kwans.
“ Kau menghabiskan malam minggumu kemarin bersama wanita diluar sana.” ujar Davis dengan tangan dimasukkan dalam saku celana. Tubuhnya tegap, kekar dan jauh lebih tampan lagi dari sang kakak ipar.
“ Lalu apa masalahmu? Bukankah kau sudah tau kebiasaanku?” balas Miguel berbalik badan sehingga dapat melihat jelas tampang datar nan dingin adik iparnya.
Tak menyukai kakak iparnya, Davis pun hanya bersikap dingin pada Miguel saja.
Bukk.
Tanpa aba-aba, Davis menghadiahi bogem mentah diwajah tampan Miguel. Miguel yang tidak siap pada serangan mendadak iparnya, langsung tersungkur diatas lantai.
Sementara Davis, dia tak tinggal diam. Ia meraih kerah kemeja sang kakak ipar dan menghujani kembali pukulan sampai merasa puas. Tak ada yang melihat perkelahian mereka, sehingga dengan mudah Davis memukuli Miguel.
“ Aakkhh.. “ Davis berteriak setelah puas memukuli wajah Miguel. Pria muda itu tampak sangat frustasi, dan terlihat sangat terpuruk.
Jika Miguel sering tidur dengan berbagai wanita hingga menyakiti Nauora, Davis tak sekecewa ini. Tapi kali ini berbeda karena wanita yang ditiduri kakak iparnya adalah wanita yang ia cintai dalam diam.
“ Kenapa?”
Dalam ketidaksanggupan, Miguel berusaha bangkit dan menyeka darah segar yang keluar dari sudut bibirnya. Nafasnya tak beraturan, menatap nanar pada adik iparnya.
“ Kau.. kenapa harus Xeelin? Ada banyak wanita dikota ini, dan jika kau ingin perawan.. kau bisa menyuruhku mencari. Kenapa harus Xeelin ku?”
Untuk pertama kalinya Davis menitikkan air mata. Dia sungguh merasa hancur, sama seperti hancurnya wanita yang sudah ditiduri Miguel semalaman dihotel berbintang.
Ya, hanya Davis dan Nauora yang mengetahui gerak-gerik dan tingkah laku serta apa saja yang diperbuat oleh Miguel. Buruk busuknya Miguel hanya diketahui oleh kakak beradik itu karena Dave Kwans— Ayah mereka sangat sibuk mengurus negara sehingga tak memperdulikan rumah tangga sang putri sulung dan kehidupan sang putra bungsu. Tuan Dave Kwans sendiri memiliki rumah pribadi bak kastil, terkadang akan tinggal dirumah mewahnya, dan terkadang juga akan tinggal di istana negara. Itu sebabnya, Tuan Dave Kwans sangat jarang berkunjung kerumah yang ditempati kedua anaknya.
“ Aku sudah memperingatkanmu kan.. kau tidak mendengarku.” tutur Miguel menahan rasa sakit diwajahnya yang sudah lebam membiru.
“ Itu masalahmu dengan Nauora, kenapa membawa-bawa aku.” bentak Davis segera bangkit dan berlalu sebelum amarah kembali menguasai dirinya.
“ Lindungi dia.”
Suara berat Miguel menghentikan langkah kaki Davis. Pria muda itu segera menoleh dengan kening berkerut seraya menatap nanar pada kakak iparnya.
“ Aku yakin.. kakakmu akan mencari dia. Dan mungkin Nauora akan membunuhnya seperti wanita lain.”
Miguel mengingatkan adik iparnya, bagaimana tempramen buruk Nauora. Bahkan wanita-wanita yang sudah ditiduri Miguel semua berakhir tragis, begitulah yang diketahui Miguel dan Davis.
Mendengar ucapan Miguel, Davis seketika tersadar. Benar, dia hampir saja melupakan satu hal bahwa sang kakak bukanlah wanita sembarangan. Sepanjang pengetahuannya pada sang kakak, memang tak ada hal baik yang pernah dilakukan oleh kakaknya itu.
Setelah terdiam beberapa saat, buru-buru Davis berlari keluar meninggalkan Miguel begitu saja. Tujuannya tak lain adalah mencari dimana Nixeelin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments