Merried With CEO

Merried With CEO

Bab 1. Menuruti permintaan Kakek Rizal

Byurr

Hujan membasahi kota di sore hari membuat semua orang yang sedang melakukan perjalanan sedikit terkendala, banyak pengemudi roda dua yang memilih untuk menepi karena tidak memakai mantel hujan. Namun tidak dengan pengendara mobil yang masih melanjutkan tujuan mereka. Di sebuah ruko yang memiliki teras lumayan lebar untuk berteduh, seorang gadis tengah kedinginan dengan pakaian setengah basahnya.

Gadis itu adalah Luna Marisa yang sedang berteduh saat tiba-tiba hujan mengguyur kota. Luna yang pulang dari bekerja harus melipir dulu untuk berteduh, agar pakainya tidak semakin basah karena dirinya lupa tidak memakai mantel hujan.

Hujan di sertai angin kencang membuat Luna mengusap lenganya sendiri sambil memeluknya erat, udara dingin seakan menusuk tulangnya.

"Cuaca siang begitu panas, kenapa tiba-tiba menjadi hujan." Gumam Luna sambil melihat langit yang berwarna hitam.

Sudah pukul lima sore, seharusnya dia sudah sampai rumah dan menemani sang kakek dirumah, tapi karena hujan Luna harus terjebak lebih lama di luar.

*

*

Pukul enam kurang sepuluh menit waktu sore hari, Luna baru saja sampai dirumah dan menaikkan motornya ke teras rumah karena memang tidak memiliki garasi, gadis itu mengambil selang air dan menghidupkan kran untuk menyiram motornya yang habis kena hujan. Luna melakukan cuma sebentar dikira sudah cukup gadis itu kembali menaruh selang ketempat semula.

"Tunggu sebentar, nanti aku masukan kau si biru," Luna menepuk jok motornya dan berlalu masuk kedalam rumah.

Saat masuk rumah indera penciumannya sudah mencium bau yang begitu menggoda perutnya yang sudah keroncongan, Luna segera mengayunkan kakinya menuju dapur.

"Kakek sedang apa?" Tanya Luna yang berdiri dibelakang kakeknya.

Kakek Luna menoleh kebelakang dan tersenyum, "Buatin kamu mie, hujan-hujan begini pasti kamu butuh makanan favorit mu ini," Kakek Seto terkekeh melihat cucu satu-satunya melakukan gerakan mencium aroma uap mie yang baru saja kakek Seto tuangkan di mangkuk.

"Kakek dengar sesuatu tidak?" Tanya Luna sambil diam memasang telinganya untuk mendengarkan sesuatu.

"Tidak dengar apa-apa Luna, memangnya apa?" Tanya sang Kakek dengan wajah penasarannya.

Krukkk...krukkk...

Luna tersenyum lebar sambil memamerkan giginya yang terlihat rapi, gadis itu lalu menjawab.

"Bunyi cacing diperut Luna kelaparan Kakek,"

Kakek Seto hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah cucunya yang selalu membuatnya tersenyum dan tertawa, apalagi ekpresi wajah Luna yang begitu lucu.

"Ya sudah bawa kemeja, kamu makan." Titah sang Kakek yang berjalan lebih dulu dan duduk di kursi.

Luna segara membawa mangkuk berisikan mie kuah dengan toping telur dan cabe, yang mampu menggugah selera Luna.

"Ganti baju dulu, kalau basah."

Luna menggeleng sambil menyeruput kuah panas gurih dan pedas itu.

"Udah laper kek," Jawab Luna sangat antusias memakan mie buatan sang kakek.

Kakek Seto hanya terkekeh, sesekali memperingati Luna agar makan dengan pelan dan hati-hati.

Kakek Seto menatap cucunya lamat-lamat, rasanya baru kemarin beliau mengendong Luna saat bayi, tapi sekarang bayi Luna itu sudah tumbuh dewasa diusianya yang 19 tahun.

"Habiskan, setelah ini ada yang akan Kakek bicarakan," Kakek Seto menyeruput teh sambil memakan cemilan roti. Mekipun sudah berumur tapi Kakek Seto terlihat masih bugar dan sehat, walupun kulitnya sudah keriput.

Luna tidak menjawab perkataan kakeknya, tapi gadis itu tak lama menyelesaikan makanannya dan kini menunggu Kakek Seto yang ingin bicara.

"Luna dengarkan Kakek," Ucap kakek Seto dengan tatapan serius, Luna sendiri menjadi penasaran dan juga was-was melihat keseriusan kakeknya.

"Iya kek, Luna akan dengarkan kakek baik-baik," Jawabnya sambil tersenyum.

Kakek Seto mendelik membuat Luna terkekeh, "Kamu ingat Kakek Rizal?" Luna mengangguk, "Beliau sedang sakit keras, dan beliau ingin bertemu dengan mu." Ucap kakek Seto, "Besok kita jenguk ya, tapi Kakek berpesan agar kamu mau menuruti permintaan Kakek Rizal."

Luna menaikkan satu alisnya, "Menuruti apa kek? kalau Luna disuruh terjun ke jurang, Luna ngak mau!" Luna menggelengkan kepalanya keras-keras.

Kakek Seto justru tertawa, "Tidak akan, kakek jamin itu."

Luna pun mengangguk setuju, kakeknya tidak mungkin akan menjerumuskan dirinya dengan hal yang tidak benar, maka dari itu Luna menyetujui saja. Meskipun dirinya memiliki rencana lain nanti.

*

*

Haloo semuanya, kembali lagi dengan karya baru author receh ini, 😘 JANGAN lupa beri dukungan author selalu untuk karya author receh ini ya..😘😘😘

Terpopuler

Comments

Diana Resnawati

Diana Resnawati

mampir thor

2024-07-25

0

Tinartin Tinartin

Tinartin Tinartin

baru baca tapi ceritanya amat seru banget .

2023-12-31

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

baru baca

2023-12-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!