Di meja makan Sarah tampak kurang nyaman dalam menikmati makan malamnya karna padu masih terus mengawasinya padahal lampu sudah mati dan penerang yang sarah gunakan untuk meneranginya di dapur hanya lilin namun pandu masih belum pergi juga dari tempatnya dan Sarah yang sudah di ambang kekesalanya menatap tajam pandu.
"Ngapain lihat-lihat orang makan kalok lapar ambil lagi sendiri sana."
"Aku masih keyang."
Sarah mendengus kesal lalu bangkit dari duduknya dan langsung membuang sisa makananya yang tak habis lalu ia mencuci piringnya.
"Dasar orang aneh.."
Tak lama sebuah tangan muncul dari samping sarah dan terlihat memegang cangkir berisi air.
"Ini air minum untuk mu."
Sarah di buat makin kesal lalu membalikan badanya "Aku bisa ambil sediri!!"
namun dengan cepat bibir sarah bungkam setelah pandu menutup mulut sarah dengan tanganya lalu mengisyaratkan untuk diam dan sarah sedikit bingung lalu terdengar suara seperti banyak robongan orang yang melewati depan rumah begitu juga suara motor padahal jam 11 lampu di kampung itu sudah mati. jadi lampu di sana hanya meyala dari jam 5 sore sampai jam 11 malam dan biasanya saat mati lampu orang di kampung akan menerangi rumah mereka menggunakan lilin atau lampu cas.
"Ini ambil minum mu, aku mau pergi melihat keluar dulu sepertinya ada yang terjadi di luar."
Lalu pandu memberikan secangkir air tadi pada sarah lalu berjalan ke luar rumah dan pada saat ia membuka pintu luar tak lupa ia membawa senter, di jalan ia menemukan berberapa bapak bapak yang lewat dan langsung di tanya oleh pandu.
"Pak,rame rame begini mau ke mana pak??"
"Katanya ada yang metemu mayat perempuan di kebun,katanya tubuhnya udah kepisah semua dan mayatnya itu perempuan dan katanya sih orangnya tinggal di depan balai desa dan ini kita di suruh pak kades buat patroli keliling kampung dulu karna besok baru ada polisi datang untuk peyelidikan sedangkan mayatnya di bawa ke RS yang ada di kota untuk di otopsi."
"Yaudah bapak bapak makasih infonya."
"Pergi dulu mas."
Pandu mengangguk lalu mereka pun pergi sedangkan pandu masuk ke dalam rumah.
Dari jauh sarah terlihat masuk ke dalam kamar lalu pandu mengunci pintu rumah dan menyusul istrinya masuk.
...×××××...
Di dalam kamar sarah terlihat sudah berbaring di kasur dan ia tampak sudah akan tidur lau pandu menutup pintu dan menguncinya lalu ia berjalan menghampiri sarah dan duduk di pinggir kasur.
"Aku bingung mau memanggil mu apa namun karna usia kita cukup jauh jadi biarkan aku memanggil mu dek"
"Bisa gak sih kamu diam ini udah malam."
"Maaf aku ganggu, tapi jangan panggil aku kamu rasanya kita seperti bukan suami istri aja jadi panggil aku mas aja."
"Ya ya ya sekarang cepat tidur."
"Tadi pada saat aku keluar aku bertemu bapak bapak yang lagi ronda katanya di temukan mayat seirang wanita yang katanya orangnya tinggal di depan balai desa kampung."
Sarah yang mendengar hal itu kaget sontak bangkit dari duduknya.
"Beneran."
Pandu mengangguk dan seketika bulu kuduk sarah terangkat semua karna ia sangat kenal siapa gadis itu karns gadis itu merupakan temanya waktu SMA dulu dan lagi padahal kondisi temanya itu sedang hamil anak dari kekasihnya dan yang tau hal ini hanya Sarah.
"Menurut kamu, gak maksudku menurut mas mungkin gak sih kalok yang ngebunuh dia itu kekasihnya soalnya gadis yang meninggal itu teman ku dan ia itu sedang hamil anak kekasihnya dan usia kandunganya itu baru 1 bulan, dia cerita katanya dia berencana memberitau kekasihnya."
"Kekasihnya itu orang mana??"
"Dia itu seorang pekerja tambang Suria Jaya dan namanya sandra."
"Untuk itu hanya ada kemungkinan kecil saja namun tak salah jika nanti kita melapor besok siang kan siapa tau membantu polisi untuk cepat menemukn siapa pembunuhnya."Sarah mengangguk lau tiba tiba sebuah kecupan di kening sarah.
"Selamat malam."
Sarah tampak kaget dan hanya terdiam sedangkan pandu segera berbaring di atas kasur saat sarah sadar dari lamunanya sontak ia segera berbaring dan kali ini ia membelakangi pandu sedangkan pandu menghadap punggungnya lalu merela pun tertidur.
...×××××××...
Pada jam 5 pagi sarah tiba-tiba terbangun karna mendengar suara ribut di dapur ia menoleh ke belakang rupanya pandu masih di sebalahnya.
"Jika bukan mas pandu apa bapak. Tapi bapak juga gak mungkin karna bapak itu orangnya jarang mau bangun pagi sejak sakit."
Lalu sarah bangkit dari baringnya rasa penasarnya juga muncul namun di sisi lain ia juga takut lalu ia menggoyangkan tubuh pandu.
"Mas masa banguan.."
Pandu perlahan membuka matanya "Ada apa.."
Sarah berbicara dengan suara kecil "Itu di dapur ada suara berisik berisik coba mas pergi meriksa bentar takutnya pencuri."
Pandu perlahan bakit dan kembali terdengar suara ribut itu lalu pandu segera membuka pintu kamar dan segera keluar dan hal pertama ia lakukan adalah memeriksa dapur dan ia kaget dengan apa yang ia lihat ruapanya ayah mertuanya itu terlihat sedang menaiki kursi dan terlihat akan meangambil sesuatu di dalam gudang.
"Pak mau ambil apa??"
Joko menoleh ke belakang.
"Untung kamu ada bangun bapak mau minta tolong ambilkan terpal itu bapak tidak sampai."
Pandu menoleh ke arah yang ayah mertuanya tunjuk lalu ia langsung tau dan segera mendekat.
"Yaudah sini pandu ambilkan."
Lalu pandu mengambil terpal itu, sedangkan joko turun dari kursi.
"Bapak tumben pagi pagi udah bangun biasanya masih istirahat di kamar."
"Itu tadi om mu mau pinjam terpal kita untuk di pasangkan di tempat duka, karna katanya biar nanti siang gak repot pasang lagi."
Setelah mengambil terpal itu pandu pun memberikanya pada Joko.
"Ini pak."
Lalu joko pun meangambilnya "Apa sarah masih tidur??"
"Udah banguan pak, tadi juga sarah yang suruh mas periksa ke dapur."
"Yaudah bapak pergi dulu, mungkin bapak gak balik lagi karna akan membantu orang di sana biar ada lah kita bantu dikit dikit sebelum pergi nanti siang ke kota. Nanti jangan lupa pintu di kunci yah "
Pandu mengangguk"Ia pak." Lalu pandu mengantarkan ayah mertuanya itu keluar dari rumah.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments