Dunia Asmara 05

Masih dikediaman megah milik keluarga Kwans, tampak Miguel yang tengah berada diruang bawah tanah. Ruang khusus yang didesain untuk tempat penyimpanan berbagai merek alkohol ternama.

Red wine didepan Miguel, sudah setengah botol. Terlihat juga bahwa pria tampan itu sudah setengah mabuk, tapi tak juga menghentikan kegiatan minumnya. Seperti itulah Miguel, jika sedang kesal pada keadaan dan juga istrinya, maka tempat terbaiknya untuk menenangkan diri adalah diruang bawah tanah. Sebab tak akan ada yang ketempat itu selain dirinya dan juga sang asisten yang selalu setia mendampingi.

“ Andre.. “ Miguel menyerukan nama asistennya dengan suara yang lemah. Bahkan hampir tak terdengar.

“ Tuan, berhentilah minum. Nyonya Nauora akan menutup tempat ini jika anda ketahuan minum lagi.” Andre mengingatkan pada Tuannya, namun tak dihiraukan.

" Tunggu." ucap Miguel dengan suara beratnya.

" Iya, Tuan. Ada apa?" tanya Andre dengan sopan.

" Aish, kau membuatku merinding. Berhenti memanggilku seperti itu. Aku merasa jadi tua. Panggil saja seperti biasa. Lagipula aku bukan Tuanmu, aku ini temanmu." omel Miguel panjang lebar.

Mendengar penuturan Miguel, Andre langsung menghela nafas seraya berkacak pinggang. Tatapan malas ia lemparkan pada sang atasan.

" Kau ingin aku dimarahi mertuamu?"

Pria muda yang notabene adalah asisten sekaligus sekertaris itu, tampak mendelik pada sang atasan.

" Kau bodoh? Tentu saja kau akan dimarahi jika dia ada lalu bicaramu seperti itu padaku. Kau bicara santai saja saat kita berdua. Kau mengerti?" omel Miguel mulai kesal.

" Aish, baiklah." jawab Andre dengan wajah ditekuk.

Sementara Miguel kembali melanjutkan kegiatan minumnya, meneguk sedikit demi sedikit alkohol didepannya.

“ Dengarkan aku, Andre.. " seru Miguel tiba-tiba, menghentikan sejenak acara minumnya.

" Aku sangat menyesal. Kau tau kan.. bagaimana aku dulu ingin sekali menjadi pemimpin di DX Kwans. Tapi ternyata.. aku hanya dijadikan boneka.” tambah Miguel kembali meneguk minumannya.

Andre terdiam, pria dewasa itu hanya mendengarkan curhatan sang atasan. Dia tentu sudah mengetahui lika-liku hidup yang dijalani Tuannya, sebab Andre sudah ikut sejak lama bahkan saat Miguel masih menjabat sebagai pegawai biasa diperusahaan kecil.

⚘️

⚘️

⚘️

Apartemen Avaluei.

Waktu berlalu cepat, dan hari kini berganti lagi. Disebuah apartemen elit dan terbesar di ibukota, tepatnya di unit VIP yang sangat luas tampak wanita cantik yang menghuni tempat itu. Nixeelin Oliveira— pemilik setengah apartemen termahal. Berkat kerja kerasnya dan kecerdasannya dalam berbisnis, ia berhasil mendapatkan setengah saham dari apartemen mewah itu.

Nixeelin juga tak selalu berada diapartemen, karena ia memiliki rumah pribadi yang hanya dihuni olehnya sendiri. Itulah mengapa banyak pria yang jatuh hati kepada sosok Nixeelin, yang tak hanya cantik dan kaya raya, tetapi juga sangat pintar dalam dunia bisnis.

Duduk termenung diruang kerjanya, ia kini masih memikirkan hal yang sama, tentang kesuciannya yang direnggut beberapa hari yang lalu. Ingin marah, tapi setelah kesadarannya terkumpul, Nixeelin mengakui bahwa dirinya juga menginginkan belaian Miguel malam itu.

Meski dikendalikan dengan obat perangsang, namun Nixeelin dapat mengingat bagaimana ia dengan senang hati bercinta dengan Miguel semalaman. Dirinya tak bisa menyalahkan pria tampan itu walau seseorang memang sudah menjebaknya saat di club.

Tok. Tok. Tok.

Ketukan pintu membuat lamunan Nixeelin buyar. Ia segera menyahut dan mempersilahkan orang diluar sana masuk.

“ Xeelin, Tuan Michel sudah datang.” ucap Viet seraya berjalan mendekat kearah meja kerja atasannya.

“ Baiklah, suruh dia masuk.” balas Nixeelin dan segera beranjak dari duduknya.

“ Nixeelin.. “ panggil Viet membuat wanita cantik itu terdiam ditempat.

“ Apa yang dilakukan Miguel? Tolong.. beritahu aku.” tanya Viet yang sejak beberapa hari ini penasaran.

“ Tidak ada apa-apa. Keluarlah, dan suruh Tuan Michel masuk.” titah Nixeelin.

Nixeelin memilih merahasiakan apa yang terjadi padanya malam itu. Dia tidak ingin jika Viet mengetahuinya dan akan bertindak gegabah. Karena lawan mereka kali ini bukanlah orang sembarangan, melainkan menantu sulung dari orang nomor satu dinegaranya.

Viet segera berlalu saat merasa Nixeelin enggan tuk bercerita. Ia keluar dari ruangan dan mempersilahkan Tuan Michel masuk menemui Nixeelin.

“ Silahkan duduk, Tuan Michel.”

Nixeelin tersenyum menyambut tamu nya. Ia duduk disofa berseberangan dengan pria tampan itu.

“ Kau sangat cantik hari ini.” puji Michel dengan senyum tipis diwajah tampannya.

“ Aku baru pertama kali kesini.. dan aku sangat suka ruang kerjamu.”

Michel mengedarkan pandangannya, menatap takjub pada desain interior ruang kerja milik Nixeelin yang menurutnya sangat mewah.

Nixeelin yang mendengar ucapan pria gagah didepannya hanya menampilkan senyumannya.

“ Bukankah ruangan ini terlalu besar dan mewah untuk didalam apartemen? Kau seperti membangun kantor didalam apartemenmu.” seloroh Michel.

“ Aku suka jika ruang kerjaku luas karena itu membuat wawasan pemikiranku semakin luas juga dalam bisnis.” balas Nixeelin seadanya.

“ Oh, begitu. Dan juga.. aku baru pertama kali mengunjungi wanita yang ternyata suka bermain catur.” ucap Michel memainkan catur didepannya.

Nixeelin tersenyum tipis seraya memperhatikan Michel yang tengah bermain. “ Menurutku permainan catur adalah salah satu kunci agar sukses berbisnis. Aku memainkannya agar mudah mengantisipasi lawan bisnisku, dan dengan bermain catur aku bisa memahami perspektif lawanku juga. Jika kau tidak ingin dijatuhkan dalam dunia bisnis, maka kau harus paham cara bermain catur.”

Jawaban Nixeelin sukses membuat Michel terdiam. Pria tampan itu semakin jatuh hati dengan pesona Nixeelin.

“ Aku mendengar dari Viet.. katanya kau sudah menghubunginya dua puluh kali dalam sehari. Viet memberitahu aku bahwa kau ingin menyampaikan sesuatu.. jadi aku sengaja mengundangmu datang kemari.” ujar Nixeelin saat melihat lawan bicaranya diam saja.

“ Ah.. karena nasehatmu aku jadi lupa tujuan kedatanganku.” Michel memperbaiki posisi duduknya, dan menatap lekat wajah wanita cantik didepannya.

“ Aku ingin mengajakmu bekerja sama. Jika kau ingin berinvestasi pada perusahaanku, maka kau akan mendapatkan keuntungan tiga kali lipat.” ucap Miguel dengan mimik wajah yang begitu serius.

Nixeelin terdiam, mengamati wajah pria gagah didepannya. Dia belum bersuara dan memilih bersandar pada kursi sofanya seraya melipat tangan didepan dada.

“ Bagaimana jika usahamu gagal?” tanya Nixeelin.

“ Aku akan menjamin sembilan puluh sembilan persen, tidak akan gagal. Aku juga mengajak tetangga negara kita.” jawab Michel meyakinkan Nixeelin.

“ Apakah tetangga negara kita sudah menyetujuinya?” Nixeelin memastikan kembali karena ia tak ingin salah mengambil tindakan.

“ Apa maksudmu?” Michel tersenyum kikuk.

"Tentu saja dia akan setuju.” tambahnya.

“ Berarti dia belum setuju. Ada kemungkinan usahamu akan gagal. Bukan kau yang rugi besar, tapi aku.” pungkas Nixeelin dengan sangat angkuh.

“ Ah, aku juga belum mengetahui alasanmu mengajakku bekerja sama. Kenapa kau berfikir aku bisa berinvestasi pada perusahaanmu?” Nixeelin menatap nanar pada Michel.

“ Aku mendengar kau pemilik saham terbesar di perusahaan berlian. Aku hanya berfikir.. uang investasi satu milliar pasti hanya nilai kecil bagimu.” tutur Michel dengan enteng.

“ Benarkah? Kau cukup berani mencari tau latar belakangku. Kau kurang sopan, sebaiknya pergilah dari sini. Aku tidak bisa bekerja sama dengan lelaki sepertimu.” tukas Nixeelin segera beranjak dari duduknya.

“ Kau menghilang diclub tiga hari lalu, aku melihatmu bersama Miguel. Pasti terjadi sesuatu kan?”

Deg.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***